
China Dihantam Krisis Baru: Asing Pilih Kabur Bawa Ratusan Triliun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Investor asing ramai-ramai menarik dana sebesar US$15 miliar atau sekitar Rp240 triliun (kurs Rp16.000/US$) pada kuartal II-2024 dari China. Hal ini tentu memberikan dampak bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang.
Dikutip dari Business Times, investor asing menarik jumlah uang yang belum pernah terjadi sebelumnya dari China pada kuartal II-2024, yang kemungkinan mencerminkan pesimisme mendalam terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal lalu tercatat sebesar 4,7% (year on year/yoy) atau lebih rendah dibandingkan kuartal I-2024 yang tumbuh sebesar 5,3% yoy.
Pertumbuhan kuartal II-2024 tersebut juga merupakan yang terendah sejak kuartal I-2023 yang pada saat itu tumbuh sebesar 4,5% yoy.
Rendahnya pertumbuhan tersebut membuat investor asing cenderung menarik dananya di tengah berbagai perlambatan yang terjadi, seperti penurunan properti yang terus berlanjut, permintaan domestik yang lemah, nilai yuan yang jatuh, dan gesekan perdagangan dengan Barat.
Selain itu, di sektor perdagangan, ekspor cenderung mengalami peningkatan disepanjang kuartal II-2024 tetapi impor mengalami penurunan yang tidak terduga.
Tercatat kewajiban investasi langsung China dalam neraca pembayaran turun hampir US$15 miliar pada periode April-Juni 2024, menandai hanya kali kedua angka ini menjadi negatif, menurut data dari State Administration of Foreign Exchange yang dirilis pada Jumat (9/8/2024). Penurunan tersebut juga mencapai sekitar US$5 miliar untuk enam bulan pertama tahun ini.
Jika penurunan ini berlanjut sepanjang tahun, ini akan menjadi arus keluar bersih tahunan pertama sejak setidaknya 1990, saat data yang dapat dibandingkan dimulai.
Lebih lanjut, investasi asing ke China telah menurun dalam beberapa tahun terakhir setelah mencapai rekor US$344 miliar pada 2021. Perlambatan ekonomi dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah menyebabkan beberapa perusahaan mengurangi eksposur mereka.
Data dari Kementerian Perdagangan Republik Rakyat China menunjukkan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) ke China secara tahunan terus menurun dan mengalami kontraksi.
Per Juni 2024, FDI ke China merosot 29,1% yoy menjadi CNY 498,91 miliar selama Januari-Juni 2024.
Dampak ke Indonesia
Keluarnya dana asing dari China memberikan dampak yang positif dan negatif secara bersamaan terhadap Indonesia.
Permintaan yang rendah dari China ini berdampak kepada Indonesia yang merupakan mitra dagang utama.
Pada kuartal II-2024, ekspor nonmigas Indonesia ke China memang mengalami kenaikan menjadi US$13,66 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar US$13,36 miliar sehingga jika dikalkulasikan, total ekspor nonmigas Indonesia ke China sebanyak US$27,02 miliar.
Kendati terlihat cukup besar, namun angka ini turun sekitar 9,68% jika dibandingkan semester I-2023 yang tercatat sebesar US$29,93 miliar.
Sementara sisi positifnya yakni aliran dana asing tampak justru masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Foreign Inflow terpantau sebesar sekitar Rp20,11 triliun pada kuartal I-2024 dan melonjak menjadi Rp32,15 triliun pada kuartal II-2024 yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)