²©²ÊÍøÕ¾

Batu Bara Mulai Diburu Tapi Kok Harganya Malah Loyo?

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
11 December 2024 07:15
Batu bara, Kalimantan
Foto: Istimewa

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara acuan dunia berbalik melemah pada perdagangan Selasa (10/12/2024) kemarin, setelah sempat bangkit pada perdagangan Senin lalu meski permintaan sudah mulai pulih sedikit.

Berdasarkan data dari Refinitiv pada Selasa kemarin, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Januari 2025 ditutup merosot 0,9% di posisi US$ 132,05 per ton.

Lesunya kembali harga batu bara global terjadi setelah sempat bangkit pada perdagangan Senin lalu. Padahal, permintaan batu bara sudah mulai berangsur pulih.

Konsumsi dan ekspor batubara termal dunia diperkirakan meningkat pada tahun ini hingga mencapai rekor tertinggi baru, menurut data ekspor dan pembangkit listrik yang dikutip oleh kolumnis Reuters,Gavin Maguire.

Pembangkit listrik tenaga batu bara telah meningkat sepanjang tahun ini sebesar 2% dibandingkan dengan 2023 lalu, mencapai titik tertinggi baru seiring dengan meningkatnya permintaan listrik di pasar negara berkembang.

Emisi listrik tenaga batu bara juga akan meningkat ke rekor tertinggi pada 2024, menurut data dari lembaga pemikir energi Ember yang dikutip oleh Maguire.

Selain itu, ekspor global batu bara termal, jenis yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga batu bara juga meningkat tahun ini, terutama karena meningkatnya permintaan dari India dan China.

Ekspor batu bara termal dunia naik 9 juta metrik ton antara Januari dan November 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, menurut data pelacakan kapal oleh analis komoditas di Kpler.

Indonesia, eksportir batu bara terbesar di dunia, akan mengapalkan lebih dari 500 juta ton batu bara tahun ini, untuk pertama kalinya, berdasarkan data dari Kpler.

Berdasarkan data dari Badan Energi Internasional (IEA), tahun lalu, permintaan batu bara tumbuh sebesar 2,6% hingga mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Saat itu, lembaga tersebut memperkirakan permintaan batu bara untuk 2024 akan tetap stabil dibandingkan dengan 2023.

Namun, permintaan di China dan India terus tumbuh. Meskipun pangsa batu bara dalam pembangkitan listrik di China telah menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat maraknya energi terbarukan, tetapi pembangkitan dan permintaan listrik batu bara di China tetap kuat .

Batubara masih menyumbang sekitar 60% dari pembangkit listrik China, meskipun terjadi lonjakan tenaga air awal tahun ini setelah curah hujan melimpah, yang mengurangi porsi batubara dalam bauran energi negara itu selama musim panas.

Tetapi tenaga air mengalami penurunan tajam pada September lalu, yang meningkatkan penggunaan batubara termal untuk pembangkitan listrik di tengah melonjaknya permintaan listrik di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Sayangnya, permintaan dari Jepang masih cenderung lesu. Hal ini terjadi seiring dengan tingginya persediaan dan dimulainya Unit #2 di pembangkit listrik tenaga nuklir Onagawa oleh Tohoku Electric.

Pada Oktober lalu, Jepang mengurangi impor batubara termal menjadi 10,4 juta ton (-18% dibandingkan September 2024).

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation