
Telegram, 'Juru Selamat' Pendemo Hong Kong
Sefti Oktarianisa, ²©²ÊÍøÕ¾
31 August 2019 17:43

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aplikasi Telegram kini menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Hong Kong. Pasalnya, Telegram bakal segera meluncurkan update terbaru aplikasi tersebut, yang memungkinkan para pengguna untuk menyembunyikan nomor telepon, sehingga bebas dari pantauan pihak berwenang.
Langkah Telegram ini dilakukan sesaat setelah polisi Hong Kong menangkap dua milenial pemimpin demo Hong Kong Joshua Wong dan Agnes Chow. Setidaknya 900 orang sudah ditangkap polisi sejak demonstrasi dimulai tiga bulan lalu.
Sebagaimana dilansir Reuters, setidaknya terdapat 100 grup percakapan milik para pengunjuk rasa Hong Kong di Telegram. Mereka menggunakan aplikasi seperti Telegram yang minim risiko infiltrasi polisi, untuk memobilisasi dengan cepat obrolan kelompok
Kelompok-kelompok ini memposting berbagai hal, mulai dari kemungkinan kelanjutan protes yang akan datang hingga tips meminimalisir siraman gas air mata yang ditembakkan petugas. Termasuk kemungkinan ada polisi yang menyamar menjadi pendemo dan kode akses gedung, dimana pendemo bisa bersembunyi dari kejaran polisi.
Kekhawatiran muncul terkait adanya kemungkinan polisi mencoba memantau dan menangkap para pendemo melalui Telegram. Pasalnya, grup obrolan di Telegram bisa diakses siapa saja dan peserta bisa menggunakan nama samaran.
Telegram juga memungkinkan pengguna untuk mencari pengguna lain dengan mengunggah nomor telepon. Fungsi ini memungkinkan pengguna baru dengan cepat mengetahui apakah orang-orang di kontak ponsel mereka sudah menggunakan aplikasi ini atau belum.
Baru-baru ini, Telegram telah mendeteksi bukti bahwa pemerintah Hong Kong dan Beijing mungkin telah mengunggah nomor untuk mengidentifikasi pengunjuk rasa, ujar sumber Reuters. Tetapi tidak jelas apakah pihak berwenang telah berhasil menggunakan taktik ini untuk menemukan pendemo yang didominasi milenial ini.
Sekelompok insinyur Hong Kong yang memposting temuan mereka di forum online, bahwa fitur dalam desain Telegram memungkinkan otoritas Hong Kong dan China untuk mempelajari identitas asli pengguna. Perbaikan yang diperbaiki Telegram dengan menonaktifkan pencocokan berdasarkan nomor telepon dipastikan akan semakin melindungi para pendemo.
Sementara itu, Biro Keamanan Hong Kong, belum mau berkomentar banyak soal ini. "Kami telah bertindak secara bertanggung jawab untuk menangani masa sulit saat ini dengan maksud memulihkan ketertiban umum," tegas pejabat setempat.
Sebelumnya di Juni, Kepala Eksekutif Telegram Pavel Durov mengatakan layanan pesan Telegram sempat mendapat serangan cyber. Ia berujar serangan kemungkinan berasal dari China.
(sef/sef) Next Article Telegram Down saat Demo Hong Kong, Pelakunya China?
Langkah Telegram ini dilakukan sesaat setelah polisi Hong Kong menangkap dua milenial pemimpin demo Hong Kong Joshua Wong dan Agnes Chow. Setidaknya 900 orang sudah ditangkap polisi sejak demonstrasi dimulai tiga bulan lalu.
Sebagaimana dilansir Reuters, setidaknya terdapat 100 grup percakapan milik para pengunjuk rasa Hong Kong di Telegram. Mereka menggunakan aplikasi seperti Telegram yang minim risiko infiltrasi polisi, untuk memobilisasi dengan cepat obrolan kelompok
Kelompok-kelompok ini memposting berbagai hal, mulai dari kemungkinan kelanjutan protes yang akan datang hingga tips meminimalisir siraman gas air mata yang ditembakkan petugas. Termasuk kemungkinan ada polisi yang menyamar menjadi pendemo dan kode akses gedung, dimana pendemo bisa bersembunyi dari kejaran polisi.
Kekhawatiran muncul terkait adanya kemungkinan polisi mencoba memantau dan menangkap para pendemo melalui Telegram. Pasalnya, grup obrolan di Telegram bisa diakses siapa saja dan peserta bisa menggunakan nama samaran.
Telegram juga memungkinkan pengguna untuk mencari pengguna lain dengan mengunggah nomor telepon. Fungsi ini memungkinkan pengguna baru dengan cepat mengetahui apakah orang-orang di kontak ponsel mereka sudah menggunakan aplikasi ini atau belum.
Baru-baru ini, Telegram telah mendeteksi bukti bahwa pemerintah Hong Kong dan Beijing mungkin telah mengunggah nomor untuk mengidentifikasi pengunjuk rasa, ujar sumber Reuters. Tetapi tidak jelas apakah pihak berwenang telah berhasil menggunakan taktik ini untuk menemukan pendemo yang didominasi milenial ini.
Sekelompok insinyur Hong Kong yang memposting temuan mereka di forum online, bahwa fitur dalam desain Telegram memungkinkan otoritas Hong Kong dan China untuk mempelajari identitas asli pengguna. Perbaikan yang diperbaiki Telegram dengan menonaktifkan pencocokan berdasarkan nomor telepon dipastikan akan semakin melindungi para pendemo.
Sementara itu, Biro Keamanan Hong Kong, belum mau berkomentar banyak soal ini. "Kami telah bertindak secara bertanggung jawab untuk menangani masa sulit saat ini dengan maksud memulihkan ketertiban umum," tegas pejabat setempat.
Sebelumnya di Juni, Kepala Eksekutif Telegram Pavel Durov mengatakan layanan pesan Telegram sempat mendapat serangan cyber. Ia berujar serangan kemungkinan berasal dari China.
(sef/sef) Next Article Telegram Down saat Demo Hong Kong, Pelakunya China?
Most Popular