
Investor Tak Royal Lagi Beri Dana ke Startup, Apa Artinya?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dulu startup teknologi bisa terbang dengan bebas, pendanaan pun mudah didapatkan. Namun era uang mudah (easy money) sudah berakhir dan pengusaha diingatkan untuk bersiap.
"Yang pasti lanskap penggalangan dana telah berubah," kata CEO Checkout.com yang bergerak pada sektor software Guillaume Pousaz dalam Web Summit, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ Internasional, Rabu (16/11/2022).
Dia menambahkan tahun lalu tim kecil bisa mendapatkan US$6 juta dari pendanaan awal, yang menjadi tanda berlebihan dalam kesepakatan usaha.
Soal valuasi perusahaannya hari ini, Pousaz hanya mengatakan hal tersebut jadi sesuatu untuk investor yang peduli dengan kapan berinvestasi dan mencairkan keuntungan investasinya. Dia menambahkan jika yang terjadi tahun lalu tidak sama dengan tahun ini.
"Kelipatan tahun lalu bukan kelipatan yang sama dengan tahun ini. Kita bisa melihat kondisi saat ini, valuasinya sebagian besar setengah dari tahun lalu," jelasnya.
Kenaikan suku bunga, inflasi tinggi dan prospek penurunan ekonomi global berdampak pada valuasi perusahaan teknologi swasta. The Fed dan sejumlah bank sentral lain menaikkan suku bunga serta membalikkan pelonggaran moneter era pandemi sebagai cara mencegah inflasi yang melonjak.
Inilah yang membuat saham perusahaan teknologi ambles dan mempengaruhi startup yang mengumpulkan uang dengan valuasi lebih rendah. Stripe dan Klarna jadi beberapa perusahaan yang mengalami penurunan valuasi tahun ini yakni 28% dan 85%.
Di sisi investor, Pousaz mengatakan investor belum menemukan landasan menentukan berapa kenaikan biaya modal. "Sebagian besar investor masih melakukan valuasi hingga hari ini pada DCF, discounted cash flow, dan untuk melakukannya Anda perlu mengetahui di sisi negatif, apakah 2% apakah 4%? Saya harap saya tahu namun tidak," ungkapnya.
PHK massal yang dilakukan oleh perusahaan teknologi, seperti Meta dan Amazon, juga disinggung dalam Web Summit. Menurut CEO Seon, Tamas Kadar, setiap investor nampaknya mencoba opsi tersebut pada perusahaan yang ada dalam portofolionya.
"Apa yang biasanya mereka katakan adalah, jika sebuah perusahaan tidak benar-benar tumbuh, stagnan, maka coba untuk mengoptimalkan profitabilitas, tingkatkan rasio margin kotor serta perpanjang landasan saja," kata Kadar.
(npb/roy) Next Article Barito Pacific Investasi di Startup 'Pemulung'