²©²ÊÍøÕ¾

Kabinet Merah Putih Prabowo

Profil Sri Mulyani Indrawati: Menteri Keuangan

mae, ²©²ÊÍøÕ¾
21 October 2024 08:15
Lebih Ngeri Dari Covid & Perang, Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk
Foto: Infografis/Lebih Ngeri Dari Covid & Perang,, Sri Mulyani Bawa Kabar Buruk/Aristya Rahadian

Sri Mulyani Indrawati lahir di Tanjung Karang, Lampung pada 26 Agustus 1962. Lulusan University of Illinois at Urbana Champaign tersebut sudah lebih dari 20 tahun malang melintang menduduki pos-pos penting di pemerintahan.

Wanita berusia 62 tahun sebelumnya dua kali menjabat sebagai Menteri Keuangan yakni di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Desember 2005-Juni 2010) dan era Joko Widodo (Juli 2016- sekarang). Dengan demikian, Sri Mulyani adalah satu-satunya menteri keuangan yang menjabat di tiga presiden berbeda. 

Pada 2008, Sri Mulyani juga pernah menjabat sebagai dua jabatan sekaligus yakni Menteri Keuangan dan Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Jauh sebelum menduduki puncak di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani bekerja sebagai Executive Director pada International Monetary Fund (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group) pada November 2002 hingga 21 Oktober 2004. Dia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (2004).

Karier internasionalnya juga tak kalah mentereng. Dia pernah menjabat sebagai Managing Editor Bank Dunia pada Juni 2010.

Sri Mulyani menorehkan sejumlah pencapaian penting di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di antaranya adalah penerimaan pajak yang melebihi dari target pada 2021, 2022 dan 2023.

Salah satu pencapaian terbaik lainnya adalah menjadi "panglima" di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Saat itu, dia mengubah total APBN 2020 untuk disesuaikan dengan kondisi pandemi.

Sejak menduduki peran strategis sebagai Kepala Bappenas pada 2004 hingga dua kali Sri Mulyani memang sudah akrab dengan krisis. Dia telah berjuang membantu Indonesia keluar dari berbagai macam krisis.

Di antaranya adalah Krisis Keuangan Global pada 2008/2009 hingga puncaknya pandemi Covid-19 pada 2020.

Krisis pandemi Covid-19 meluluhlantakkan ekonomi global dan Indonesia karena tidak adanya aktivitas ekonomi setelah virus Covid-19 menyebar di seluruh penjuru dunia.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun banting setir menjadi motor penggerak utama pertumbuhan sekaligus penahan badai krisis.

APBN 2020 yang ditetapkan pada Oktober 2019 harus dirombak total demi menjaga ekonomi Indonesia, termasuk dengan menggelontorkan ratusan triliun stimulus demi menjaga daya beli.

Belum pulih krisis pandemi, meletus perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022 yang membuat harga komoditas pangan dan energi melambung.

Sri Mulyani menghadapi tekanan berat saat harus menyeimbangkan kepentingan fiskal dan pertumbuhan pada saat harga BBM melonjak pada 2022.

Pemerintah memilih untuk menahan harga BBM dan menggelontorkan subsidi lebih dari Rp 550 triliun untuk menjaga pertumbuhan dan baru menaikkan harga BBM subsidi pada September 2022.

Upaya menahan harga BBM hingga September membantu ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,31% pada 2022.

Di tengah krisis pandemi dan dibantu booming komoditas, pemerintah mampu meningkatkan pendapatan negara secara signifkan, terutama pajak.

Dengan segala pencapaiannya, banyak lembaga yang menganugerahi Sri Mulyani dengan sejumlah penghargaan. Pada 2018, Sri Mulyani Indrawati terpilih kembali menjadi "Best Minister in the World" pada World Government Summit di Dubai. Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific".

Pada 2019, Sri Mulyani kembali dinobatkan sebagai menteri keuangan terbaik di Asia Pasifik versi majalah keuangan Finance Asia.

Dari kekayaannya, Sri Mulyani memiliki harta di luar utang dengan nilai mencapai Rp 89,37 miliar, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2023. Adapun berikut harta properti berupa tanah dan bangunan.
1. Tanah dan bangunan seluas 922 m2/400 m2 di Tangerang Selatan, hasil sendiri senilai Rp 9,38 miliar.
2. Tanah dan bangunan seluas 136 m2/89 m2 di, hasil sendiri senilai Rp 1,52 miliar.
3. Tanah dan bangunan seluas 250 m2/200 m2 di Kabupaten/Kota Tangerang , hasil sendiri senilai Rp 2,03 miliar.
4. Bangunan seluas 91 m2 di Jakarta Pusat, hasil sendiri senilai Rp 1,53 miliar.
5. Bangunan seluas 27 m2 di Jakarta Pusat, hasil sendiri senilai Rp 559,57 juta.
6. Bangunan seluas 27 m2 di Jakarta Pusat, hasil sendiri senilai Rp 559,57 juta.
7. Bangunan seluas 142,2 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp 4,54 miliar.
8. Tanah dan bangunan seluas 414,16 m2/414 m2 di Negara, hasil sendiri senilai Rp 20,59 miliar.
9. Tanah dan bangunan seluas 257 m2/170 m2 di Kabupaten/Kota Tangerang, warisan senilai Rp 1,04 miliar.
10. Tanah dan bangunan seluas 301 m2/210 m2 di Kabupaten/Kota Tangerang, warisan senilai Rp 1,22 miliar.
11. Tanah dan bangunan seluas 201 m2/295 m2 di Jakarta Selatan, hasil sendiri senilai Rp 6 miliar.

Selain properti tanah dan bangunan, Sri Mulyani juga memiliki harta kendaraan bermotor. Berikut ini daftarnya
1. Motor bermerek Honda Rebel Tahun 2019, hasil sendiri senilai Rp 145 juta.
2. Motor bermerek Honda Scoopy Tahun 2022, hasil sendiri senilai Rp 22,73 juta.
3. Motor bermerek Honda PCX Tahun 2022, hasil sendiri senilai Rp 37,09 juta.

Adapun harta Sri Mulyani lainnya yakni harta bergerak lainnya senilai Rp 446,52 juta, surat berharga senilai Rp 24,28 miliar, kas dan setara kas senilai Rp 15,45 miliar.

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation