
Putin Serang Ukraina, Krisis Konsol Game Landa Rusia?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Imbas serangan Rusia ke Ukraina membuat perusahaan konsol game memutuskan untuk menghentikan penjualan mereka di Rusia.
Memasuki minggu ketiga usai Rusia memulai serangan ke Ukraina daftar perusahaan yang memutuskan hubungan dengan Rusia kian bertambah. Sebut saja Nintendo, Sony dan Microsoft yang dilaporkan menghentikan penjualan konsol mereka di Rusia.
Sony mengungkapkan telah berhenti menjual konsol dan perangkat lunak (software) PlayStation di Rusia.
Seorang perwakilan untuk unit video game Sony mengatakan dalam sebuah pernyataan perusahaan telah menangguhkan semua pengiriman software dan perangkat keras (hardware) ke Rusia. PlayStation Store juga tidak akan lagi tersedia di Rusia.
Sony Interactive Entertainment (SIE) bergabung dengan komunitas global dalam menyerukan perdamaian di Ukraina," kata Sony seperti dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, Jumat (11/3/2022).
Secara terpisah, Nintendo juga menyatakan hal yang sama. Pembuat konsol Switch itu mengatakan pihaknya menangguhkan semua pengiriman konsol ke Rusia.
Perusahaan asal jepang itu telah memutuskan untuk menunda rilis Advance Wars 1+2: Re-Boot Camp, sebuah game strategi bertema militer. Mereka beralasan penundaan itu mengingat peristiwa dunia baru-baru ini.
Sony dan Nintendo mengikuti jejak Microsoft yang sudah lebih dulu mengambil tindakan. Pekan lalu Microsoft mengatakan mereka akan menghentikan semua penjualan baru produk dan layanannya di Rusia, termasuk konsol game Xbox, software, dan layanan berlangganan.
Mengutip laman Game Rant, tak hanya konsol, sanksi yang diberikan Microsoft mencakup produk Windows dan Azure.
Di antara banyak reaksi terhadap invasi, langkah Microsoft mungkin salah satu yang paling berdampak. Mengingat adopsi luas produk dan layanannya di seluruh Rusia.
Presiden Microsoft Brad Smith telah mengumumkan langkahnya dalam sebuah posting blog resmi. Setelah mengutuk serangan tak beralasan ke Ukraina, Smith menyatakan pemblokiran penjualan produk dan layanan Microsoft di Rusia.
(roy/roy) Next Article Siap-siap Konsol Game Bakal Langka, Ini Biang Keroknya
