
Terbongkar, Virus Covid Paling Mematikan Dibuat di Amerika

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tim peneliti dari National Emerging Infectious Diseases Laboratories Universitas Boston menciptakan varian Covid-19 dari gabungan varian Omicron dengan virus asli. Varian tersebut diujicobakan pada tikus dengan tujuan membantu memerangi pandemi di masa depan.
Mereka menemukan tikus yang terinfeksi BA.1 Omicron memiliki kasus ringan dan selamat. Sedangkan kombinasi antara protein lonjakan Omicron dengan strain asli Covid-19 menyebabkan penyakit parah dengan tingkat kematian 80%.
Sementara untuk strain Covid-19 yang asli menyebabkan 100% tikus mengalami kematian, dikutip dari laman Boston Herald, Rabu (19/10/2022).
Para peneliti membantah virus ini untuk memperkuat strain virus SARS-CoV-2 dan membuatnya lebih berbahaya. Namun mereka mengatakan replikasi tersebut membuat virus jadi kurang berbahaya.
"Faktanya penelitian ini membuat virus mereplikasi menjadi kurang berbahaya," kata pihak Universitas Boston.
Tim peneliti juga menjelaskan studi tersebut memberikan wawasan penting mengenai kemampuan varian omicron dalam menyebabkan penyakit. Penulis utama studi Mohsan Saeed mengatakan bukan protein lonjakan, namun penyebabnya dari protein virus lain.
"Konsisten dengan penelitian dari orang lain, studi ini menunjukkan bahwa bukan protein lonjakan yang menyebabkan patogenisitas omicron, namun protein virus lainnya," ungkap Saeed.
"Penetapan protein tersebut akan mengarah pada diagnosa dan strategi manajemen penyakit yang lebih baik".
Studi tersebut juga menjelaskan penggunaan tikus untuk percobaan dibandingkan primata yang memiliki lebih banyak kesamaan dengan manusia. Tikus disebut merupakan model mapan untuk menyelidiki fenotipe mematikan dari virus.
"Salah satu batasan potensial dari penelitian kami merupakan penggunaan tikus K18-hACE2 untuk studi patogenesis alih-alih model primata yang punya lebih banyak kesamaaan dengan manusia," tulis studi tersebut. "Namun perlu dicatat bahwa model tikus K18-hACE2 adalah model mapan untuk menyelidiki fenotipe mematikan SARS-CoV-2".
Next Article Bukan Demam, 2 Gejala Awal Covid Varian Baru Sering Diabaikan