
Driver Grab & Gojek Bersatu Tolak Perang Tarif, Geruduk Maxim
Roy Franedya, ²©²ÊÍøÕ¾
18 December 2019 07:09

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aksi perang tarif yang dilakukan taksi online asal Rusia, Maxim membuat driver Grab dan Gojek gerah. Para driver kedua aplikasi ini sampai harus menggeruduk kantor Maxim.
Aksi ini terjadi di Solo. Driver Grab dan Gojek melakukan demo di depan kantor Maxim Solo dengan tuntutan taksi online asal Rusia ini menghentikan operasional.
Aksi ini menindaklanjuti petisi yang kami layangkan beberapa hari sebelumnya karena tidak ada tanggapan kami datangi kantornya," jelas salah seorang driver Gojek, Supardi, 34 di Lapangan Kartopuran seperti dikutip dari , (16/12/2019).
Setibanya di lokasi, massa langsung berorasi dan memblokade akses jalan lingkungan yang ada di sekitar. Arus lalu lintas yang sebelumnya lancar menjadi tersendat selama beberapa saat.
"Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.
Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.
Asal tahu saja, Maxim memasang tarif minimum Rp 2.000-3.000, jauh di bawah Permenhub nomor 12 Tahun 2019. Padahal tarif rata-rata ride hailing lainnya, Grab dan Gojek berkisar Rp 7.000-10.000, sesuai dengan ketentuan. Dengan tarif yang ditetapkan Maxim, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah karena lebih lebih murah.
Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.
(roy/sef) Next Article Ekonom ke Grab-Gojek-Maxim: Ojol Jangan Dilarang Kerja Dobel!
Aksi ini terjadi di Solo. Driver Grab dan Gojek melakukan demo di depan kantor Maxim Solo dengan tuntutan taksi online asal Rusia ini menghentikan operasional.
"Langsung kita segel dulu kantornya. Tapi mitra maxim masih boleh beroperasi untuk sementara," kata penanggung jawab aksi, Bambang Wijanarko usai mediasi dengan pihak Maxim Solo.
Dalam mediasi itu, pihak Maxim Solo masih diberikan kesempatan untuk menyesuaikan tarif sesuai yang sudah ditentukan. Para driver ojek online ini pun masih memberi kesempatan pada mitra Maxim untuk tetap beroperasi. Oleh sebab itu yang disegel hanya kantor manajemen saja sebagai bentuk kesepakatan.
Asal tahu saja, Maxim memasang tarif minimum Rp 2.000-3.000, jauh di bawah Permenhub nomor 12 Tahun 2019. Padahal tarif rata-rata ride hailing lainnya, Grab dan Gojek berkisar Rp 7.000-10.000, sesuai dengan ketentuan. Dengan tarif yang ditetapkan Maxim, pelanggan mitra Gojek maupun Grab pindah karena lebih lebih murah.
Maxim menetapkan tarif minimalnya Rp 1.850 per kilometer, dengan tarif batas atasnya Rp 2.300 per kilometer, sesuai dengan aturan. Bedanya di penetapan per empat kilometer awal yang ditetapkan Maxim Rp 3.000 kalau di Gojek dan Grab Rp 7.000-10.000.
(roy/sef) Next Article Ekonom ke Grab-Gojek-Maxim: Ojol Jangan Dilarang Kerja Dobel!
Most Popular