²©²ÊÍøÕ¾

Umur Pria RI Lebih Pendek Dibanding Wanita, Emang Iya?

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
13 August 2024 13:31
8Penyakit Kronis 
Orang RI yang
Jadi Beban 
BPJS 
Kesehatan
Foto: infografis/8Penyakit Kronis Orang RI yang Jadi Beban BPJS Kesehatan/Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Laki-laki di Indonesia lebih rentan meninggal dibandingkan perempuan di Indonesia. Salah satu akibatnya ada terpapar polusi lebih banyak, terutama dari rokok.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka harapan hidup di Indonesia selalu menunjukkan tren kenaikan. Namun, sejak 2010 hingga 2023 atau lebih dari satu dekade, angka harapan hidup laki-laki selalu lebih rendah dibandingkan perempuan.

Angka terakhir pada 2023 menunjukkan laki-laki bisa hidup rata-rata sampai 70,17 tahun, sementara perempuan rata-rata bisa lebih tinggi mencapai 74,18 tahun.

Harapan hidup laki-laki yang lebih rendah ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisinya yang lebih rentan terpapar polusi.

Di Indonesia, polusi udara yang buruk sudah menjadi makanan sehari-hari. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mulai dari asap rokok, asap kendaraan bermotor, sampai polusi dari pembangkit listrik tenaga fosil yang masih mendominasi.

Melansir data IQair pada Selasa (13/8/2024) pukul 11.11 WIB, kota Jakarta dengan nilai AQI US 156 masih menempati kota besar paling berpolusi di dunia. Posisi kedua juga masih ditempati salah satu kota dari Indonesia, yakni Medan dengan AQI US 145.

Membahas lebih dalam soal asap rokok yang membuat polusi. Hal miris juga masih terjadi nyata di RI di mana prevalensi perokok aktif di RI terus meningkat, terutama pada anak-anak dan laki-laki.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti dalam temu media dengan tema "Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024", Rabu (29/5/2-24) mengatakan "Kita dihadapkan dengan bahaya pertumbuhan perokok aktif di Indonesia, terutama pada anak remaja,"

Merujuk Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019). Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%).

Pengguna rokok elektrik di kalangan remaja meningkat dalam empat tahun terakhir. Dari hasil GATS pada 2021, prevalensi rokok elektrik naik dari 0,3% pada 2019 menjadi 3% pada 2021.

Merujuk hasil penelitian jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia yang dipublikasi pada 2022 lalu oleh Universitas Indonesia (UI) menunjukkan bahwa perokok di Indonesia 95% merupakan laki-laki.

Subjek yang digunakan pada penelitian tersebut merupakan warga yang berusia 15 tahun ke atas dengan total 12.591 jiwa. 46% dari subjek tersebut mengaku mulai merokok sejak remaja dengan jenis rokok yang sering digunakan adalah rokok kretek filter.

Hasil penelitian juga menunjukkan hal yang lebih miris di mana per orang rata-rata bisa menghabiskan 12 batang per hari.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation