²©²ÊÍøÕ¾

Economic Outlook 2024

Harga Nikel Menuju Titik Keseimbangan Baru, RI Ketiban Untung?

Muhammad Reza Ilham Taufani, ²©²ÊÍøÕ¾
29 February 2024 20:20
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembvangan Infrastruktur Energi, Dr. Ir. Ego Syahrial, M.SC memberikan pemaparan dalam acara ²©²ÊÍøÕ¾ Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembvangan Infrastruktur Energi, Dr. Ir. Ego Syahrial, M.SC memberikan pemaparan dalam acara ²©²ÊÍøÕ¾ Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga nikel menjadi salah satu topik sorotan dalam Economic Outlook 2024 ²©²ÊÍøÕ¾ÌýIndonesia. Maklum,Ìýpersoalan terkini dari komoditas nikel ini erat kaitannya dengan harga yang menunjukkan adanya tren penurunan. Hal ini menjadikan adanya potensi terbentuknya titik keseimbangan (equilibrium) harga nikel baru.

Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves menyatakan harga nikel dalam 10 tahun terakhir berada di level US$ 15 - 17 ribu per ton. Berdasarkan hal tersebut, harga nikel saat ini menunjukkan masih berada di level harga cukup baik dalam perspektif 10 tahun terakhir.

Ìý

Source: Trading Economics

Seto juga menambahkan terkait potensi harga nikel berada di equilibrium US$ 16 - 18 ribu. "Kita [harga nikel] akan bergerak di US$ 16 - 18 ribu, kecuali [terjadi] demand shock dari Tiongkok ya," kata Seto.

Menurut Seto, level harga saat ini bukanlah permasalahan signifikan. Seto menyatakan bahwa koreksi harga nikel saat ini menjadi sentimen positif untuk industri hilir dengan harga baterai yang lebih murah dan menciptakan efisiensi bagi para pelaku industri.

"Banyak [smelter nikel] yang tidak efisien smelternya, makanya sulit berkompetisi ke depan. Kedua kita sebagai negara yang dorong hilirisasi harus seimbang investasi di baterai mobil listrik harus mulai masuk bukan hanya hulu tapi juga hilir," kata Seto dalam Economic Outlook 2024 ²©²ÊÍøÕ¾.

Penurunan harga komoditas nikel turut menyebabkan harga nikel yang telah diolah juga mengalami penurunan harga. Berdasarkan hal tersebut, pemilik tambang harus mampu memangkas biaya produksi untuk dapat menjual nikel olahan dengan harga kompetitif.

Berdasarkan hal tersebut, penurunan harga nikel dapat mendorong pelaku industri dapat lebih mengefisiensikan bebannya, sehingga dapat meningkatkan keunggulan dibanding pesaing global seperti tambang nikel di Australia.

Australia tidak mikir hilir, mereka ekspor-ekspor saja. Dari hilir, harus dilihat price equilibrium harus dilihat hulu untung, hilir untung, baterai untung, mobil juga untung. Jadi [harganya] terjangkau masyarakat.

Seto menjelaskan jika harga nikel tinggi maka harga baterai juga akan mahal, sehingga penjualan mobil listrik juga dapat terkoreksi ke depan. Tingginya harga mobil listrik dapat menyebabkan konsumen masih menjauhi kendaraan listrik yang memiliki harga yang jauh lebih mahal dibanding mobil berbasis bahan bakar minyak.

Sebagai informasi, mobil Hyundai Ioniq 5 dijual dengan harga mencapai Rp 782 juta. Harga tersebut setara dengan beberapa merek mobil berbasis BBM antara lain Pajero, CRV, Innova Zenix, Fortuner, dan banyak mobil tipe baru lainnya.

Ditambah lagi, mobil listrik memerlukan penggantian baterai dengan kisaran harga RP 400-500 juta. Dengan harga berkisar Rp 400 jutaan, uang itu bisa membeli unit Avanza tipe terendah yakni Avanza 1.3 E MT yang dibanderol Rp 235-an juta dengan Brio Satya S MT yang dihargai Rp 265-an juta.

Harga baterai tersebut bahkan bisa digunakan untuk membeli mobil low cost green car (LCGC) sebanyak dua unit, bahkan untuk LCGC termahal misalnya Honda Brio Satya CVT yang kini dibanderol Rp 193-an juta.

Indonesia Penyebab Penurunan Harga Nikel?

Indonesia dianggap sebagai "biang kerok" atas penutupan tambang nikel global karena banyaknya fasilitas pemurnian nikel di negara ini yang membanjiri pasar dunia.

Surplus pasar nikel global diperkirakan akan terus meningkat. Pada 2024 surplus pasokan nikel akan bertambah menjadi 239.000 metrik ton, berdasarkan perkiraan INSG.

Kondisi kelebihan pasokan tersebut terjadi selama tiga tahun berturut-turut dan surplus pada 2024 akan menjadi yang terbesar.

Indonesia sendiri adalah pemilik cadangan logam terbesar di dunia dan sebagian besar produksi merupakan bahan Kelas 2, bahan dengan kemurnian lebih rendah, yang digunakan dalam produksi baja tahan karat.

Produk logam nikel Indonesia diperkirakan mencapai 1,6 juta ton tahun lalu, naik 54% dari tahun 2021, menurut Survei Geologi AS (USGS).

Jumlah tersebut mencakup hampir separuh produksi nikel global, yang totalnya diperkirakan mencapai 3,3 juta ton.ÌýINSG mengatakan bahwa peningkatan produksi Indonesia masih akan menekan harga nikel hingga tahun depan.

Akan tetapi, penurunan harga nikel global bukanlah sepenuhnya 'dosa' Indonesia. Berdasarkan data INSG, produksi nikel China yakni Kelas 1 juga terus meningkat.

²©²ÊÍøÕ¾ÌýINDONESIA RESEARCH

[email protected]Ìý

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation