²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara kembali menguat usai konflik antara Rusia dan Ukraina terus memanas. Meningkat perang antara dua negara tersebut dapat memicu gerbang perang dunia ketiga, yang dapat mengakibatkan kenaikan harga-harga komoditas seperti batu bara.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan Kamis (21/11/2024) harga batu bara acuan ICE Newscastle menguat 0,88% di level di US$ 143,5 per ton. Penguatan tersebut menjadi kenaikan harga batu bara selama dua hari beruntun.

Dinamika perang Rusia-Ukraina terus berlanjut. Memasuki lebih dari seribu hari bertempur, pergerakan perang belum mencapai titik-titik perdamaian.

Pada Minggu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan restu kepada Ukraina untuk menyerang wilayah dalam Rusia menggunakan senjata buatannya. Hal ini diramalkan dapat membuka peluang Perang Dunia (PD) 3.

Ukraina mulai menggunakan senjata jarak jauh AS untuk menyerang masuk ke negara Rusia. Mengutip Reuters, Ukraina menggunakan Army Tactical Missile System (ATACMS) milik AS, menyerang beberapa kota milik Moskow.

Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh lima dari enam rudal yang ditembakkan ke fasilitas militer di wilayah Bryansk. Puing-puing salah satu rudal mengenai fasilitas tersebut, memicu kebakaran, meski beruntung tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

Perang Rusia-Ukraina dapat menyebabkan kembalinya kenaikan harga energi dan volatilitas yang signifikan di pasar energi. Di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan energi dan sanksi yang semakin ketat terhadap sektor energi Rusia, harga telah berfluktuasi, khususnya karena pasar telah mencoba menilai implikasi potensial terhadap pasokan energi global.

Mengingat ketergantungan mereka yang besar pada pasokan energi Rusia, pasar energi zona euro telah sangat terpengaruh. Sehingga terganggunya pasokan energi termasuk batu bara dapat mendorong kenaikan harga batu bara.

²©²ÊÍøÕ¾ Research

[email protected]