Kisah Huawei Jadi 'Musuh' Nomor Satu Perusahaan Teknologi AS
Bernhart Farras, ²©²ÊÍøÕ¾
31 May 2019 04:15

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sejak didirikan oleh mantan insinyur Tentara Pembebasan Rakyat China, Ren Zhengfei pada tahun 1987, ±á³Ü²¹·É±ð¾±Ìý°Õ±ð³¦³ó²Ô´Ç±ô´Ç²µ¾±±ð²õ telah bertumbuh menjadi penyedia peralatan telekomunikasi terbesar di dunia.
Perusahaan itu sekarang memiliki pendapatan lebih dari US$100 miliar (Rp 1.441 triliun) dan secara global memiliki 180.000 karyawan. Keberhasilan yang luar biasa ini diraih tanpa pasar AS (Amerika Serikat).
Meski begitu, Huawei ternyata memiliki deretan masalah dengan perusahaan AS. Permasalahan ini bahkan sudah dimulai di awal tahun 2000-an. Puncaknya 15 Mei lalu ketika Presiden Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional bidang teknologi.
Pasca pengumuman, Huawei dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) yang membuat raksasa teknologi AS ini harus mendapatkan lisensi bila ingin berbisnis dengan perusahaan AS.
Dikutip dari Quartz, berikut perjalanan panjang Huawei dan hubungan tak harmonis dengan AS:
2001
Huawei saat itu berusia 14 tahun dengan penjualan US$3 miliar. Perusahaan asal China tersebut mendirikan kantor di AS dan membuka kantor pertamanya di Inggris .
2003
Januari: Pembuat router Cisco menuntut Huawei atas pelanggaran hak cipta, menuduh kode sumbernya muncul di produk Huawei. Namun, kemudian Cisco menarik tuntutan tersebut itu.
November: Perusahaan patungan Huawei untuk membuat serta menjual router dan switch mulai beroperasi. Huawei menggandeng 3Com, perusahaan jaringan berbasis di California untuk membuat perusahaan ini.
2005
Isu Huawei terkait dengan militer China muncul ke publik. Penyebabnya, laporan Rand Corporation yang ditugaskan oleh Angkatan Udara AS. Lembaga think tank ini mencatat bahwa para perusahaan IT besar seperti Huawei terlihat independen, tetapi "banyak dari mereka secara signifikan terlibat dalam kerja sama penelitian dengan lembaga penelitian negara."
Laporan tersebut menyatakan: Huawei mempertahankan hubungan yang mendalam dengan militer China, yang melayani peran multi-segi sebagai pelanggan penting, serta pelindung politik dan mitra penelitian dan pengembangan Huawei.
Laporan itu juga mengatakan penjualan yang dikaitkan dengan militer China berkontribusi 1-6% dari total pendapatan Huawei.
2007
Pada Juli, FBI mewawancarai pendiri Huawei, Ren Zhengfei, sehubungan dengan potensi pelanggaran sanksi perdagangan AS terhadap Iran.
2008
Upaya Huawei untuk mencaplok 16% saham 3Com yang bangkrut mendapat soratan dari parlemen AS. Mereka menggunakan laporan Rand Corporation sebagai dasarnya. Huawei akhirnya membatalkan aksi korporasi ini.
2009
Februari: Di Mobile World Congress Barcelona, Huawei merilis smartphone Android pertamanya, di bawah lisensi dari Google.
Oktober: Huawei mempekerjakan seorang Amerika, Matt Bross, dari British Telecom untuk menjadi CTO-nya, dan untuk membantunya menggarap pasar AS, Matt Bross meninggalkan Huawei AS pada 2012.
November: Huawei menandatangani perjanjian sewa lahan di Plano, Texas, dengan luas 100.000 kaki persegi untuk kantor pusat penjualan dan pemasaran Amerika Utara.
2010
Juli: Pembuat telepon Motorola mengajukan gugatan dan menuduh Huawei melakukan spionase perusahaan, tetapi kemudian berdamai dengan perusahaan.
November: Mengutip masalah keamanan, Sprint tidak mengikut sertakan Huawei dan perusahaan telekomunikasi China ZTE, dalam penawaran untuk kontrak senilai ratusan juta dolar untuk memodernisasi jaringannya.
Halaman berikutnya >>>>
Perusahaan itu sekarang memiliki pendapatan lebih dari US$100 miliar (Rp 1.441 triliun) dan secara global memiliki 180.000 karyawan. Keberhasilan yang luar biasa ini diraih tanpa pasar AS (Amerika Serikat).
Meski begitu, Huawei ternyata memiliki deretan masalah dengan perusahaan AS. Permasalahan ini bahkan sudah dimulai di awal tahun 2000-an. Puncaknya 15 Mei lalu ketika Presiden Donald Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional bidang teknologi.
2001
Huawei saat itu berusia 14 tahun dengan penjualan US$3 miliar. Perusahaan asal China tersebut mendirikan kantor di AS dan membuka kantor pertamanya di Inggris .
2003
Januari: Pembuat router Cisco menuntut Huawei atas pelanggaran hak cipta, menuduh kode sumbernya muncul di produk Huawei. Namun, kemudian Cisco menarik tuntutan tersebut itu.
November: Perusahaan patungan Huawei untuk membuat serta menjual router dan switch mulai beroperasi. Huawei menggandeng 3Com, perusahaan jaringan berbasis di California untuk membuat perusahaan ini.
2005
Isu Huawei terkait dengan militer China muncul ke publik. Penyebabnya, laporan Rand Corporation yang ditugaskan oleh Angkatan Udara AS. Lembaga think tank ini mencatat bahwa para perusahaan IT besar seperti Huawei terlihat independen, tetapi "banyak dari mereka secara signifikan terlibat dalam kerja sama penelitian dengan lembaga penelitian negara."
Laporan tersebut menyatakan: Huawei mempertahankan hubungan yang mendalam dengan militer China, yang melayani peran multi-segi sebagai pelanggan penting, serta pelindung politik dan mitra penelitian dan pengembangan Huawei.
Laporan itu juga mengatakan penjualan yang dikaitkan dengan militer China berkontribusi 1-6% dari total pendapatan Huawei.
2007
Pada Juli, FBI mewawancarai pendiri Huawei, Ren Zhengfei, sehubungan dengan potensi pelanggaran sanksi perdagangan AS terhadap Iran.
2008
Upaya Huawei untuk mencaplok 16% saham 3Com yang bangkrut mendapat soratan dari parlemen AS. Mereka menggunakan laporan Rand Corporation sebagai dasarnya. Huawei akhirnya membatalkan aksi korporasi ini.
2009
Februari: Di Mobile World Congress Barcelona, Huawei merilis smartphone Android pertamanya, di bawah lisensi dari Google.
Oktober: Huawei mempekerjakan seorang Amerika, Matt Bross, dari British Telecom untuk menjadi CTO-nya, dan untuk membantunya menggarap pasar AS, Matt Bross meninggalkan Huawei AS pada 2012.
November: Huawei menandatangani perjanjian sewa lahan di Plano, Texas, dengan luas 100.000 kaki persegi untuk kantor pusat penjualan dan pemasaran Amerika Utara.
2010
Juli: Pembuat telepon Motorola mengajukan gugatan dan menuduh Huawei melakukan spionase perusahaan, tetapi kemudian berdamai dengan perusahaan.
November: Mengutip masalah keamanan, Sprint tidak mengikut sertakan Huawei dan perusahaan telekomunikasi China ZTE, dalam penawaran untuk kontrak senilai ratusan juta dolar untuk memodernisasi jaringannya.
Halaman berikutnya >>>>
Next Page
2011
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular