
Kredit Ekspansif Tembus Rp700 T, Begini Prospek BBNI!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menyalurkan kredit ekspansif, diikuti perbaikan kualitas aset terus berlanjut.
Berdasarkan data perusahaan hingga paruh pertama tahun ini, Bank BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp727 triliun, melesat 11,7% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini melampaui target awal perusahaan di 9% - 11%.
Manajemen Bank BNI pun meningkatkan target penyaluran kredit bisa tumbuh dalam rentang 10% - 12% untuk kuartal mendatang.
![]() Guidance BBNI berdasarkan corporate presentation 1H24 |
Menelisik lebih dalam terhadap portofolio kredit, segmen korporasi masih menjadi penopang utama, dengan porsi 55% atau setara Rp403,1 triliun, serta pertumbuhannya paling ekspansif hingga 18,7% yoy. Segmen consumer menyusul dengan tumbuh 15,1% yoy menjadi Rp132,7 triliun.
Pertumbuhan ekspansif pada dua segmen tersebut menjadi pengimbang bagi pertumbuhan kredit segmen UMKM yang masing terkontraksi.
Seiring dengan itu, manajemen juga mampu melanjutkan perbaikan kualitas aset yang tercermin rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) melandai dari 2,5% pada Semester I/2023 menjadi 2% pada Semester I/2024.
![]() Key Ratio Bank BNI |
Pertumbuhan kredit ekspansif disertai dengan perbaikan kualitas aset membuat perusahaan masih bisa mempertahankan kinerja bottom line tumbuh positif.
Bank BNI mencatat laba setelah pajak tumbuh 3,8% yoy menjadi Rp10,69 triliun, ini terdongkrak pendapatan bunga yang naik 7,8% menjadi Rp32,17 triliun dan fee based income melesat 15% yoy menjadi Rp10,92 triliun.
Selain itu, ada efisiensi yang terlihat dari pemangkasan beban provisi hingga 22,2% yoy menjadi Rp3,51 triliun. Kemampuan bank menekan beban ini menjadi salah satu bukti manajemen optimis, jika beban bunga ke depan bisa semakin ringan seiring prospek pemangkasan suku bunga semakin dekat.
Namun, perlu diakui terjadi peningkatan signifikan pada beban bunga hingga 41,5% menjadi Rp13,10 triliun yang membuat pendapatan bunga bersih susut 7,4% yoy menjadi Rp19,07 triliun.
Hal tersebut berimbas pada peningkatan Cost of Fund (CoF) sebesar 79 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 2,8%, sehingga NIM perusahaan turun 56 bos menjadi 4%. Manajemen kemudian merevisi guidance NIM tahun ini menjadi ≥ 4% dari sebelumnya ≥ 4,5%
Meski begitu, perusahaan berhasil mempertahankan dominasi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) terhadap dana pihak ketiga (DPK), dengan rasio 70,7%. Nilai tersebut bahkan naik dibandingkan semester I/2023 sebesar 69,6%.
Efisiensi bisnis Bank BNI ke depan potensi bisa semakin efisien dengan dominasi CASA ini, pasalnya biaya dana dapat lebih ditekan, ditambah dengan perbaikan kondisi makro dari prospek penurunan suku bunga.
Transformasi digital juga diharapkan bisa semakin mendongkrak dana murah bank BNI. INi juga tercermin dari kinerja ciamik peluncuran aplikasi digital baru BNI bernama Wondr.
Sejak diluncurkan pada 5 Juli 2024 bertepatan dengan hari ulang tahun BNI ke-78, Wondr telah diunduh lebih dari 1,2 juta pengguna. Dibandingkan aplikasi pendahulunya, BNI Mobile Banking, Wondr mencetak frekuensi transaksi lebih tinggi hingga dua kali lipat, dengan pengguna aktif hingga 65%.
![]() Wondr by BNI |
Selanjutnya, tak lengkap rasanya jika tidak membahas valuasi pada harga saham Bank BNI. Sebagai investor, ujungnya adalah akan membeli suatu saham yang kemudian penting diketahui berapa harga wajar menarik untuk diperhatikan.
²©²ÊÍøÕ¾ mencermati untuk saham BBNI pada Senin (26/8/2024) menggunakan metrik valuasi relatif, Price to Book Value (PBV) dihargai 1,4 kali. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 2,4 kali, nilai ini masih jauh di bawahnya yang menunjukkan saham BBNI masih undervalue atau relatif murah.
![]() Valuasi BBNI menggunakan PBV |
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(tsn/tsn)