
Bunga Pinjaman 'Mencekik' Pinjol Bisa Turun, Ini Caranya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menilai big data dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah bunga 'mencekik' pinjaman online (pinjol) yang kerap dikeluhkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah digital.
Hal itu disampaikan Bambang dalam gelaran Indonesia Fintech Summit & Pekan Fintech Nasional yang disiarkan via kanal Youtube Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kamis (12/11/2020).
Ia menjelaskan, dalam era transformasi digital, ada satu fitur dari revolusi industri 4.0 yang harus dipergunakan secara optimal, yaitu big data. Di sisi lain, fintech menggunakan digital footprint untuk verifikasi dan data pihak ketiga untuk menekan biaya operasional.
"Jadi kita harapkan sebenarnya fintech itu kalau dia bisa menakar risikonya dengan baik, tingkat bunganya itu sebenarnya bisa turun," ujar Bambang.
Mantan menteri keuangan itu bilang kalau kuncinya adalah digital footprint yang bisa muncul karena big data. Oleh karena itu, Bambang bilang kalau solusi yang bisa dilakukan fintech adalah dengan mengoptimalkan big data.
"Sehingga dia bisa melakukan verifikasi tidak hanya melihat data KTP atau data-data formal tetapi justru masuk lebih jauh dalam konteks know your customer (KYC), masuk lebih jauh ke dalam data-data transaksi, dan behaviour sebenarnya. Karena kelebihannya big data itu bisa menunjukkan behaviour dari calon peminjam," kata Bambang.
Eks menteri perencanaan pembangunan nasional itu menawarkan solusi kedua adalah pembuatan platform yang spesifik untuk sektor tertentu. Bambang mencontohkan salah satu start up dalam program Kemenristek/BRIN yang membuat platform khusus nelayan.
Tujuannya adalah agar nelayan tidak hanya bisa menjual ikan langsung dari penangkapan di nelayan langsung ke pasar, toko, dan supermarket, melainkan juga nelayan bisa mendapatkan informasi perihal cuaca hingga pakan.
"Jadi saya melihat kombinasi antara teknologi produksi dengan teknologi digital itu akan sangat baik untuk menolong UMKM. Artinya mereka dikaitkan dengan fintech tadi, dengan big datanya segala macam langsung terekam bahwa mereka adalah peserta dari platform tadi sudah te-record, ada digital footprint-nya," ujar Bambang.
"Sehingga nanti fintech supplier itu bisa langsung memberikan pinjaman karena dia sudah memenuhi syarat KYC tadi. Jadi itu kira-kira solusi yang bisa kita dorong agar UMKM ini tidak khawatir ketika berhubungan dengan fintech," lanjutnya.
(miq/roy) Next Article Warga RI Utang ke Puluhan Pinjol, OJK Buka Suara