
Perayaan Idul Fitri Tahun Ini Penuh Duka dan Teror Bagi Warga Gaza

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Puluhan ribu warga Palestina di Gaza tidak bisa merayakan momen Lebaran lantaran tetap digempur oleh pasukan Israel. Miris memang karena momen Lebaran seharusnya disambut dengan suka cita, bukan duka.
Sejumlah 14 warga Palestina di kamp Nuseirat tewas akibat serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel pada Selasa (9/4/2024) waktu setempat.
Hari Raya Idul Fitri dibalut dengan duka bagi warga Palestina yang selamat. Reuters melaporkan masyarakat di Gaza berbondong-bondong mengunjungi kuburan kerabat dan keluarga mereka di Hari Raya Idul Fitri.
Mereka datang ke pemakaman untuk mengenang masa-masa indah ketika masih bisa berkumpul, sebelum Israel merusak kebahagiaan dan kehidupan mereka dalam perang intensif selama 6 bulan, sejak Oktober 2023 lalu.
Amany Mansour, seorang ibu yang hanya bisa memandangi kuburan anak lelakinya. Ia mengingat Idul Fitri tahun lalu adalah hari terbaik dalam hidupnya.
"Anak saya berada di sisi saya, di pelukan saya. Apa pun yang dia inginkan selalu saya penuhi," kata dia, dikutip dari Reuters, Kamis (11/4/2024).
"Saya harap dia ada di sini sekarang. Dia akan pergi ke masjid di pagi hari dan meminta saya menyiapkan hadiah ketika dia pulang. Semua sirna. Segala yang baik dari hidup saya telah tiada," ia menuturkan.
Hal serupa dirasakan Mahmoud al-Hamaydeh. Ia mengingat keluarga dan kerabatnya biasanya menghabiskan waktu bersama selama libur Lebaran.
"Hari ini menurut saya sangat menyakitkan. Tidak sama seperti Idul Fitri tahun lalu. Saya merasa sedih dan menangis. Saya sedih atas hari-hari yang telah berlalu," kata dia yang sekarang harus menggunakan kursi roda karena terluka akibat serangan Israel.
Agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejauh ini telah menewaskan 33.360 warga, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan melukai lebih dari 75.993 warga, sebagai jumlah korban awal.
Saat ini, lebih dari 2,3 juta orang di Gaza tak punya rumah. Berbagai fasilitas umum telah hancur lebur. Suplai makanan dan kebutuhan pokok mereka pun tak pernah cukup.Â
Selain Palestina, duka saat momen Lebaran juga dialami di Sudan yang dilanda perang saudara antara angkatan bersenjata dengan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sejak April 2023.
Akibat konflik tersebut, lebih dari 13.000 orang tewas dan 8 juta warga Sudan lainnya terpaksa mengungsi. Selain itu, 25 juta orang atau hampir setengah populasi Sudan bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Kondisi memprihatinkan ini mendapat simpati terdalam dari Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
"Setiap tahun, saya menyampaikan ucapan selamat Idulfitri kepada masyarakat Muslim di seantero dunia," kata Guterres dilansir Antara pada Rabu (10/4/2024).
"Hati saya hancur kala mengetahui bahwa di Gaza, Sudan, dan di banyak tempat lainnya. Sangat banyak masyarakat Muslim tidak dapat merayakannya dengan baik akibat konflik dan kelaparan," ucapnya.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)