Penjualan Album Jeblok: Tanpa BTS & Blackpink K-Pop dalam Krisis?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gairah industri music K-pop lesu pada 2024. Tak hanya di luar negeri, penggemar lokal juga mengurangi pembelian album.
Industri K-pop mendunia dengan luar biasa cepat sejak era Pandemi Covid-19. Melejitnya popularitas grup BTS dan Blackpink menjadi salah satu pemicu kencangnya arus K-Pop di belantara musik dunia.
Namun, gebyar K-Pop terasa lesu pada 2024. Dilansir dari The Korea Herald pertumbuhan K-pop yang sebelumnya tak terbendung kini menunjukkan tanda-tanda kemunduran.
Menurut mereka, hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya grup-grup global yang dominan yang dapat mempertahankan popularitas genre ini.
Seperti diketahui, BTS saat ini tengah vakum karena ketujuh personelnya menjalani wajib militer. Sementara itu, empat personel Blackpink lebih sibuk menjalani aktivitas pribadi atau mengeluarkan solo album.
![]() Lisa, Jisoo, Rosé, dan Jennie dari BLACKPINK tampil di atas panggung di Festival Musik dan Seni Coachella Valley 2023 pada 22 April 2023 di Indio, California. (Emma McIntyre/Getty Images for Coachella) |
Faktor lainnya adalah pergeseran kebutuhan penggemar serta krisis yang sedang berlangsung di industri K-Pop. Termasuk di dalamnya adalah kontroversi dan sengketa panjang dan terbuka antara label ADOR dari HYBE, mantan Presiden-nya, dan bintang K-pop NewJeans.
The Korea Herald pun mengingatkan munculnya grup besar baru sangat penting untuk stabilitas jangka panjang dan kesuksesan K-Pop dalam belantara musik dunia.
Tujuh dari 10 album terlaris di Amerika Serikat (AS) memang masih dikuasai penyanyi K-Pop, seperti Stray Kids hingga Enhyphen.
Namun, secara keseluruhan album penjualan K-Pop mengecewakan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Ekspor Album K-Pop Stagnan, Penjualan Domestik Jeblok
Data dari Korea Customs Service atau layanan Bea Cukai menunjukkan ekspor album fisik K-pop pada 2024 bernilai KRW 423, 8 miliar pada 2024. Nilai tersebut setara dengan US$ 291,8 juta atau Rp 4,81 triliun (US$KRW1= Rp 11,35).
Angka ini hanya naik 0,55% dibandingkan 2023. Bandingkan kenaikannya pada 2023 yang menembus 45% lebih. Angka pertumbuhan ini juga jauh dibandingkan rata-rata tujuh tahun terakhir di kisaran 37%.
Secara kolektif, tiga pasar utama yakni Jepang, AS, dan China, menyumbang 72,8% dari seluruh ekspor album K-Pop pada 2024. Jepang, pasar musik terbesar kedua di dunia, adalah pengimpor terbesar album K-Pop pada 2024, dengan nilai US$ 89,8 juta.
Amerika Serikat adalah tujuan ekspor terbesar kedua untuk album K-Pop, dengan US$ 60,29 juta pendapatan. China, pengimpor ketiga terbesar album K-Pop pada 2024, menghasilkan US$ 59,79 juta pendapatan dari ekspor K-Pop tahun lalu.
Menurut data terbaru dari Korea Customs Service, ekspor album K-Pop ke China melonjak 76,4% pada 2024 sementara ekspor album ke Jepang turun 24,7%.
Tak hanya di luar negeri, penjualan di dalam negeri juga jeblok.
Setelah sembilan tahun berturut-turut mengalami pertumbuhan, penjualan kumulatif untuk 400 album teratas di Korea Selatan pada 2024 turun lebih dari 19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut data terbaru yang diterbitkan oleh Circle Chart Korea Selatan, 2024 merupakan tahun pertama sejak 2014 bahwa penjualan album menurun di pasar Korea Selatan.
Circle, yang melacak penjualan domestik di Korea Selatan, dikelola oleh Korea Music Content Association.
Dalam Annual Chart Review-nya, monitor chart melaporkan bahwa sebanyak 93,3 juta album fisik terjual di Korea Selatan pada 2024. Angka tersebut jeblok 19% dibandingkan dengan 115,7 juta pada 2023. Tahun 2023 merupakan tahun pertama dan sejauh ini satu-satunya di mana penjualan album melebihi angka 100 juta di pasar tersebut.
Dilansir dari Korea Times dengan mengutip data dari Circle Chart, jumlah artis domestik yang berhasil mencapai lebih dari 3 juta penjualan album per tahun di Korea Selatan turun dari 11 pada 2023 menjadi hanya tujuh pada 2024.
Jumlah artis yang melampaui 1 juta penjualan album turun dari 26 pada 2023 menjadi 24 tahun lalu.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
[email protected]