²©²ÊÍøÕ¾

Video Konspirasi Corona Bikin YouTube & Facebook Cs Kelabakan

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
08 May 2020 11:36
Emma Salvador, 84, supplements her oxygen as her son Jose Gonzalez watches over her in a makeshift tent set up at the 2 de Mayo Hospital to treat people who are infected with the new coronavirus, in Lima, Peru, Friday, April 17, 2020. (AP Photo/Rodrigo Abd)
Foto: Perawatan pasien covid-19 di tenda darurat yang didirikan di Rumah Sakit 2 de Mayo, Lima, Peru. (AP Photo / Rodrigo Abd)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - YouTube, Facebook dan platform media sosial lainnya sedang bekerja keras untuk menghentikan penyebaran video konspirasi virus corona Covid-19, yang berisi klaim yang menyesatkan dan tak memiliki bukti.

Salah satunya "Plandemic Movie", video berdurasi 26 menit yang viral dan telah dibagikan secara luas di YouTube, Twitter, Facebook dam Vimeo milik Alphabet.

Video ini berisi klaim tentang asal usul virus corona dan bagaimana penyebarannya. Video ini pun menyakinkan penontonnya bahwa virus corona diciptakan untuk raih keuntungan dari vaksin. Video ini juga menyebut memakai masker membuat orang semakin sakit.

Beberapa ahli teori konspirasi ini juga telah melakukan serangan online secara langsung ke dokter-dokter untuk membuktinya beratnya penyakit corona.

Soal ini, World Health Organization (WHO) sudah turun tangan. Dalam pertemuan dengan pemimpin perusahaan teknologi dari Google, Facebook, Twitter dan platform teknologi lainnya, mereka meminta agar perusahaan mencegah penyebaran informasi salah dan menyesatkan soal virus corona yang belakang terus meningkat.

Seorang juru bicara YouTube mengatakan platform berbagi video tersebut dengan cepat menghapus konten yang ditandai melanggar pedoman komunitas, termasuk konten tentang saran diagnostik yang tidak berdasar secara medis untuk Covid-19.

Twitter sendiri mengaku telah memblokir tagar "#PlagueofCorruption" dan #PlandemicMovie "dari tren dan pencarian. Menurut perusahaan itu, sebuah video yang dibagikan di Twitter oleh Judy Mikovits, yang ditampilkan dalam video itu, tidak melanggar kebijakan informasi yang salah.

Dalam video itu, Mikovits mengklaim bahwa masker berbahaya dan "benar-benar membunuh orang." Twitter memang mengatakan URL video telah ditandai sebagai "tidak aman."

(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular