²©²ÊÍøÕ¾

Fundamental Pundit

Prospek TOWR Cerah, Seberapa Bagus Isi Jeroannya?

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
28 November 2023 11:10
foto : Ist/cnnindonesia.com
Foto: Ist/cnnindonesia.com

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham emiten tower, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) selama sebulan terakhir hingga Senin (27/11/2023) telah melonjak nyaris 15% kendati sejak awal tahun tren masih dalam koreksi.

Penguatan harga saham TOWR disinyalir berkat prospek dari tekanan suku bunga yang sudah mereda disertai kinerja keuangan yang semakin membaik.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada 22-23 November 2023. BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan sebelumnya sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Oktober 2023.

Pasar menilai suku bunga acuan BI saat ini sudah menjadi terminal rate, seiring dengan prospek bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang mulai melunak.

Menurut perhitungan CME FedWatch Tool memproyeksikan kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada posisi saat ini di 5,25-5,5% mencapai 96,8%. Bahkan cut rate diekspektasikan akan terjadi antara bulan Mei atau Juni 2024 sebanyak 25 basis poin (bps) dan menjadi 5-5,25%.

Ekspektasi suku bunga tinggi sudah mencapai puncak dan akan terjadi pivot suku bunga pada tahun depan akan menjadi gairah positif bagi industri tower. Dalam hal ini, TOWR juga termasuk. Pasalnya, industri tower memiliki tingkat utang yang relatif tinggi sehingga suku bunga mempengaruhi ongkos pinjaman.

Dengan suku bunga yang potensi melandai tahun depan, maka ongkos pinjaman juga bisa turun yang harapannya bisa meringankan beban perusahaan.

Menariknya, walau sepanjang kuartal III/2023 tekanan suku bunga terbilang cukup tinggi. TOWR masih bisa mempertahankan kinerja keuangan yang cukup solid dan realitanya tingkat utang tinggi tak mengganggu operasional. .

Utang Tinggi Tak Jadi Hambatan TOWR

Hingga September 2023, rasio utang yang tercermin dari debt to equity ratio (DER) mencapai 2,74 kali. Banyak orang beranggapan bahwa DER di atas 1 kali menunjukkan risiko terhadap utang yang tinggi. Hal tersebut memang benar, akan tetapi di industri tower bisa menjadi satu pengecualian. Kenapa begitu?

Terkhusus untuk TOWR, utang tinggi ini digunakan untuk melakukan ekspansi seperti membangun tower, memasang jaringan serat optik, dll. Ekspansi ini memang padat modal di awal.

Walau utang tinggi, tetapi bisnis menara ini memiliki penyewa tetap, biasanya minimal 10 tahun lamanya, dengan begitu pendapatan yang akan didapat cenderung stabil. Dalam hal ini, aliran kas yang didapat dari pelanggan juga akan ikut stabil.

Berbicara cash flow, hingga September 2023 TOWR mencatatkan free cash flow tetap positif sebesar Rp3,6 triliun. Nilai tersebut bahkan meningkat dibandingkan sepanjang 2022 yang sebesar Rp3,4 triliun.

Dalam pembangunan menara baru, perusahaan juga akan mempertimbangkan siapa yang akan jadi penyewa, sehingga untuk ekspansi biasanya sudah ada penyewa dahulu sehingga pendapatan bisa lebih terukur dan operasional masih akan tetap terjaga.

Kinerja Keuangan TOWR Semakin Solid

Beralih pada profitabilitas, TOWR mencatatkan pendapatan pada kuartal III/2023 menguat 1,1% secara kuartalan (Quarter over Quarter/QoQ) ke Rp2,94 triliun. Penguatan tersebut berhasil mengakumulasi pendapatan sepanjang sembilan pertama 2023 menjadi Rp8,72 triliun atau tumbuh 7,6% secara tahunan (Year-on-Year/YoY).

Capaian tersebut juga sudah cukup inline dengan pendapatan yang dicetak tahun lalu, yakni mencapai 79%. Pendapatan TOWR dalam lima tahun terakhir juga konsisten tumbuh positif dengan nilai Compound Annual Growth Return (CAGR) sebesar 13,8%.

Selama lima tahun terakhir laba bersih juga selalu menunjukkan pertumbuhan yang positif. Terbaru, hingga periode kuartal III/2023, TOWR berhasil mencetak laba bersih tumbuh 7,4% QoQ menjadi Rp866 miliar. Nilai tersebut kemudian mengakumulasi laba bersih sepanjang sembilan pertama tahun ini sebesar Rp2,42 triliun.

Kinerja profitabilitas TOWR yang solid tak lepas dari operasional bisnis-nya yang terus ekspansif, melansir data presentasi perusahaan pada periode selama 12 bulan terakhir hingga September 2023. Emiten infrastruktur yang terafiliasi dengan grup Djarum ini telah meningkatkan 207 menara dan 57.040 km jaringan serat optik, dengan aktivasi sebesar 2,274, termasuk 71.075 home connect dan 446,893 home passes.

Ekspansi tersebut membuat jumlah menara menjadi 29.915 dan jaringan serat optik (fiber) menjadi 196,912 km hingga September 2023. Dalam bisnis ini, TOWR memiliki pangsa pasar yang cukup kuat, mencapai lebih dari 40% dibandingkan industri.

Pangsa pasar yang kuat juga disertai tenancy ratio yang terjaga di 1,81 kali. Secara historis, tenancy ratio TOWR terus meningkat yang menunjukkan jumlah penyewa menara bertumbuh positif.

Tenancy Ratio TOWRFoto: Company Presentation
Tenancy Ratio TOWR

Prospek kolokasi bisa menjadi turning point dalam peningkatan tenancy ratio ke depan. Pasalnya, dengan kolokasi perusahaan bisa menambah jumlah penyewa lebih dari satu dengan satu menara saja. Kolokasi sendiri merupakan penempatan perangkat telekomunikasi untuk permohonan baru dari penyelenggara telekomunikasi.

Perhitungan Pendapatan Bisnis Menara melalui pembangunan menara baru dan kolokasiFoto: Company Presentation
Perhitungan Pendapatan Bisnis Menara melalui pembangunan menara baru dan kolokasi

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation