
Perkembangan Teknologi
SpaceX Dapat Kontrak Rp 1,81 T dari Militer AS
Roy Franedya, ²©²ÊÍøÕ¾
22 June 2018 17:40

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Roket luar angkasa miliki SpaceX, Falcon Heavy, telah berhasil memenangkan sertifikasi Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bahkan sebelum melakukan peluncuran roket kedua kalinya.
Selain itu, perusahaan milik Elon Musk ini juga memenangkan kontrak sebesar US$130 juta atau setara Rp 1,81 triliun untuk meluncurkan satelit Angkatan Udara Komando-52 ke orbit.
Melansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, pihak militer mengatakan SpaceX mengalahkan tawaran lain, meskipun tidak menyebutkan perusahaan pesaing atau memberikan rincian lebih lanjut tentang tawaran pesaing. Pekerjaan untuk kontrak ini diharapkan akan selesai kurang dari dua tahun.
"SpaceX dengan senang hati terus menawarkan pembayar pajak Amerika layanan peluncuran yang paling hemat biaya dan andal untuk misi ruang angkasa keamanan nasional yang vital," kata Gwynne Shotwell, Presiden dan chief operating officer SpaceX, dalam sebuah pernyataan.
Divisi Angkatan Udara dan Komando Sistem Rudal AS sebelumnya telah memberikan sertifikasi Falcon Heavy untuk keamanan nasional. Penerbangan kedua Falcon Heavy dijadwalkan pada Oktober 2018. Penerbangan ini akan dinamakan Air Force Space Test Program Flight 2 yang membawa sebanyak 25 satelit.
SpaceX memiliki posisi dominan di pasar. Keunggulan perusahaan ini ada dari biaya yang jauh lebih rendah dari kompetitornya. Keunggulan lain, Falcon Heavy menawarkan keuntungan tersendiri dalam meluncurkan pesawat ruang angkasa terbesar dan terberat di dunia.
(roy/prm) Next Article Miliuner Jepang Ini Jadi Penumpang Pertama SpaceX ke Bulan
Selain itu, perusahaan milik Elon Musk ini juga memenangkan kontrak sebesar US$130 juta atau setara Rp 1,81 triliun untuk meluncurkan satelit Angkatan Udara Komando-52 ke orbit.
Melansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, pihak militer mengatakan SpaceX mengalahkan tawaran lain, meskipun tidak menyebutkan perusahaan pesaing atau memberikan rincian lebih lanjut tentang tawaran pesaing. Pekerjaan untuk kontrak ini diharapkan akan selesai kurang dari dua tahun.
Divisi Angkatan Udara dan Komando Sistem Rudal AS sebelumnya telah memberikan sertifikasi Falcon Heavy untuk keamanan nasional. Penerbangan kedua Falcon Heavy dijadwalkan pada Oktober 2018. Penerbangan ini akan dinamakan Air Force Space Test Program Flight 2 yang membawa sebanyak 25 satelit.
SpaceX memiliki posisi dominan di pasar. Keunggulan perusahaan ini ada dari biaya yang jauh lebih rendah dari kompetitornya. Keunggulan lain, Falcon Heavy menawarkan keuntungan tersendiri dalam meluncurkan pesawat ruang angkasa terbesar dan terberat di dunia.
(roy/prm) Next Article Miliuner Jepang Ini Jadi Penumpang Pertama SpaceX ke Bulan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular