²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perilaku sebagian warga Indonesia memang diluar nalar. Bagaimana tidak, masyarakat Indonesia lebih suka berjudi online dibandingkan berinvestasi di instrumen investasi yang sudah resmi seperti saham.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut perputaran uang di judi online (judol) mencapai Rp1.200 triliun pada 2025. Angka tersebut naik 22,32% dari transaksi judol pada 2024 sebesar Rp981 triliun.

Transaksi judol pada sepanjang 2025 jauh lebih besar dibandingkan transaksi saham domestik yang mencapai Rp1.100 triliun hingga akhir April 2025.

Padahal jumlah investor saham terus meningkat, namun belum mampu mengalahkan transaksi judi online.

Berdasarkan data KSEI, jumlah investor di pasar modal per Maret 2025 telah mencapai 15.774.512. Angka tersebut naik 1,77% dari periode Februari 2025 sebesar 15.500.292.

Jika melihat komposisi detail investor di pasar modal, 99,71% di dominasi oleh investor individual alias retail. Sehingga tak berbeda jauh dengan pelaku judi online yang memang di isi oleh para retail.

Namun sayangnya justru masih banyak masyarakat yang harus terjerat judi online yang sudah jelas melanggar hukum di Indonesia.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]