²©²ÊÍøÕ¾

Driver Ojol Tolak Merger Grab-Gojek, Ancam Demo Besar-Besaran

Roy Franedya, ²©²ÊÍøÕ¾
08 December 2020 14:42
infografis: Ini Aturan Baru Taksi Online
Foto: infografis/Ini Aturan Baru Taksi Online/Edward Ricardo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda Indonesia) angkat suara soal rencana merger Grab dan Gojek. Asosiasi driver ojek online (ojol) menolak rencana itu dan mengancam akan melakukan demo besar-besaran.

Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono mengungkapkan pihaknya menolak keras mega merger atau akuisisi Grab dan Gojek karena berpotensi merugikan para driver ojek online.

Igun Wicaksono pun merinci tiga alasan penolakan mega merger Grab dan Gojek. Pertama, cepat atau lambat aksi merger korporasi akan mengambil langkah efisiensi, muncul ancaman pemutusan kemitraan sepihak pada driver ojol.

Kedua, kinerja dari Grab dan Gojek masih jauh dari idel dan berimbang dalam hal transparansi mitra, jaminan sosial, dan kesejahteraan mitra.

Ketiga, akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat, terjadi monopoli dalam usaha ride-hailing (berbagi tumpangan) di Indonesia.

Igun Wicaksono menambahkan Garda Indonesia akan membuka ruang dialog untuk wacana mega merger Grab dan Gojek yang ditengarai atas desakan investor Masayoshi Son dari Softbank.

"Apabila aspirasi kami dari GArda sebagai asosiasi yang menaungi para mitra pengemudi ojol untuk membuka ruang dialog tidak juga diperhatikan maka langkah akhir kami adalah menggelar aksi massa pengemudi ojol di seluruh Indonesia, baik secara serentak ataupun secara bergelombang untuk melakukan penolakan rencana mega merger dari Masayoshi Son Softbank Japan ini kepada regulator dalam hal ini Pemerintah," ujarnya.

"Mega merger Gojek dan Grab memang sifatnya B2B (business to business) namun di Indonesia ada instrumen merger dari regulator dalam hal ini Pemerintah."

Sebelumnya, media DealStreetAsia melaporkan Grab dan Gojek tinggal selangkah lagi melakukan merger atau penggabungan operasi di Asia Tenggara. Penggabungan ini akan melahirkan sebuah korporasi baru.

Mereka tinggal menyelesaikan beberapa detil kecil dari aksi korporasi ini. Salah satunya soal kepemilikan. Grab menawarkan 30% saham perusahaan baru namun manajemen dan investor Gojek minta porsi lebih besar karena keberadan Gojek di pasar Indonesia yang sudah cukup mapan.

Selanjutnya brand di Indonesia. DealStreetAsia menyebut kedua sudah sepakat untuk menggunakan brand Grab di Asia Tenggara namun khusus Indonesia Grab ingin menggunakan brand bersama sementara Gojek lebih suka menggunakan brand perusahaannya.

Saat ini, diungkapkan oleh sumber DealStreetAsia, Gojek sedang berusaha untuk memenangkan regulator Indonesia dengan cara menghentikan, atau menghapus brand Grab di Indonesia, seperti dikutip Sabtu (5/12/2020).

Sayangnya, saat diminta konfirmasi kepada Chief of Corporate Affairs Gojek, Nila Marita menolak mengomentari rumor yang beredar tersebut.

"Beberapa layanan kami bahkan telah mencatatkan kontribusi margin positif. Kami terus memprioritaskan pertumbuhan yang berkelanjutan untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna dan mitra kami di seluruh tempat kami beroperasi," jelas Nila kepada ²©²ÊÍøÕ¾.

Juru Bicara Grab Indonesia juga menolak mengomentari rumor yang beredar di pasar.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular