²©²ÊÍøÕ¾

1,85 Miliar Orang Butuh Vaksin Corona, Vaksin Tak Kelar 2022!

Tirta Citradi, ²©²ÊÍøÕ¾
21 October 2020 16:04
Vaksin China SinoVac
Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Hampir 41 juta manusia di muka bumi telah terjangkit virus berbahaya yang menyebabkan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sudah hampir 7 bulan pandemi berlangsung, vaksin yang aman dan efektif belum juga tersedia.

Dari 44 kandidat vaksin yang diuji klinis ke manusia, 10 di antaranya telah masuk fase akhir yakni tahap III. Beberapa perusahaan farmasi seperti Sinovac, Sinopharm dan CanSino Biological Inc dari China, AstraZeneca dari Inggris hingga Moderna dari Amerika Serikat (AS) merupakan pengembang vaksin Covid-19 yang terbilang leading.

Kandidat vaksin dari perusahaan-perusahaan global di atas digadang-gadang bisa menjadi juru selamat bagi umat manusia yang eksistensinya kini terancam akibat virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang telah menewaskan lebih dari 1,1 juta orang secara global.

Saking daruratnya, beberapa kandidat vaksin China bahkan sudah diinjeksikan kepada sekelompok kecil orang berisiko tinggi meski uji klinis tahap akhir belum selesai. Uji klinis tahap akhir diharapkan bisa mulai rampung tahun depan.

Setelah uji klinis rampung dan vaksin dinilai aman serta berkhasiat, otoritas kesehatan akan segera memberikan izin untuk didistribusikan dan digunakan untuk vaksinasi. Namun masalahnya kebutuhan vaksin secara global sangatlah banyak.

WHO menyebut saat ini ada kurang lebih 50 juta orang yang bekerja di sektor kesehatan, ada 650 juta lansia di muka bumi dan ada 7,8 miliar orang yang hidup di dunia ini.

Dengan asumsi satu orang membutuhkan dua kali suntik vaksin (dua dosis) dan tingkat pemborosan (wastage rate) mencapai 15% maka untuk memvaksinasi seluruh pekerja medis di dunia membutuhkan sekitar 115 juta dosis vaksin.

Selain tenaga medis, para lansia dan orang dewasa dengan penyakit bawaan juga berisiko tinggi untuk terjangkit Covid-19. Untuk memvaksinasi golongan ini jumlah dosis vaksin yang dibutuhkan masing-masing sebanyak 650 juta dosis dan 1,15 miliar dosis.

Ketiga golongan orang di atas menurut WHO merupakan kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 sehingga diprioritaskan untuk divaksinasi terlebih dahulu. Oleh karena itu kebutuhan vaksin globalnya mencapai 4,265 miliar dosis. 

Mengingat saat ini vaksin belum tersedia dan membutuhkan waktu untuk diproduksi secara masal, WHO membuat skala prioritas orang yang harus divaksinasi terlebih dahulu ketika vaksin mulai gencar diproduksi. Setidaknya ada empat target kelompok orang yang harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi.

Apabila dilihat lebih jauh, untuk memvaksinasi hampir 24% dari penduduk dunia yang ditetapkan oleh WHO sebagai orang yang berisiko tinggi terjangkit Covid-19 membutuhkan vaksin lebih dari 4,2 miliar dosis. 

Lantas butuh waktu berapa lama untuk menghasilkan vaksin sebanyak itu?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Center for Global Development (CGD) menggaet Bryden Wood melakukan pemodelan matematis. Hasilnya dipublikasikan dalam sebuah laporan yang berjudul Covid-19 Vaccines Manufacturing Modelling Study Report.

Dalam laporan tersebut kolaborasi CGD dan Bryden Wood menyoroti beberapa aspek seperti dosis vaksinasi yang digunakan untuk memenuhi berbagai target yang ditetapkan oleh WHO, skema manufaktur vaksin dengan mempertimbangkan transfer teknologi baik secara paralel maupun yang dilakukan secara bertahap serta tingkat kemungkinannya di rentang 50%, 75% dan 90%.

Sebagai informasi dalam proses produksi vaksin atau obat secara masif transfer teknologi bisa terjadi antar korporasi maupun antar negara yang meliputi pengembangan fasilitas riset dan pengembangan (R&D) hingga pabrik atau fasilitas manufaktur vaksin skala industri. 

Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan, untuk memenuhi target pertama program vaksinasi yang membutuhkan 115 juta dosis vaksin butuh waktu selama 12 hingga 22 bulan untuk berbagai skenario. 

Menggunakan skenario terbaik, ketersediaan vaksin untuk memenuhi target 1 dengan kemungkinan 75% membutuhkan waktu 17 bulan sejak hari pertama produksi ditetapkan. Skenario terburuk untuk target 1 membutuhkan waktu 21 bulan dengan probabilitas yang sama.

Sementara itu, dengan skenario terbaik untuk target WHO terbesar yakni target 3 yang mencakup semua populasi rentan, butuh waktu 26 bulan dengan tingkat probabilitas sebesar 75%.

Artinya tingkat produksi untuk mendukung cakupan vaksin yang luas secara global tidak akan tercapai hingga akhir tahun 2022. Untuk skenario yang lebih pesimistis
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut kemungkinan sampai pertengahan 2023 dengan probabilitas 90%. 

Hal yang perlu diingat dari pemodelan ini adalah setiap negara tentu membutuhkan waktu yang berbeda-beda tergantung pada banyak faktor seperti kapasitas produksinya. 

Selain itu, fokus pemodelan ini juga tidak memperhitungkan waktu distribusi dan program vaksinasi masal. Dengan kata lain pemodelan ini hanya menitikberatkan pada durasi untuk memproduksi sejumlah dosis vaksin sesuai kebutuhan mengacu pada kalkulasi WHO. 

Pemodelan ini tentu memiliki kekurangan dan tidak dimaksudkan untuk menjadi acuan utama pengambilan kebijakan. Butuh upaya pemodelan lain yang lebih realistis.

Namun jika mengacu pada pemodelan ini pada akhirnya cerita dan program vaksinasi masal Covid-19 memang tidak akan terjadi dengan instan sim salabim. Jalan menuju masyarakat global kebal Covid-19 masih panjang kawan-kawan. 

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular