
Harga Minyak Adem, MEDC & ELSA Mampu Bagi Dividen Nggak Ya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga minyak mentah dunia jatuh pada tahun lalu dan belum menggembirakan pada tahun ini. Kendati demikian, masih ada peluang PT Medco Energy International Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) membagikan dividen atraktif tahun.
Melansir dari Refinitiv, harga minyak brent pada akhir tahun lalu, Jumat (29/1/2023) berada di US$ 77,04 per barel, sementara minyak mentah WTI ada di harga US$ 71,65 per barel. Kedua acuan harga minyak mentah global tersebut masih terjerembab di zona merah hingga 10% pada 2023.
Harga minyak mentah yang jatuh pada sepanjang tahun lalu terjadi di tengah konflik geopolitik di Timur Tengah hingga eskalasi di Laut Merah yang memanas. Hal ini sebenarnya anomali, karena biasanya harga minyak mentah akan naik apabila ada isu perang yang memungkinkan demand meningkat.
Namun, yang terjadi pada tahun lalu tidak begitu sehingga prospek profitability emiten yang bergerak di minyak dan gas pada 2023 ada potensi tidak akan setinggi tahun sebelumnya. Selain itu, pada 2022 bisa dibilang tahun komoditas karena pada saat itu minyak mentah melambung di atas US$ 120 per dolar.
Prospek Dividen MEDC dan ELSA
Kendati kondisi minyak masih belum kemana-mana tetapi prospek emiten di sektor ini masih potensi memberikan dividen yang cukup menarik. ²©²ÊÍøÕ¾ Research menilai setidaknya ada dua emiten yang akan bagi dividen lagi tahun ini yakni PT Medco Energy International Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
ELSA terbilang jadi emiten yang paling rajin bagi dividen lantaran tak pernah absen dari 1995. Pada tahun lalu, ELSA memberikan dividen yang cukup atraktif hingga di atas 7%, cukup bersaing dibandingkan obligasi pemerintah dan deposito perbankan.
Pada tahun ini, ELSA potensi memberikan dividen yield sekitar 7%-nan. Ini didasarkan dari harga saham per Senin (29/1/2024) di Rp404 per lembar, dengan asumsi perkiraan Earning Per Share (EPS) pada 2023 sebesar 74 dan rata-rata Dividen Payout Ratio (DPR) selama tiga tahun sebesar 43,19%.
Beralih ke emiten minyak selanjutnya ada MEDC, pada tahun lalu emiten tersebut berhasil memberikan dividen final dan interim sebesar Rp38,58 per lembar dari hasil laba bersih tahun buku 2022. Pada akhir 2023, MEDC juga sudah memberikan dividen interim sebesar Rp15 per lembar saham.
Jadi, pada tahun ini investor tinggal menunggu dividen final saja. Jika mengakumulasikan dengan dividen interim yang sudah dibagi tahun lalu. ²©²ÊÍøÕ¾ Research memproyeksikan MEDC bisa memberikan dividen yield sekitar 4,10%.
Proyeksi dividen yield MEDC tersebut didapatkan dari perkiraan EPS pada tahun 2023 sebesar 200, dengan dividen payout ratio (DPR) atau porsi dividen yang diambil dari laba bersih setelah dikurangi laba ditahan sebesar 25%. Angka tersebut diasumsikan ²©²ÊÍøÕ¾ Research bahwa MEDC kemungkinan akan cukup konservatif membagikan dividen mengingat masih banyak ketidakpastian kondisi ekonomi tahun ini.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCHÂ
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)