Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (tengah) saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan pada Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Pasar keuangan RI kemarin bergerak variatif, IHSG dan rupiah terpantau menguat tipis, tetapi di pasar obligasi nampak ada aksi jual.
Wall Street semalam kompak melemah di tengah sengitnya serangan Trump ke The Fed
Sentimen pasar hari ini tampaknya akan banyak dariÌýserangan Trump serta data ekonomi dalam negeri
Pasar keuangan hari ini diperkirakan bergerak volatil. Selengkapnya mengenai sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada kemarin ditutup naik 7,7 poin atau 0,12% ke level 6.445,97. Penguatan ini terjadi mendadak di akhir perdagangan sesi II setelah sebelumnya pada sesi I terkontraksi sampai 0,27%.
Sebanyak 289 saham naik, 295 turun, dan 220 stagnan. Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 8,34 triliun yang melibatkan 14,66 miliar saham dalam 982.688 kali transaksi.
IHSG mendadak melawan balik dan berakhir di zona merah pada detik-detik akhir penutupan perdagangan ditengarai sektor teknologi menjadi penyelamat dengan penguat 3,27%.
Bila dilihat lebih dalam, sektor teknologi terkerek oleh emiten Toto Sugiri atau DCI Indonesia (DCII) yang naik 11,95% ke level 170.000. Saham DCII menjadi penggerak utama IHSG dengan kontribusi 23,68 indeks poin.
Lalu pada posisi kedua penggerak utama IHSG adalah PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menyumbang 7,12 indeks poin
Sementara itu, mayoritas sektor berada di zona merah hari ini. Energi, properti, dan finansial menjadi pemberat utama dengan penurunan, masing-masing, 1,61%, 1,5%, dan 0,91%.
Saham PT Bank Central Asia (BBCA) tercatat menjadi pemberat utama IHSG dengan kontribusi -11,95 indeks poin. Emiten perbankan milik Grup Djarum ini mengalami penurunan harga 2,35%. Selain itu, PT Bayan Resources TbkÌý (BYAN)Ìý dan PT Dian Swastatika Sentosa TbkÌý (DSSA) juga menjadi pemberat lajut IHSG dengan sumbangsih -87 indeks poin dan -6,84 indeks poin.
Beralih ke nilai tukar rupiah juga terpantau menguat tipis. Merujuk data Refinitiv, mata uang Garuda terapresiasi 0,12% terhadap dolar AS ke posisi Rp16.800/US$.
Penguatan rupiah seiring dengan indeks dolar AS atau DXY yang terpantau melemah. Pada kemarin hingga pukul 14.54 WIB, the greenback tampak melemah 1,25% ke posisi 98,13.
Posisi itu menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir, tepatnya sekitar bulan Februari 2022.
Di sisi lain, dari dalam negeri ada kabar baik dari surplus neraca perdagangan yang lebih baik dari perkiraan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor pada Maret 2025 hingga mencapai US$23,25 miliar dipicu oleh ekspor minyak dan gas. Sementara itu, impor hanya mencapai US$18,92 miliar, naik tipis 0,38% dibandingkan Februari 2025.
Surplus neraca perdagangan memiliki dampak positif terhadap nilai tukar rupiah. Ketika ekspor lebih besar daripada impor, negara memperoleh lebih banyak devisa, yang dapat digunakan untuk memperkuat cadangan mata uang asing.
Hal ini meningkatkan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah cenderung menguat.
Di sisi lain, untuk pasar obligasi malah terpantau mengalami kontraksi, tercermin dari yield yang naik 4 basis poin (bps) ke posisi 6,97% dari posisi sehari sebelumnya yang ditutup di posisi 6,93%.
Perlu dicatat bahwa pergerakan yield dan harga itu berlawaran arah di pasar obligasi. Jadi, ketika yield naik, maka harga sedang mengalami penurunan atau ada aksi jual.
Dari bursa saham Amerika Serikat, Wall Street Saham kembali melemah pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Saham ambruk setelah Presiden Donald Trump meningkatkan serangannya terhadap Ketua bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Serangan ini menimbulkan pertanyaan tentang independensi bank sentral, sementara para pelaku pasar tidak melihat banyak kemajuan dalam negosiasi perdagangan global.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 971,82 poin atau 2,48% ditutup di 38.170,41. S&P 500 melemah 2,36% dan berakhir di 5.158,20, sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 2,55% dan ditutup di 15.870,90.
Saham-saham teknologi besar yang masuk dalam kelompok "Magnificent Seven" menyeret indeks-indeks utama. Tesla dan Nvidia masing-masing turun 5,8% dan lebih dari 4%. Amazon dan Meta Platforms juga masing-masing melemah 3%. Produsen alat berat Caterpillar turun 2,8%.
Meskipun saham ditutup di zona merah pada Senin, pasar berhasil bangkit dari posisi terendahnya di akhir sesi perdagangan.
Trump menyebut Powell sebagai "Mr. Terlambat, pecundang besar". Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyatakan bahwa ekonomi akan melambat kecuali Powell segera memangkas suku bunga.
Komentar pedas ini adalah lanjutan unggahan sebelumnya pekan lalu, di mana Trump juga menyerukan The Fed untuk menurunkan suku bunga, bahkan memberi isyarat kemungkinan "pemecatan" Powell. Komentar Trump ini diperkuat penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett yang mengatakan ucapan Trump sedang dikaji oleh tim presiden.
Dolar AS juga tertekan, menyentuh level terendah dalam tiga tahun seiring meningkatnya ancaman tersebut. Harga emas melonjak ke rekor tertinggi, melampaui $3.400 per ons.
"Salah satu hal yang semakin jelas adalah ketegangan mendasar antara The Fed dan pemerintahan," kata Michael Green, kepala strategi di Simplify Asset Management.
"Kita seolah-olah sedang mengulang masa Covid. Ketidakpastian secara signifikan mengganggu perdagangan... Saya rasa sebagian besar orang memperkirakan akan ada bentuk stimulus yang pada akhirnya muncul untuk mengimbangi dampak tarif." Imbuhnya.
Kurangnya Kemajuan dalam Perdagangan Global
Kepercayaan investor juga terpukul oleh kurangnya kemajuan dalam perdagangan global. Bahkan, ketegangan tampaknya meningkat dengan Tiongkok, yang memperingatkan negara lain untuk tidak membuat kesepakatan dengan AS yang merugikan Beijing.
S&P 500 telah turun 9% sejak 2 April, saat Trump mengumumkan serangkaian tarif atas impor dari negara lain. Nasdaq turun hampir 10%, dan Dow turun 9,6% dalam periode tersebut.
Haworth menambahkan jika ketidakpastian ini berlanjut dalam jangka waktu lama atau selama beberapa kuartal maka hal itu akan makin menantang bagi pendapatan perusahaan dan pengambilan keputusan. Dan kita sudah melihat sebagian dari dampaknya di musim laporan keuangan sejauh ini.
Pelaku pasar keuangan mesti mencermati sejumlah sentimen dari pasar global dan domestik pada perdagangan hari ini.ÌýAmbruknya Wall Street, babak baru pertikaian The Fed, serta ketidakpastian negoisasi perdagangan global membayangi pasar saham, rupiah, dan obligasi hari ini.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari data neraca dagang dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Berikut rincian sentimen yang akan berpengaruh pada perdagangan pasar hari ini :
Serangan Trump keÌýThe Fed
Presiden Donald Trump kemarin Senin (21/4/2025) kembali meningkatkan tekanannya terhadap Chairman The Fed Jerome Powell, dengan menyebutnya sebagai "pecundang besar" dan memperingatkan bahwa ekonomi AS bisa melambat kecuali suku bunga segera diturunkan.
"Pemangkasan suku bunga secara pre-emptif sedang diserukan oleh banyak pihak," tulis Trump di platform Truth Social.
Trump mengklaim bahwa saat ini "hampir tidak ada inflasi" di AS, dan bahwa biaya energi serta "sebagian besar barang lainnya" sedang menurun.
"Dengan biaya-biaya ini yang terus turun secara baik-seperti yang saya prediksi sebelumnya-maka hampir tidak mungkin ada inflasi. Tapi, bisa saja terjadi perlambatan ekonomi kecuali Tuan Terlambat, si pecundang besar, menurunkan suku bunga SEKARANG," tulis Trump.
Serangan terbaru Trump terhadap Powell muncul di saat Trump dan timnya sedang mengkaji apakah mereka secara hukum dapat memecat kepala bank sentral sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei 2026. Sebagai catatan, Powell diangkat sebagai Chairman The Fed oleh Trump di masa jabatan pertamanya yakni pada 5 Februari 2018.
Powell telah secara tegas menyatakan bahwa presiden tidak memiliki kewenangan hukum untuk memecatnya.
"Saya sulit percaya bahwa itulah yang ingin dicapai oleh pemerintahan saat ini," tambah Guha.
Pertikaian Powell-Trump sudah memanas sejak Trump memenangi pemilu.
The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) hanya sehari setelah kandidat Partai Republik Donald Trump memenangi pemilu AS dengan mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris pada 5 November 2024.
Trump dalam kampanyenya selalu berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS serta melindungi produk dalam negeri melalui proteksionisme.
Sejumlah ekonom melihat janji percepatan aktivitas ekonomi di bawah Trump bisa membuat inflasi kembali naik sehingga pemangkasan suku bunga The Fed lebih sedikit.
Dalam konferensi pers usai rapat FOMC, Powell mengingatkan jika The Fed tetap independen dan pemerintahan baru tidak akan langsung mempengaruhi kebijakan moneter. Seperti diketahui, Trump baru akan dilantik pada Januari 2025 sehingga kebijakannya juga baru akan berlaku pada tahun depan.
"Dalam jangka pendek, pemilihan tidak akan mempengaruhi keputusan kebijakan kami," kata Powell.
Powell juga mengatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri meskipun Trump memintanya mundur. Sebagai catatan, Powell ditunjuk pada 2017 atau periode pertama pemerintahan Trump. Jabatannya baru akan berakhir pada 2026.
Powell mengingatkan secara hukum presiden juga tidak memiliki kekuasaan untuk memecatnya.
"Tidak (tidak akan mundur). (Pemecatan) tidak diizinkan di bawah hukum yang berlaku," ujar Powell.
Donald Trump semasa menjabat presiden sering mengkritik Fed dan Jerome Powell. Pada 2019, misalnya, ia mengecam bank sentral beberapa kali, bahkan pernah mengatakan bahwa Fed merupakan hambatan yang lebih besar bagi kemakmuran Amerika dibandingkan China.
Update Hasil Neraca Dagang Indonesia
Neraca perdagangan masih mencatat surplus pada Maret 2025. Surplus pada bulan Maret lalu mencapai US$ 4,33 miliar.
Surplus ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 3,12 miliar. Ini adalah surplus ke-59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan ekspor pada Maret 2025 hingga mencapai US$23,25 miliar dipicu oleh ekspor minyak dan gas. Sementara itu, impor hanya mencapai US$18,92 miliar, naik tipis 0,38% dibandingkan Februari 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan secara bulanan nilai surplus ini naik US$ 1,23 miliar sehingga ini menjadi surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
"Surplus ditopang komoditas nonmigas US$ 6 miliar penyumbang utama lemak hewan nabati bahan bakar mineral serta besi dan baja," kata Amalia dalam paparan BPS, Senin (21/4/2025).
Secara kumulatif hingga bulan Maret 2025, neraca perdagangan tercatat surplus US$ 10,92 miliar. Amalia mengatakan jika dibandingkan tahun lalu Januari-Maret 2024 kenaikan US$ 3,51 miliar. Surplus ini ditopang surplus komoditas nonmigas US$ 15,76 miliar sementara neraca migas mengalami defisit. Defisit migas mencatat US$ 1,67 miliar, disumbang oleh hasil minyak dan minyak mentah.
Pada hari ini BI akan memulai hari pertama Rapat Dewan Gubernus (RDG) dan akan berakhir pada esok hari Rabu, sekaligus dengan keputusan suku bunga.
Sebagai informasi, pada bulan lalu BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%, suku bunga deposit fasility di 5,00%, dan suku bunga lending facility di 6,50%.
Dalam konfrensi pers pasca RDG, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga dengan baik di tengah ketidakpastian yang masih tinggi. Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk tetap menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran terus dioptimalkan."
Keputusan RDG BI ini penting dinanti karena pasar ingin mencermati bagaimana sikap BI di tengah ketidakpastian tarif trump terhadap mitra-mitra dagangnya, termasuk Indonesia dan dampaknya pada kebijakan bank sentral.
Apalagi, Trump memberikan waktu sekitar 90 hari dari tarif resiprokal untuk negosiasi perdagangan.
Akan Ada Lelang Surat Utang Negara (SUN)
Pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2025. Lelang SUN ini akan dilakukan pada esok hari, Selasa, 22 April 2025
Pelaksanaan lelang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.08/2019 tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Domestik (PMK No. 168/PMK.08/2019). Adapun, target indikatif dari lelang ini sebesar Rp 26 triliun. Lelang akan dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga 11.00 WIB. Maksimal SUN yang akan dimenangkan mencapai 150% dari target indikatif.
Ada 8 SUN yang akan ditawarkan dalam lelang ini. Untuk Seri FR, pemerintah menawarkan tingkat imbal hasil mulai dari 6,50%-7,12%.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
"Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price). Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif (competitive bids) akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu dalam rilis, dikutip Senin (21/4/2025)
Serangan TrumpÌý
UkrainaÌývs Rusia Memanas
Ukraina mengeluarkan peringatan serangan udara untuk Kyiv dan bagian timur negaranya. Peringatan dikeluarkan saat sebuah ledakan mengguncang kota Mykolaiv pada Senin (21/4/2025) pagi dan beberapa jam setelah "gencatan senjata" Paskah satu hari yang dideklarasikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin berakhir. Melansir The Guardian, beberapa wilayah di Ukraina timur berada di bawah peringatan serangan udara yang dimulai beberapa menit setelah tengah malam pada Senin, menurut data dari angkatan udara Ukraina. Peringatan tersebut secara bertahap meluas ke wilayah tengah negara tersebut.
"Kami mendesak penduduk kota untuk segera pergi ke tempat perlindungan terdekat dan tetap di sana hingga peringatan berakhir," kata administrasi militer Kyiv dalam sebuah unggahan media sosial pada pukul 4.41 pagi waktu setempat.
Royalti Batu Bara
Presiden Prabowo SubiantoÌýmenerbitkan aturan yang mengatur tentang perlakuan perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di bidang usaha pertambangan batu bara. Aturan ini tertuang di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2025 sebagai perubahan atas PP Nomor 15 Tahun 2022.
Beleid ini ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta pada 11 April 2025 dan mulai berlaku setelah 15 hari terhitung sejak tanggal diundangkan 11 April 2025. Artinya, aturan ini berlaku efektif mulai 26 April 2025.
Penerbitan aturan ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai kelanjutan operasi kontrak/perjanjian.
"Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 15 hari terhitung sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia," bunyi pasal II PP No.18/2025, dikutip Senin (21/4/2025).
Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa penjualan hasil tambang per ton dihitung berdasarkan ketentuan/formula:
l. untuk penjualan batu bara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3):
a) HBA < USD 70 (tujuh puluh) per ton, tarif 15% (lima belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
b) HBA ≥ USD 70 (tujuh puluh) per ton sampai dengan < USD 120 (seratus dua puluh) per ton, (tarif 18% (delapan belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
c) HBA ≥ 2 USD 120 (seratus dua puluh) per ton sampai dengan < USD 140 (seratus empat puluh) per ton, (tarif 19% (sembilan belas persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
(d) HBA ≥ 2 USD 140 (seratus empat puluh) per ton sampai dengan < USD 160 (seratus enam puluh) per ton, (tarif 22% (dua puluh dua persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
(e) HBA ≥ USD 160 (seratus enam puluh) per ton sampai dengan < USD 180 (seratus delapan puluh) per ton, (tarif 25% (dua puluh lima persen) dikalikan harga jual) dikurangi arif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksà per ton;
(f) HBA ≥ 2 USD 180 (seratus delapan puluh) per ton, (tarif 28% (dua puluh delapan persen) dikalikan harga jual) dikurangi tarif iuran produksi atau royalti dikurangi tarif pemanfaatan barang milik negara eks PKP2B dari hasil produksi per ton;
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Lelang Surat Utang Negara (SUN)
Hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI)
Pidato Pejabat the Fed : Jefferson dan Harker
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini: