
Cuan Tebal Pengusaha Kerupuk Dorokdok, Ini Rahasianya!
Yuni Astutik, ²©²ÊÍøÕ¾
14 May 2020 16:55

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ulfah Nurfebrianti (25) adalah salah satu dari sekian juta wirausaha mikro yang sukses merintis usaha melalui penjualan camilan tradisional yaitu dorokdok.
Ulfa yang akrab disapa Ucu adalah pendiri merk Dorokdokcu, camilan khas yang merupakan kerupuk kulit khas Jawa Barat. Dinamakan dorokdok karena diambil dari suara renyahnya kerupuk ini saat digigit. Soal nama Dorokdokcu, adalah gabungan dari dorokdok dan nama panggilannya.
Kisah ini bermula pada Mei 2019, Ucu yang suka jalan-jalan mengunggah Instagram Story soal dorokdok. Kemasan unik sebesar guling itu menuai respon dan Ucu diminta teman-temannya untuk mengirimkan ke rumah. Hal ini bahkan berulang, tak hanya sekali terjadi.
Merasa ini adalah sebuah peluang, Ucu meminjam uang sebesar Rp 1,5 juta dari orang tuanya. Dengan uang tersebut, dia membeli 15 bungkus dorokdok. Bermodal foto di akun instagramnya, dia menambahkan keterangan terima open order alias terima pesanan.
"Akhirnya, dari 15 bungkus yang dijual, yang minat ada 32. Sore itu, uang modal aku kembalikan ke mama, dan dana itu diputarkan hingga Dorokdokcu sebesar ini," ujarnya mengutip website resmi Grab di Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Dia mengaku tak pernah terfikir menjalankan bisnis. Bahkan, latar belakang keluarganya jauh dari profil orang-orang yang memiliki bisnis. Kini, berawal dari 15 bungkus pada Mei 2019, saat ini sudah berkembang menjadi 4.500 bungkus terjual setiap harinya.
Ucu kini dibantu oleh temannya, Lutfi Azar yang memiliki latar belakang bisnis. Keduanya lantas mengembangkan produk, mulai dari varian rasa, promosi dan sebagainya.
Kerja keras keduanya membuahkan hasil. Distributor dorokdokcu sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia. Dalam waktu dekat, Dorokdokcu akan membuka cabang di Balikpapan, Samarinda, Pontianak, dan Palangkaraya.
"Kalau reseller di Bandung sudah ada 200 lebih. Kalau distributor sudah ada di 25 kota di Indonesia. Di Sumatera buka di Lampung dan Palembang. Di Kalimantan ada di Banjarmasin. Bandung sendiri sudah ada lima 5 distributor," ujar Lutfi.
Lutfi menambahkan, Dorokdokcu pun sudah tersebar di Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Pasuruan, hingga Sidoarjo. Kini, Dorokdokcu yang memiliki aneka varian rasa mulai dari jeruk pedas, pedas gurih, original, asin gurih, jagung bakar, pedas cikur, dan barbeque. Dorokdokcu bahkan terjual 33.000 sampai 50.000 bungkus dalam sebulan.
"Pokoknya omzet kita, yang dulu kita enggak terbeli mobil, sekarang bisa beli mobil," ujar lutfi saat ditanya berapa omzet yang dikantongi setiap bulannya.
Ranah online memang menjadi fokus keduanya dalam memasarkan dorokdokcu. Dalam satu hari, setidaknya 30-50 atau sekitar 80% pengiriman memanfaatkan layanan GrabExpress.
Kembali ke Ucu, dia mengatakan jika layanan GrabExpress mudah dan sangat membantu. Selain itu, ada juga fitur pengiriman langsung ke tiga titik antar. Sehingga dirinya tidak usah pesan berkali-kali sebab cukup satu kali pesan, mitra kurir bisa kirim ke tiga alamat berbeda.
"Kita tinggal masukin titik penjemputan dan titik yang dituju, terus mitra kurirnya datangnya cepat, pokoknya membantu banget untuk bisnis. Saya juga paling suka dengan fitur pelacakan langsung dan bukti pengiriman. Jadi saya tinggal kirim tautan pengiriman ke pelanggan dan kita bisa sama-sama tahu kurir sudah ada dimana. Saat pengambilan dan pengantaran barang, kurir juga akan ambil foto barang dan akan dikirimkan kepada kami setelah pengiriman selesai. Jadi lebih aman pastinya," terangnya panjang lebar.
Tidak hanya di perkotaan, di kampung tempat dorokdok dibuat, Dorokdokcu pun berdampak positif terhadap ekonomi warga setempat. Dia bercerita, yang tadinya hanya beberapa karyawan, produksinya bertambah, pengiriman luar kota bertambah, otomatis banyak pekerja yang baru.
Ke depannya, Ucu dan Lutfi berencana mengembangkan usahanya jadi go internasional dan membangun rumah Tahfiz Alquran. Ucu dan Lutfi adalah satu dari 5 juta wirausahawan mikro yang mampu mengembangkan usahanya setelah tergabung dalam platform Grab di Indonesia. Misi GrabForGood terus berusaha membawa dampak positif teknologi untuk Indonesia.
Apa yang dialami Ucu merupakan salah satu contoh bagaimana teknologi bisa memajukan pengusaha kecil dan mikro di tanah air. Di tengah masa pandemi COVID-19 yang menghambat kinerja dan pertumbuhan UMKM, Pemerintah Indonesia menginisiasi gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang bertujuan untuk mendorong peningkatan penjualan produk UMKM di tanah air melalui jalur digital.
Sejalan dengan misi dari GrabForGood, Grab berkomitmen tinggi dalam mendukung gerakan #BanggaBuatanIndonesia bersama berbagai perusahaan lainnya yang berada di bawah naungan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Gerakan ini dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran Kementeriannya yang bertujuan untuk mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk go digital dan memperluas jangkauan pasar UMKM hingga ke pelosok daerah melalui dukungan dari berbagai pihak yang terlibat termasuk Grab.
(dob/dob) Next Article Digitalisasi UMKM RI, Grab Luncurkan Grab Merchant
Ulfa yang akrab disapa Ucu adalah pendiri merk Dorokdokcu, camilan khas yang merupakan kerupuk kulit khas Jawa Barat. Dinamakan dorokdok karena diambil dari suara renyahnya kerupuk ini saat digigit. Soal nama Dorokdokcu, adalah gabungan dari dorokdok dan nama panggilannya.
Kisah ini bermula pada Mei 2019, Ucu yang suka jalan-jalan mengunggah Instagram Story soal dorokdok. Kemasan unik sebesar guling itu menuai respon dan Ucu diminta teman-temannya untuk mengirimkan ke rumah. Hal ini bahkan berulang, tak hanya sekali terjadi.
"Akhirnya, dari 15 bungkus yang dijual, yang minat ada 32. Sore itu, uang modal aku kembalikan ke mama, dan dana itu diputarkan hingga Dorokdokcu sebesar ini," ujarnya mengutip website resmi Grab di Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Dia mengaku tak pernah terfikir menjalankan bisnis. Bahkan, latar belakang keluarganya jauh dari profil orang-orang yang memiliki bisnis. Kini, berawal dari 15 bungkus pada Mei 2019, saat ini sudah berkembang menjadi 4.500 bungkus terjual setiap harinya.
Ucu kini dibantu oleh temannya, Lutfi Azar yang memiliki latar belakang bisnis. Keduanya lantas mengembangkan produk, mulai dari varian rasa, promosi dan sebagainya.
Kerja keras keduanya membuahkan hasil. Distributor dorokdokcu sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia. Dalam waktu dekat, Dorokdokcu akan membuka cabang di Balikpapan, Samarinda, Pontianak, dan Palangkaraya.
"Kalau reseller di Bandung sudah ada 200 lebih. Kalau distributor sudah ada di 25 kota di Indonesia. Di Sumatera buka di Lampung dan Palembang. Di Kalimantan ada di Banjarmasin. Bandung sendiri sudah ada lima 5 distributor," ujar Lutfi.
Lutfi menambahkan, Dorokdokcu pun sudah tersebar di Jabodetabek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Gresik, Pasuruan, hingga Sidoarjo. Kini, Dorokdokcu yang memiliki aneka varian rasa mulai dari jeruk pedas, pedas gurih, original, asin gurih, jagung bakar, pedas cikur, dan barbeque. Dorokdokcu bahkan terjual 33.000 sampai 50.000 bungkus dalam sebulan.
"Pokoknya omzet kita, yang dulu kita enggak terbeli mobil, sekarang bisa beli mobil," ujar lutfi saat ditanya berapa omzet yang dikantongi setiap bulannya.
Ranah online memang menjadi fokus keduanya dalam memasarkan dorokdokcu. Dalam satu hari, setidaknya 30-50 atau sekitar 80% pengiriman memanfaatkan layanan GrabExpress.
Kembali ke Ucu, dia mengatakan jika layanan GrabExpress mudah dan sangat membantu. Selain itu, ada juga fitur pengiriman langsung ke tiga titik antar. Sehingga dirinya tidak usah pesan berkali-kali sebab cukup satu kali pesan, mitra kurir bisa kirim ke tiga alamat berbeda.
"Kita tinggal masukin titik penjemputan dan titik yang dituju, terus mitra kurirnya datangnya cepat, pokoknya membantu banget untuk bisnis. Saya juga paling suka dengan fitur pelacakan langsung dan bukti pengiriman. Jadi saya tinggal kirim tautan pengiriman ke pelanggan dan kita bisa sama-sama tahu kurir sudah ada dimana. Saat pengambilan dan pengantaran barang, kurir juga akan ambil foto barang dan akan dikirimkan kepada kami setelah pengiriman selesai. Jadi lebih aman pastinya," terangnya panjang lebar.
Tidak hanya di perkotaan, di kampung tempat dorokdok dibuat, Dorokdokcu pun berdampak positif terhadap ekonomi warga setempat. Dia bercerita, yang tadinya hanya beberapa karyawan, produksinya bertambah, pengiriman luar kota bertambah, otomatis banyak pekerja yang baru.
Ke depannya, Ucu dan Lutfi berencana mengembangkan usahanya jadi go internasional dan membangun rumah Tahfiz Alquran. Ucu dan Lutfi adalah satu dari 5 juta wirausahawan mikro yang mampu mengembangkan usahanya setelah tergabung dalam platform Grab di Indonesia. Misi GrabForGood terus berusaha membawa dampak positif teknologi untuk Indonesia.
Apa yang dialami Ucu merupakan salah satu contoh bagaimana teknologi bisa memajukan pengusaha kecil dan mikro di tanah air. Di tengah masa pandemi COVID-19 yang menghambat kinerja dan pertumbuhan UMKM, Pemerintah Indonesia menginisiasi gerakan #BanggaBuatanIndonesia yang bertujuan untuk mendorong peningkatan penjualan produk UMKM di tanah air melalui jalur digital.
Sejalan dengan misi dari GrabForGood, Grab berkomitmen tinggi dalam mendukung gerakan #BanggaBuatanIndonesia bersama berbagai perusahaan lainnya yang berada di bawah naungan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Gerakan ini dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dan jajaran Kementeriannya yang bertujuan untuk mendorong sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk go digital dan memperluas jangkauan pasar UMKM hingga ke pelosok daerah melalui dukungan dari berbagai pihak yang terlibat termasuk Grab.
(dob/dob) Next Article Digitalisasi UMKM RI, Grab Luncurkan Grab Merchant
Most Popular