
BPS Ungkap Data Terbaru: Fenomena Langka Ini Terulang Setelah 25 Tahun

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan atau deflasi baik secara bulanan (month to month) ataupun tahunan (year on year/yoy). Deflasi (yoy) ini adalah fenomena langka di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2025, IHK turun atau deflasi sebesar 0,48% (mrm) dan deflasi sebesar 0,09% (yoy).
Secara bulanan, deflasi sudah terjadi selama dua bulan beruntun (Januari -Februari 2025).
Deflasi Februari ini menjadi tanda tanya karena terjadi justru sebulan sebelum Ramadan. Pasalnya, IHK biasanya melesat atau mengalami inflasi tinggi menjelang datangnya Ramadan karena masyarakat meningkatkan permintaan barang, terutama makanan. Seperti diketahui, umat Islam di Indonesi mengawali Ramadan pada 1 Maret 2025.
Selain bulanan deflasi juga terjadi pada perhitungan IHK tahunan. Deflasi secara tahunan ini adalah fenomena sangat langka di Indonesia.
Sejak era krisis 1997/1998, Indonesia hanya mengalami dua kali deflasi (yoy) yakni pada Maret 2000 dan Februari tahun ini. Artinya, fenomena deflasi tahunan hanya terjadi 25 tahun yang lalu.
Terjadinya deflasi pada Maret 2000 lebih disebabkan karena inflasi pada periode sebelumnya sangat tinggi, Inflasi pada Maret 1999 menembus 45%.
Namun, berbeda dengan kondisi saat ini di mana laju inflasi terbilang rendah.
Sebagai catatan, inflasi Februari 2024 tercatat 2,75%.
BPS menyebut deflasi secara tahunan disebabkan oleh turunnya tarif listrik karena diskon listrik masih berlangsung pada Februari 2025.
Namun, fakta bahwa deflasi terjadi sebelum Ramadan dan fenomena langka deflasi tahunan maka perlu dicermati.