²©²ÊÍøÕ¾

Kompetisi Mobil Listrik Makin Sengit, Lebih Juara EV China Atau Tesla?

Muhammad Reza Ilham Taufani, ²©²ÊÍøÕ¾
28 January 2024 19:30
Mobil Lstrik Baru Pabrikan China Neta . (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Mobil Lstrik Baru Pabrikan China Neta . (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýIndustri mobil listrik di China tengah mengalami transformasi pesat yang mengguncang pasar, dengan produsen lokal berlomba-lomba untuk menantang dominasi Tesla.

Seiring munculnya lebih dari 100 model baru pada 2024, perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya bersaing dari segi jarak tempuh, tetapi juga menawarkan fitur canggih yang belum ditemui di mobil Tesla di pasar China sekaligus beberapa dengan harga yang lebih terjangkau.

Layar proyeksi dalam mobil, kulkas, dan sistem bantuan pengemudi menjadi daya tarik utama, menciptakan ekosistem bisnis persaingan sengit yang lebih mirip dengan industri barang konsumen dibanding industri otomotif.

Berbeda dengan strategi Tesla yang lebih fokus pada kinerja, produsen mobil China mengubah paradigma dengan menghadirkan kendaraan yang lebih menyerupai gawai canggih, sehingga menciptakan permintaan yang tinggi dari konsumen yang mencari hiburan dan teknologi terdepan.

"Kendaraan listrik di China menjadi produk elektronik konsumen. Ini mirip dengan industri ponsel," ujar Li Yi, chairman dan CEO Appotronics, perusahaan tampilan laser berbasis di Shenzhen yang diklaim bekerja sama dengan produsen mobil utama, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾.

"Di China, menurut saya, lebih menghibur, lebih banyak gadget, orang benar-benar ingin membeli sesuatu dengan spesifikasi teknologi paling canggih," tambahnya, sambil menegaskan bahwa di Eropa, fokus lebih pada fungsionalitas.

Sedangkan, mobil Tesla yang dikembangkan oleh Elon Musk belum dilengkapi dengan berbagai fitur dan aksesori tersebut. Tesla hanya menyediakan versi terbatas dari teknologi bantu pengemudi-nya di pasar China saat ini.

Meski Tesla tetap menjadi pemain utama, tantangan dari pesaing lokal seperti Aito dan Li Auto menjadi perhatian akan adanya pergeseran dinamis dalam preferensi konsumen dan inovasi teknologi dalam industri mobil listrik China yang berkembang pesat.

Appotronics mengklaim membuat layar proyeksi 32 inci yang terbentang di dalam SUV M9 baru dari merek Aito milik Huawei. Hingga 1 Januari, Aito melaporkan pesanan untuk M9 melampaui 30.000 unit, dengan pengiriman dijadwalkan dimulai pada akhir Februari.

Mobil berkapasitas enam penumpang ini dilengkapi dengan kulkas, kursi depan yang bisa dilipat, dan teknologi yang memproyeksikan informasi detail terkait kondisi jalan di depan. Teknologi ini, dikenal sebagai AR HUD yang juga dapat menampilkan petunjuk navigasi.

SUV M9 dijual sekitar CNY 470 - 570 ribu atau setara US$ 66 - 80 ribu (kurs: CNY 7,12/1US$). Sebagai perbandingan, Model Y dari Tesla, SUV berukuran sedang, dijual mulai dari CNY 258,9 ribu, sedangkan sedan Model S dijual mulai dari CNY 698,9 ribu.

Di antara pesaing terkenal lainnya, SUV L9 milik Li Auto dijual mulai dari CNY 429,9 ribu dan telah dilengkapi dengan fitur AR HUD, kulkas, serta teknologi bantu pengemudi. SUV G9 milik Xpeng, yang dianggap sebagai pemimpin di China untuk teknologi bantu pengemudi di jalan perkotaan, dijual mulai dari CNY 289,9 ribu.

Ini hanya sekilas dari mobil-mobil dan berbagai fitur yang tersedia di China. Lebih dari 100 model mobil listrik baru dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2024 di China, menurut HSBC.

Minat konsumen pada model mobil baru terfokus pada fitur teknologi di dalam mobil dan kemampuan bantu pengemudi yang "jauh lebih canggih" dibandingkan mobil listrik sebelumnya atau kendaraan bermesin bensin tradisional, kata Yiming Wang, analis di China Renaissance Securities.

Harga dan memaksimalkan jarak tempuh adalah dua pertimbangan utama lainnya bagi konsumen, tambah Wang.

Bisnis Jutaan Dolar

Li dari Appotronics berharap bahwa permintaan untuk teknologi mobil akan membantu segmen bisnis baru ini menghasilkan "beberapa ratus juta" yuan tahun ini - setara dengan sekitar US$ 40 hingga US$ 100 juta. Perusahaan yang terdaftar di Shanghai Stock Exchange ini sebelumnya menghasilkan sekitar US$ 300 juta dalam pendapatan total setiap tahunnya, kata Li.

Ketika ditanya tentang Tesla, Li mengatakan dia tidak diizinkan untuk mengungkapkan rincian namun mengatakan orang-orang di perusahaan otomotif AS tersebut "menginginkan sesuatu yang benar-benar berbeda dari produsen mobil China."

Dia juga mencatat bahwa berdasarkan pengalaman Appotronics, pelanggan China bersedia membayar lebih untuk teknologi mobil, sementara produsen mobil AS lebih fokus pada efisiensi biaya.

Hal ini disebabkan baterai mobil listrik dan beberapa bagian lainnya tidak diproduksi di AS, yang berarti perusahaan-perusahaan Amerika sudah membayar lebih untuk komponen inti mobil listrik, kata Li. Perusahaan-perusahaan China mendominasi rantai pasokan baterai mobil listrik.

Sebenarnya, alasan utama BYD berhasil adalah karena langkah pengembangannya yang lebih awal dalam industri baterai, yang mana sekarang dapat menekan biaya, kata Zhong Shi, analis di Asosiasi Dealer Mobil China.

BYD melampaui Tesla dalam produksi total mobil pada 2023, dan menjual lebih banyak mobil listrik baterai daripada perusahaan otomotif AS itu (Tesla) pada kuartal-IV 2023.

Raksasa otomotif asing seperti Volkswagen kesulitan menyesuaikan diri dengan lonjakan mobil listrik di China, sementara perusahaan domestik, termasuk perusahaan smartphone Xiaomi dan startup Zeekr yang didukung oleh Geely, berlomba-lomba untuk merilis mobil listrik.

"Saya pikir sistem Jerman berasal dari mekanik, dari bawah ke atas. Sistem China datang dari digital, dari atas ke bawah," kata Omer Ganiyusufoglu, anggota Akademi Ilmu dan Teknik Nasional Jerman.

Ketika merancang mobil, insinyur Jerman memikirkan tenaga kuda terlebih dahulu, sedangkan insinyur China mulai dengan desain kokpit dan kemudian interior, katanya, mengutip seorang insinyur mobil China, saat berbicara pada acara Huawei "5G Advanced" pada hari Senin.

Pengembangan Terknologi Bantuan Kemudi (Driver Assist) di China

Bantuan pengemudi muncul dalam setahun terakhir sebagai fitur kompetitif untuk mobil listrik di China.

Versi Tesla fitur bantuan mengemudi tersedia untuk di jalan tol atau yang dikenalkannya dengan sebutan Autopilot tersedia untuk penggunaan di negara tersebut, tetapi fitur "Full Self Driving" (FSD) untuk jalan perkotaan masih belum kompatibel.

Otoritas China secara bertahap mengizinkan mobil penumpang untuk menggunakan lebih banyak fitur bantu kemudi di kota, seperti pengereman halus di lampu lalu lintas. Pada November, pemerintah China juga mengumumkan dorongan nasional untuk pengembangan teknologi bantuan kemudi dan otonom melalui program uji coba.

Namun, masih belum jelas sejauh mana konsumen bersedia membayar untuk fitur-fitur tersebut.

"Meskipun pelanggan, khususnya di China, selalu menunjukkan dalam survei bahwa mereka bersedia membayar untuk keamanan umum dan fitur sistem bantu pengemudi canggih, jawaban mereka berubah ketika ditanyai tentang fitur ADAS (Advanced Driver Assistance System) [atau sistem teknologi mengemudi canggih berbasis teknologi AI] spesifik dan perilaku pembelian mereka memberikan cerita yang berbeda," kata Shay Natarajan, mitra di Mobility Impact Partners, sebuah dana ekuitas swasta yang berinvestasi di transportasi.

"Ada lebih dari 20 fitur ADAS unik," katanya, mencatat peringatan titik buta atau pandangan kamera surround adalah item paling populer. "Perlu diperhatikan bahwa FSD tidak berada di puncak daftar fitur ADAS yang pelanggan bersedia bayar."

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]Ìý

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation