
Strategi PYFA akuisisi Farmasi Australia, Bagaimana Valuasinya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) ambruk sejak awal tahun, bahkan terkoreksi lebih dari 50%. Penurunan harga saham PYFA terjadi seiring dengan perseroan yang membukukan kerugian pada 2023 dan terpantau membesar pada kuartal-I 2024.
Lantas, apakah terdapat potensi saham PYFA mengalami kebangkitan atau kejatuhan akan semakin dalam?
Saham PYFA terkoreksi 53,8% menjadi Rp 116 per saham sejak awal 2024. Penurunan ini menjadikan saham PYFA hanya memiliki nilai pasar Rp 62 miliar.
Salah satu faktor kejatuhan harga saham PYFA disebabkan oleh membengkaknya rugi bersih sepanjang 2023 sebesar Rp 85 miliar. Bahkan, pada kuartal-I 2024, PYFA mencatat kerugian mencapai Rp 45 miliar.
Sebelumnya, PYFA mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 275 miliar pada 2022.
Tingginya laba bersih PYFA (2022) didukung oleh pendapatan lain-lain mencapai Rp 380,9 miliar. Namun, akun ini tidak dapat sepenuhnya diakui sebagai kinerja operasional, sebab nilai tersebut diperoleh dari laba atas diskon pinjaman. Artinya, pendapatan tersebut hanya terjadi sekali dan memiliki kemungkinan kecil untuk kembali terjadi.
Valuasi Relatif
Dari analisis perbandingan valuasi, terlihat bahwa PYFA memiliki beberapa kelebihan seperti PBV rendah, GPM yang kompetitif, current ratio, dan quick ratio yang menunjukkan likuiditas yang baik.
Namun, tingginya DER dan kerugian yang besar menjadi tantangan signifikan. Meskipun ada potensi undervaluation, risiko keuangan tetap tinggi. Emiten lainnya seperti PEHA dan KAEF menunjukkan kinerja yang lebih stabil dalam beberapa aspek, namun juga menghadapi tantangan tersendiri dalam hal profitabilitas dan likuiditas.
Prospek PYFA: Rights Issue & Pembelian Probiotec
PYFA melalui anak perusahaannya yang didirikan di Australia, PYFA Australia Pty Ltd (PAPL), akan mengakuisisi 100% saham perusahaan pengemasan obat global, Probiotec Limited. Langkah strategis ini ditandai dengan penandatanganan Scheme Implementation Deed (SID) pada 21 Desember 2023. PYFA Australia Pty Ltd akan mengambil alih seluruh saham Probiotec dengan harga AUD3 atau sekitar Rp31.505 per lembar.
Meskipun perusahaan belum merinci total jumlah saham yang diterbitkan oleh Probiotec, sehingga nilai pasti dari akuisisi ini belum dapat dipastikan, namun melalui keterbukaan informasi, aksi ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar grup Perseroan di pasar internasional. Selain itu, akuisisi ini juga akan memberikan akses kepada teknologi serta riset dan pengembangan (R&D) yang lebih mumpuni.
CEO Pyridam Farma, Lee Yan Gwan, mengungkapkan bahwa akuisisi ini akan memberikan akses ke teknologi terdepan dan kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global yang nantinya akan menguntungkan industri farmasi di Indonesia. "Akuisisi ini akan memberikan akses ke teknologi terdepan dan juga kesempatan untuk bermitra dengan pemain farmasi global yang nantinya akan menguntungkan industri farmasi di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (22/12/2023).
Lebih lanjut, rencana akuisisi ini diharapkan dapat menekan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan meraih skala ekonomis yang lebih menguntungkan, diharapkan akan tercipta efisiensi dalam rantai pasokan, produksi, dan akses kepada sumber daya.
Dalam keterbukaan informasi tersebut juga ditegaskan bahwa perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Probiotec selaku pihak lainnya dalam perjanjian pengambilalihan saham ini.
Probiotec Limited merupakan perusahaan farmasi asal Australia yang telah bermitra dengan sejumlah pemain besar global seperti Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores, dan lainnya untuk berbagai obat dan produk kesehatan. Dengan akuisisi ini, Pyridam Farma diharapkan dapat memanfaatkan kekuatan dan posisi Probiotec di pasar Australia untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut di bidang manufaktur dan distribusi farmasi.
Layakkah Investasi?
Secara keseluruhan, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menunjukkan kelebihan dan kekurangan yang signifikan dalam analisis kelayakan investasi.
Di satu sisi, nilai Price to Book Value (PBV) yang rendah menunjukkan bahwa saham PYFA undervalued. Hal ini menjadi daya tarik investor yang mencari peluang investasi dengan harga rendah.
Rencana akuisisi Probiotec Limited juga memberikan prospek pertumbuhan jangka panjang dengan akses ke teknologi, R&D, dan pasar internasional yang lebih luas.
Namun, kinerja keuangan PYFA yang buruk, ditandai dengan kerugian signifikan dan tingginya rasio Debt to Equity Ratio (DER), meningkatkan risiko keuangan yang perlu dipertimbangkan. Memang, PYFA memiliki potensi turnaround, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada eksekusi strategi akuisisi dan perbaikan kinerja operasional. Oleh karena itu, investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi, dengan mempertimbangkan toleransi risiko dan tujuan investasi jangka panjang.
Ìý
²©²ÊÍøÕ¾ÌýINDONESIA RESEARCH
(mza/mza)