²©²ÊÍøÕ¾

Harga Batu Bara Membara Karena Gelombang Panas, RI Kipas-Kipas Duit

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
08 May 2024 07:20
Stock Pile batu bara PT Kaltim Prima Coal, Tanjung Bara, Kalimantan Timur. (²©²ÊÍøÕ¾/Firda Dwi Muliawati)
Foto: (²©²ÊÍøÕ¾/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara mulai kembali menunjukkan taringnya. Harga batu bara berhasil menguat dua hari beruntun pada pekan ini. Salah satu pendorong kenaikan harga batu bara adalah musim panas ekstrem yang melanda beberapa wilayah Asia, sehingga mendorong permintaan batu bara, salah satunya India.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Selasa (7/5/2024) harga batu bara acuan ICE Newscastle menguat 0,45% di level di US$ 146,6 per ton.

Gelombang panas kini tengah melanda beberapa negara di wilayah Asia, salah satunya India. Hal ini pun mendorong pemerintah India melakukan antisipasi dengan meningkatkan pembangkit listrik untuk mengisi daya pendingin ruangan. Bahkan India bersiap untuk meningkatkan impor batu bara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kementerian Tenaga Listrik mengatakan bahwa 184 pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 211 GW saat ini memiliki 67% dari tingkat stok batu bara normal.

Namun, mengingat sebagian besar kapasitas pembangkitan berbahan bakar gas saat ini belum dimanfaatkan terutama karena pertimbangan komersial, Kementerian Ketenagalistrikan telah mengeluarkan arahan untuk memastikan kapasitas operasional Stasiun Pembangkit Berbasis Gas (GBS) selama periode krisis.


Berdasarkan data Otoritas Listrik Pusat (CEA) tanggal 5 Mei, 184 pembangkit listrik yang dipantau CEA memiliki stok batu bara sebesar 47,37 juta ton dibandingkan level normatif sebesar 70,55 juta ton. Kementerian Tenaga Listrik memproyeksikan permintaan puncak akan mencapai 260 GW selama musim panas ini. Permintaan listrik puncak mencapai titik tertinggi sepanjang masa, yaitu 243 GW pada bulan September 2023.

Permintaan listrik puncak terpenuhi atau pasokan tertinggi dalam sehari naik menjadi 224,18 GW pada  April 2024 dibandingkan 215,88 GW pada April 2023. Pasokan tertinggi dalam sehari telah mencapai 223,84 GW pada tanggal 3 Mei, lebih tinggi dari 221,42 GW yang tercatat pada bulan Mei tahun lalu.

Pemenuhan kebutuhan listrik puncak sebesar 219,37 GW pada 1 Mei dan 222,03 GW pada 2 Mei tahun ini. Karena perkiraan tingginya permintaan akan listrik, Kementerian Tenaga Listrik telah mengambil banyak langkah, termasuk mewajibkan pengoperasian pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang diimpor di dalam negeri untuk menjembatani kesenjangan permintaan-penawaran.

Kementerian juga telah meminta pembangkit listrik berbasis batu bara dalam negeri untuk mengimpor batu bara untuk campuran sebesar 6%. Saat ini, 85% kebutuhan listrik pada jam-jam non-tenaga surya dipenuhi melalui pembangkit listrik tenaga batu bara dan lignit.

"Sebagian besar kapasitas pembangkitan berbahan bakar gas saat ini belum dimanfaatkan terutama karena pertimbangan komersial. Penting untuk memastikan bahwa kapasitas operasional Stasiun Pembangkit Berbasis Gas (GBS) dimanfaatkan selama periode krisis untuk mengoptimalkan ketersediaan listrik selama periode permintaan tinggi," surat dari Kementerian Tenaga Listrik yang dikeluarkan untuk seluruh pembangkit listrik tenaga gas, dikutip dari etvbharat.com

Mengacu pada permintaan listrik, Kementerian Tenaga Listrik dalam suratnya mengatakan bahwa berdasarkan penilaian permintaan bulanan, GRID-India akan memberi tahu stasiun pembangkit berbasis gas tentang perkiraan permintaan tinggi sehingga Gencos dapat mengaturnya untuk gas alam sesuai kebutuhan.

GRID-India akan memberi tahu GBS jumlah hari yang harus mereka hasilkan selama seminggu, setidaknya 14 hari sebelumnya. GBS yang diberitahukan dan dijadwalkan oleh GRID-India pada hari pertama akan dijamin untuk dikirim dengan kapasitas minimal 50% sepanjang waktu selama periode permintaan tinggi yang ditentukan.

RI Dapat Berkah

Permintaan ekspor batu bara dari Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada kuartal I 2024. Hal tersebut menyusul dengan penggunaan listrik yang meningkat drastis untuk pendingin ruangan karena gelombang panas yang terjadi di negara tetangga dan Asia.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menjelaskan selama kuartal I 2024, terdapat peningkatan permintaan batu bara RI dari negara tetangga dan Asia. Peningkatan permintaan batu bara ini terefleksi dari peningkatan jumlah ekspor ke Vietnam, India dan China.

"Vietnam meningkatkan impor batu bara, gas bahkan listrik untuk memastikan tidak terjadi shortage energi seperti tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena kekeringan yang membuat performa PLTA di bawah kapasitas," kata Deputi Executive Director APBI, Gita Mahyarani kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (7/5/2024).

²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation