
Hacker Kuasai Data Saudi Aramco, Minta Tebusan Rp 725 M

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produsen minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco mengkonfirmasi bahwa beberapa file perusahaan telah dicuri hacker melalui kontraktor pihak ketiga. Kini para hacker meminta tebusan US$50 juta atau setara Rp 725 miliar (asumsi Rp 14.500/US$).
Saudi Aramco mengaku mengetahui kebocoran data tersebut melalui kontraktor perusahaan namun tak menyebutkan nama kontraktor tersebut.
"Kami mengkonfirmasi bahwa kebocoran data bukan karena ada pembobolan sistem kami dan tidak berdampak pada operasi kami. Perusahaan akan tetap mempertahankan sistem keamanan siber yang kuat," ungkap Saudi Aramco, seperti dikutip dari Financial Times, Kamis (22/7/2021).
Pernyataan Saudi Aramco muncul setelah seorang hacker mengklaim mencuri 1 terabyte data Aramco. Pengumuman itu disampaikan di dark web dalam sebuah postingan tanggal 23 Juni 2021.
Hacker itu kemudian meminta tebusan sebesar US$50 juta dalam bentuk Monero, uang kripto yang sulit dilacak pihak berwenang, dari Saudi Aramco.
Tidak jelas siapa di balik peretasan data Saudi Aramco. Namun peneliti keamanan siber menduga hacker ini bukan merupakan bagian dari aksi ransomware yang ramai belakang ini.
Ia juga menjual data tersebut sebesar US$5 juta kepada calon pembeli. Hacker tersebut menyatakan dari data tersebut ia mengetahui informasi tentang lokasi kilang minyak, serta file penggajian dan data rahasia klien perusahaan.
Kerentanan keamanan perusahaan energi dan jaringan pipa telah menjadi sorotan belakangan ini. di Amerika Serikat hacker meretas Colonial Pipeline, jaringan pipa BBM terbesar di AS, yang membuat kekurangan pasokan bahan bakar di seluruh pantai timur AS.
(roy/roy) Next Article Waspadalah! Ini 3 Modus Rampok Mencuri WhatsApp
