²©²ÊÍøÕ¾

Saham NIO Anjlok, Kekayaan Elon Musk China 'Lenyap' Rp 16,8 T

Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2019 16:16
Ungkapan sudah jatuh tertimpa tangga mungkin bisa disematkan kepada pengusaha asal China, William Li.
Foto: CEO NIO William Li saat perseroan IPO di NYSE, New York, AS, 12 September 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Beijing, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ungkapan sudah jatuh tertimpa tangga mungkin bisa disematkan kepada pengusaha asal China, William Li. Pria berusia 44 tahun yang dijuluki "Elon Musk-nya China" itu terdepak dari daftar miliarder Negeri Tirai Bambu.

Ini setelah saham perusahaan mobil listriknya, NIO, anjlok 58% tahun ini. Akibat hal itu, Li telah kehilangan kekayaan sebesar US$ 1,2 miliar (Rp 16,89 triliun) dalam waktu kurang dari empat bulan ke level US$ 457 juta.

Hal buruk selanjutnya yang terjadi padanya adalah hengkangnya dua pejabat dari perusahaannya. Startup yang berbasis di Beijing ini pada Senin (1/7/2019) telah mengonfirmasi bahwa dua sosok itu adalah mantan kepala divisi perangkat lunak, Li Zhuang, dan Angelika Sodian, yang dulu mengawasi bisnis NIO di Inggris.



Detail pengunduran diri mereka diumumkan hanya beberapa hari setelah NIO mengungkapkan pihaknya menarik kembali sebanyak 4.803 kendaraan SUV ES8 andalannya. Penarikan itu dilakukan setelah perusahaan menerima serangkaian laporan bahwa kendaraan itu telah terbakar atau mengeluarkan asap. Jumlah penarikan itu sekitar sepertiga dari kendaraan yang dijual oleh perusahaan sejauh ini.

Selain itu, analis juga mengatakan perusahaan sedang menghadapi masalah lainnya di pasar, yaitu rencana penghapusan subsidi bagi perusahaan mobil seperti NIO oleh pemerintah China. Hal itu dilakukan karena adanya pelonggaran dalam pembatasan kepemilikan asing di industri otomotif.

Pemerintah China juga berencana mengimplementasikan penghapusan subsidi bagi perusahaan seperti NIO dan sejenisnya pada tahun 2020 untuk mendorong "inovasi nyata" di seluruh industri. Mengutip Forbes, NIO telah menerima 67.500 yuan (US$ 9.865) subsidi untuk masing-masing model ES8 yang harganya berkisar dari 448.000 hingga 506.000 yuan, tetapi jumlah itu akan dikurangi menjadi 11.520 yuan tahun ini.

Kekayaan Elon Musk China 'Lenyap' Rp 16,8 T, Ada Apa?Foto: Infografis/Elon Musk PHK Ribuan Karyawannya/Edward Ricardo


NIO dilaporkan telah menyadari kekacauan dalam bisnisnya sejak awal tahun. Indikasinya terlihat pada kuartal pertama, perusahaan melaporkan bahwa mereka hanya mengirimkan 3.989 unit SUV ES8, turun dari 7.980 unit pada kuartal sebelumnya. Penurunan tersebut menyebabkan penurunan penjualan sebesar 54,6% menjadi US$ 229 juta, sementara kerugiannya mencapai US$ 395 juta.

"Kami mengantisipasi penurunan pengiriman bertahap ketika kuartal kedua ditutup," kata Chief Financial Officer NIO, Louis Hsieh, Mei lalu.

Dia mengatakan alasan penurunan penjualan itu adalah perlambatan ekonomi makro yang dikombinasikan dengan kelesuan di pasar mobil dan pemotongan subsidi. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan kunci untuk NIO sekarang adalah "fokus pada pengembangan bisnis, efisiensi operasional dan daya saing jangka panjang."


"Kami percaya bahwa perusahaan akan mencapai kinerja yang baik di bidang ini yang akan diakui oleh pasar modal," ujar Louis.

Foto: Nio Ep9 (www.Nio.io.com)


Namun demikian, Teng Yong, direktur pelaksana konsultan L.E.K. yang berbasis di Shanghai mengatakan masalah-masalah itu tidak hanya menimpa NIO. Perusahaan lain di sektor tersebut juga diperkirakan tidak akan mampu mempertahankan bisnis di tengah meningkatnya berbagai tantangan termasuk rencana penghapusan subsidi.

"Dalam dua tahun ke depan, banyak dari perusahaan EV baru, terutama merek second-tier, tidak akan memiliki umur yang panjang," kata Teng Yong. "Mereka akan mengalami kekurangan dana dan kesulitan dalam meningkatkan produksi, dan tidak bisa mempertahankan bisnisnya."

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(miq/miq) Next Article Mobil Listrik Tesla Mendadak Terbakar saat Parkir, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular