²©²ÊÍøÕ¾

Puncak Arus Balik: Waspadai Fenomena Microsleep, Apa Itu?

Muhammad Reza Ilham Taufani, ²©²ÊÍøÕ¾
14 April 2024 14:15
INFOGRAFIS, Daftar Lengkap Rest Area Tol Trans Jawa
Foto: Infografis/Daftar Rest Area Pemudik Tol Trans Jawa/Edward Ricardo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kasus kecelakaan masih terjadi selama arus mudik dan balik Lebaran 2024. Salah satu pemicu kecelakaan adalah "microsleep" di mana pengemudi tiba-tiba tertidur sesaat.

Fenomena yang dikenal sebagai "microsleep" ramai dibicarakan setelah sejumlah kecelakaan arus mudik dipicu oleh pengemudi yang mengantuk. Banyaknya kecelakaan dikhawatirkan kembali terulang saat arus balik.

PT Jasa Marga memprediksi puncak arus balik 2024 akan terjadi pada H+4 Hari Raya Idulfitri atau pada Senin, 15 April 2024. Diprediksi jumlah kendaraan di empat gerbang tol utama mencapai 296 ribu kendaraan.

Seperti diketahui, sebanyak 12 orang menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 pada Senin (8/4/2024). Korban merupakan mobil Daihatsu Gran Max.

Kecelakaan terjadi karena menyeberang keluar dari contraflow menuju jalur berlawanan arah kemudian menabrak bus dan mobil lainnya.
Dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah karena sang sopir mengantuk.

Sebelumnya, sebuah truk tangki pengangkut minyak sawit terguling di Jalan Raya Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat pada Minggu (7/4/2024) dini hari. Truk menghantam pemudik yang sedang melaju di sebuah mobil. Tiga orang tewas dalam kecelakaan.

Korban tewas juga terjadi dalam insiden sebuah mobil di hutan kawasan TNBBS Pekon Rata Agung Kecamatan Lemong Pesisir Selatan, Lampung, pada Jumat (5/4/2204).

Supir mobil diduga mengantuk sehingga mobil masuk jurang, Satu balita dilaporkan meninggal.

Faktanya, mudik memang kerap menimbulkan kecelakaan. Supir mengantuk dan rem blong adalah beberapa penyebab utama kecelakaan.

Kondisi mengantuk saat berkendara kerap dikaitkan dengan fenomena "microsleep". Fenomena terjadi ketika seseorang tiba-tiba tertidur dalam hitungan detik, bahkan dalam situasi yang seharusnya membutuhkan kewaspadaan penuh, seperti saat mengemudi.

Lantas, apa itu microsleep, apa saja tanda-tandanya, dan apakah penyebabnya?

Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan, microsleep adalah kondisi singkat di mana seseorang tiba-tiba tertidur selama beberapa detik hingga beberapa menit, meskipun mereka sebenarnya tidak sadar bahwa mereka telah tidur.

Ini sering terjadi tanpa peringatan dan bisa sangat berbahaya terutama jika terjadi saat sedang mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan penuh.

Tanda-tanda Microsleep:

1. Penurunan Respons: Pada saat microsleep, respons terhadap stimulus eksternal, seperti suara klakson atau goyangan mobil, akan menurun atau bahkan tidak ada sama sekali.

2. Mata Terasa Berat: Sebelum microsleep terjadi, seringkali ada sensasi mata yang terasa berat atau sulit untuk tetap terbuka.

3. Kehilangan Kesadaran Sementara: Individu yang mengalami microsleep mungkin merasakan seolah-olah mereka kehilangan sebagian atau semua kesadaran mereka selama beberapa detik.

Penyebab Microsleep:

1. Kurang Tidur: Kurang tidur adalah penyebab utama microsleep. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, otak akan mencoba untuk "menagih" tidur tersebut, bahkan di saat-saat yang tidak tepat.

2. Kelelahan: Aktivitas fisik atau mental yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan, yang dapat memicu microsleep.

3. Rutinitas Monoton: Menjalani aktivitas yang monoton, seperti mengemudi di jalan yang lurus dan panjang, dapat membuat otak menjadi bosan dan lebih rentan terhadap microsleep.

4. Konsumsi Alkohol atau Obat-obatan: Alkohol dan beberapa jenis obat-obatan dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan microsleep.

Data Kecelakaan

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah merilis data terkait serangkaian kecelakaan lalu lintas selama masa arus mudik Lebaran tahun 2024. Menurut data yang diungkapkan, mayoritas kecelakaan melibatkan pengguna sepeda motor.

Sepeda motor masih menjadi kategori kendaraan yang paling rentan terlibat dalam kecelakaan mencapai 73%, diikuti oleh kendaraan angkut orang atau bus dengan 12%, angkutan barang dengan 10%, dan mobil pribadi dengan 2%. Sementara itu, 3% sisanya terdiri dari jenis kendaraan lainnya.


Kecelakaan arus mudik yang disebabkan oleh microsleep dapat menjadi pengingat bagi pengemudi untuk memastikan istirahat cukup sebelum melakukan perjalanan jauh dan untuk selalu memperhatikan tanda-tanda kelelahan atau microsleep saat berkendara.

Secara nasional kecelakaan lalu lintas ini mengalami penurunan dari 2.159 menjadi 1.835, atau turun sebesar 15%. Penurunan jumlah kecelakaan ini juga diikuti dengan penurunan korban jiwa. Tahun ini, tercatat 281 orang meninggal akibat kecelakaan, turun 3% dari 291 orang tahun sebelumnya. Namun, jumlah luka berat mengalami kenaikan sebesar 13%, sementara luka ringan mengalami penurunan.

Aan juga menjelaskan bahwa jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi adalah tabrakan adu banteng, dengan total 379 kasus. Tabrakan depan-depan masih menjadi yang tertinggi dengan 433 kejadian, diikuti oleh tabrakan depan-belakang, dan laka tunggal yang kemungkinan disebabkan oleh kelelahan atau microsleep.

Kecelakaan paling banyak terjadi di wilayah Polda Jawa Timur, diikuti oleh Polda Jawa Tengah dan Polda Metro Jaya.

 Sekitar 35 Orang Meninggal/Hari Selama Mudik

Data Kepolisian RI yang disampaikan dalam Evaluasi Mudik 2023 di DPR mencatat jumlah korban meninggal selama arus mudik dan balik masih di atas 500 jiwa.

Pada 2023, jumlah pemudik yang tewas mencapai 534 jiwa dalam 15 hari Operasi Ketupat arus mudik dan balik (17 April-1 Mei 2023). Artinya, ada 35,6 orang meninggal per hari karena kecelakaan lalu lintas selama periode arus mudik dan balik tersebut.

Jumlah ini memang lebih sedikit dibandingkan musim mudik 2022 yakni 62 jiwa orang meninggal per hari.
Artinya, dalam dua musim mudik terakhir, rata-rata korban meninggal akibat kecelakaan menembus 48,8 jiwa atau hampir 49 jiwa per hari,

Sebagai catatan, musim mudik 2022 adalah tahun pertama di mana masyarakat Indonesia diperbolehkan bepergian ke luar kota setelah pandemi Covid-19.

Pemerintah melarang mudik pada 2020 dan 2021 saat Covid-19 masih dalam puncaknya.

Menurut Kepolisian RI setidaknya ada enam faktor utama penyebab tingginya kecelakaan mudik yakni pelanggaran lalu lintas, kendaraan yang digunakan bermasalah, kondisi jalan raya yang rusak seperti jalan berlubang, faktor rambu-rambu lalu lintas, cuaca dan iklim, dan kondisi tidak terduga.

Dia menambahkan pemudik perlu menyimak 10 tips yang disarankan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk berkendara saat berpuasa untuk mengurangi kecelakaan:
1. Istirahat yang cukup
2. Hindari makanan yang bisa menyebabkan kantuk
3. Patuhi batas kecepatan kendaraan
4. Jaga jarak aman dengan kendaraan lain
5. Perbanyak istirahat jika kehilangan kosentrasi
6. Perhatikan tekanan angin pada ban kendaraan
7. Sabar dan peduli aturan lalu lintas
8. Pahami rute perjalanan sebelum berkendara
9. Cermat gunakan aplikasi navigasi untuk hindari jalur alternatif berbahaya
10. Hindari membawa penumpang dan barang berlebihan.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation