
Driver Ojol Tolak Merger Grab-Gojek, Ancam Demo Besar-Besaran

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda Indonesia) angkat suara soal rencana merger Grab dan Gojek. Asosiasi driver ojek online (ojol) menolak rencana itu dan mengancam akan melakukan demo besar-besaran.
Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono mengungkapkan pihaknya menolak keras mega merger atau akuisisi Grab dan Gojek karena berpotensi merugikan para driver ojek online.
Igun Wicaksono pun merinci tiga alasan penolakan mega merger Grab dan Gojek. Pertama, cepat atau lambat aksi merger korporasi akan mengambil langkah efisiensi, muncul ancaman pemutusan kemitraan sepihak pada driver ojol.
Kedua, kinerja dari Grab dan Gojek masih jauh dari idel dan berimbang dalam hal transparansi mitra, jaminan sosial, dan kesejahteraan mitra.
Ketiga, akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat, terjadi monopoli dalam usaha ride-hailing (berbagi tumpangan) di Indonesia.
Igun Wicaksono menambahkan Garda Indonesia akan membuka ruang dialog untuk wacana mega merger Grab dan Gojek yang ditengarai atas desakan investor Masayoshi Son dari Softbank.
"Apabila aspirasi kami dari GArda sebagai asosiasi yang menaungi para mitra pengemudi ojol untuk membuka ruang dialog tidak juga diperhatikan maka langkah akhir kami adalah menggelar aksi massa pengemudi ojol di seluruh Indonesia, baik secara serentak ataupun secara bergelombang untuk melakukan penolakan rencana mega merger dari Masayoshi Son Softbank Japan ini kepada regulator dalam hal ini Pemerintah," ujarnya.
"Mega merger Gojek dan Grab memang sifatnya B2B (business to business) namun di Indonesia ada instrumen merger dari regulator dalam hal ini Pemerintah."