²©²ÊÍøÕ¾

Harga Batu Bara Jatuh Hampir 1%, Masih Bisa Naik Nggak?

mae, ²©²ÊÍøÕ¾
09 May 2024 07:40
FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018.  REUTERS/William Hong/File Photo
Foto: REUTERS/William Hong

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara melemah setelah terbang dua hari beruntun. Pelemahan disebabkan oleh aksi profit taking.

Harga batu bara pada perdagangan kemarin, Rabu (8/5/2024) ditutup di posisi US$ 145,4 per ton. Harganya melemah 0,82%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan dua hari sebelumnya di mana harga batu bara menguat dengan kenaikan sebesar 0,83%.

Pelemahan harga batu bara utamanya disebabkan oleh aksi profit taking. Harga pasir hitam sebelumnya terus merangkak naik dari US$ 138,6 per ton pada 29 April 2024 menjadi US$ 145,4 per ton kemarin.

Setelah dua hari harga batu bara naik, pelaku pasar memilih profit taking.

Sebelumnya, harga batu bara terus menguat karena lonjakan permintaan di Asia setelah gelombang panas menghantam kawasan tersebut. Gelombang panas membuat penggunaan pendingin dan listrik naik sehingga ada peningkatan pasokan batu bara.
sejumlah negara Asia saat ini tengah berjuang menghadapi gelombang panas. Di antaranya adalah Thailand, Filipina, Myanmar, hingga India. Negara-negara tersebut masih mengandalkan pembangkit batu bara untuk menghasilkan listrik.

India mengandalkan 75% produksi listrik dari batu bara sementara Vietnam sekitar 55%, Myanmar sebesar 50%, dan Filipina sekitar 58%.

India juga bersiap menghadapi musim panas Pemerintah India memperkirakan permintaan listrik akan mencapai puncak pada musim panas April-Juni. Permintaan listrik diperkirakan akan menembus 250 Gigawatt (GW). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada puncak musim panas tahun lalu pada September 2023 yakni 243 Gw.

kendati melemah pada hari ini, sejumlah analis memperkirakan harga batu bara masih akan naik ke depan. Lonjakan permintaan karena gelombang panas serta mulai menggeliatnya ekonomi China dan Vietnam menjadi salah satu alasan.

S&P Global menjelaskan kenaikan harga batu bara ditopang oleh proyeksi permintaan batu bara di China dan India. Permintaan dari China kemungkinan akan naik karena meningkatnya permintaan (energi) setelah libur Hari Buruh.

"Pembangkit listrik di India juga diperkirakan akan melanjutkan pembelian dari luar negeri karena suhu udara diperkirakan akan melonjak," tulis S&P Global dalam Market Movers Asia May 6-10: Singapore Cooking Coal Conference in focus; Chinese market reopens after Labor Day holidays, dalam website resmi mereka.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation