²©²ÊÍøÕ¾

China Gencar Perang Lawan Dolar AS, Dunia Makin Butuh Yuan

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
26 June 2024 14:40
Shopping cart with Dollar and Yuan banknotes are seen in front of U.S. and Chinese flag displayed in this illustration taken January 30, 2023. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Peran dolar Amerika Serikat (AS) sebagai alat transaksi internasional bisa berkurang dan mulai digeser oleh yuan China. Salah satunya aksi nyata dari Bank Sentral China, People's Bank of China, yang telah menerbitkan panduan layanan yuan digital untuk memudahkan para turis bertransaksi dengan Yuan.

Menurut Bonnie Chan, CEO Bursa Efek dan Kliring Terbatas Hong Kong dalam sebuah panel pada hari Selasa (25/6/2024), agar yuan China dapat digunakan secara lebih global, mata uang tersebut memerlukan lebih banyak "aplikasi" seperti untuk saham dan obligasi.

Beijing telah lama menggembar-gemborkan ambisinya untuk meningkatkan penggunaan yuan China secara global atau yang juga dikenal sebagai "renminbi" atau "RMB" di pasar keuangan internasional tempat dolar AS yang merupakan mata uang dominan. Sanksi AS terhadap Rusia juga telah meningkatkan tekanan pada beberapa negara untuk memiliki alternatif bagi dolar AS.

Selama pertemuan "Summer Davos" Forum Ekonomi Dunia di Dalian, China, Chan mencatat bahwa orang memegang mata uang untuk perdagangan atau sebagai tempat penyimpanan kekayaan.

"Kami tidak akan hanya menyimpan sejumlah RMB dan menaruhnya di rekening bank ini. Anda ingin memiliki obligasi, Anda ingin memiliki ekuitas, dan lain-lain." ujar Chan, kepada °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô³Ù±ð°ù²Ô²¹³Ù¾±´Ç²Ô²¹±ô.

"Salah satu keharusan strategis kami diubah untuk memastikan bahwa kami terus memproduksi lebih banyak produk sekuritas berdenominasi RMB," ujar Chan.

Dengan demikian, investor di seluruh dunia benar-benar dapat melihat lebih banyak aplikasi RMB dan dapat menggunakannya sebagai media untuk menyimpan kekayaan dalam bentuk RMB."

Tahun lalu, HKEX mengumumkan program "Dual-Counter" yang memungkinkan investor untuk memperdagangkan sekuritas yang terdaftar di Hong Kong dalam dolar Hong Kong atau yuan China.

Dalam langkah signifikan menuju internasionalisasi yuan, Dana Moneter Internasional pada tahun 2015 mengumumkan bahwa mereka akan menambahkan yuan ke keranjang mata uang cadangannya tahun berikutnya.

Yuan adalah mata uang keempat yang paling aktif untuk pembayaran global berdasarkan nilai pada Mei, yang mencakup hampir 4,5% dari transaksi tersebut, menurut jaringan pesan antarbank SWIFT. Dolar AS memiliki pangsa hampir 48%.

Dalam pembiayaan perdagangan, yuan berada di peringkat ketiga dengan sekitar 5,1% padan Mei, menurut SWIFT. Euro sedikit lebih tinggi pada 5,6%, sementara dolar AS mendominasi dengan pangsa hampir 85%, data menunjukkan.

Fred Hu, pendiri, ketua dan CEO Primavera Capital, mengatakan pada panel yang sama hari Selasa bahwa internasionalisasi yuan mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan banyak orang, meskipun ada peningkatan jumlah pernyataan dari Beijing.

Meskipun China adalah negara perdagangan terbesar dan memiliki pusat keuangan yang besar, "kami tidak sebesar, sedalam AS," kata Hu. "Selain itu rekening modal kami juga tertutup, tidak sepenuhnya dapat dikonversi dalam beberapa hal yang dapat menghambat internasionalisasi renminbi."

Sebagaimana diketahui, dolar AS merupakan mata uang yang paling banyak digunakan untuk melakukan perdagangan internasional dan keuangan transaksi.

Dolar Masih Jadi Raja Dunia

Di luar negeri pasar valuta asing, tempat mata uang diperdagangkan, dolar AS juga terlibat dalam hampir 90% dari seluruh transaksi. Dolar AS adalah mata uang pilihan bagi investor selama ini krisis ekonomi besar, sebagai mata uang "safe haven".

Selama krisis keuangan global tahun 2008-2009, misalnya, dan di tengah gejolak ekonomi yang terkait dengan Pandemi Penyakit Virus Corona 2019 pada tahun 2020, investor mencari dolar AS, mengharapkan dolar mempertahankan nilainya.

Apakah yuan mampu menggeser posisi dolar AS sebagai mata uang pilihan investor?

Berikut ini besaran mata uang masing-masing negara nilainya sudah dikonversikan ke dolar AS. Inilah daftar delapan mata uang alias 'Penguasa Cadangan Devisa Global'.

Data IMF menunjukkan cadev global mengalami peningkatan dari US$11,91 triliun pada kuartal IV-2022 menjadi US$12,33 triliun pada kuartal IV-2023 atau naik 3,5% dalam kurun waktu satu tahun.

Kenaikan ini juga tercermin dari cadev dalam bentuk dolar AS, euro, yen Jepang, poundsterling, dolar Australia, dolar Kanada, hingga franc Swiss.

Sementara berbeda halnya dengan renminbi China yang justru mengalami penurunan dari US$287,81 miliar pada kuartal IV-2022 menjadi hanya US$261,73 miliar pada kuartal IV-2023 atau turun 9,06%.

Lebih lanjut, kendati secara nominal cadev dalam bentuk dolar AS mengalami kenaikan, namun porsinya justru mengalami sedikit mengalami penurunan dari 58,5% pada kuartal IV-2022 menjadi 58,4% pada kuartal IV-2023.

Secara porsinya, cadev dalam bentuk yen Jepang, dolar Australia, dan dolar Kanada justru mengalami kenaikan, masing-masing menjadi 5,7%; 2,11%; dan 2,58%.


²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation