²©²ÊÍøÕ¾

Google Punya AI Pesaing ChatGPT tapi Masih Disimpan Erat

Intan Rakhmayanti Dewi, ²©²ÊÍøÕ¾
28 December 2022 08:35
FILE - Google's headquarters in Mountain View, Calif., is shown Thursday, Jan. 3, 2013. Google has decided that most of its 200,000 employees and contractors should work from home through next June, a sobering assessment of the pandemic's potential staying power from the company providing the answers for the world's most trusted internet search engine. The remote-work order issued Monday, July 27, 2020, by Google CEO Sundar Pichai also affects other companies owned by Google's corporate parent, Alphabet Inc. It marks a six-month extension of Google's previous plan to keep most of its offices closed through the rest of this year.

(AP Photo/Marcio Jose Sanchez, File)
Foto: Google (AP/Marcio Jose Sanchez)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - ChatGPT, sebuah chatbot AI yang dikembangkan oleh OpenAI belakangan menjadi viral karena dapat memberikan jawaban langsung dan akurat manusia yang bertanya.

Tampaknya ini menjadi suatu peringatan bagi Google. Seorang eksekutif Google yang berbicara dengan Times mengatakan chatbot AI seperti ChatGPT dapat menjungkirbalikkan bisnis raksasa pencarian seperti mereka.

Apalagi Google sangat bergantung pada iklan dan e-commerce yang ditemukan di Google Search. Dalam memo dan rekaman audio yang diperoleh Times, publikasi tersebut mengatakan CEO Sundar Pichai telah mengadakan pertemuan untuk menentukan strategi AI Google.

Bos Google juga telah membuat banyak tim di dalam perusahaan bekerja lebih serius untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh ChatGPT, demikian dikutip dari Cnet, Rabu (28/12/2022).

Google tidak segera menanggapi permintaan komentar.

ChatGPT adalah chatbot AI yang menggunakan data tersedia yang ditemukan secara online untuk memberikan jawaban percakapan kepada pengguna atas segala pertanyaan.

Ia tidak berbentuk seperti Google Search, yang menjelajahi internet untuk mencari jawaban potensial dan memberi orang tautan yang harus mereka baca sendiri.

ChatGPT memberikan jawaban unik dan baru yang belum pernah ditulis oleh manusia sebelumnya. Misalnya, seseorang dapat meminta ChatGPT untuk menulis haiku tentang pikachu yang memakan SPAM musubi dan ChatGPT akan memberikan jawaban yang tepat.

Google telah secara agresif membangun teknologi AI-nya sendiri, namun lambat untuk merilisnya ke publik. Sebagian alasannya adalah jawaban didasarkan pada data buatan manusia yang saat ini tersedia secara online. Itu berarti rasisme, bias, dan misinformasi dapat masuk ke dalam model pembelajaran chatbot, memberikan jawaban yang tidak menyenangkan.

Itu sebabnya Microsoft harus buru-buru menarik AI chatbot offline pada tahun 2016 tak lama setelah diperkenalkan. Induk Facebook Meta juga memperkenalkan chatbot, tetapi malah memberikan jawaban yang rasis.

Untuk saat ini, Google terus mengandalkan bisnis pencariannya, yang menghasilkan uang melalui iklan dan penjualan ecommerce yang menyumbang hampir 80% dari pendapatannya pada kuartal terakhir.

Karena chatbot bertujuan untuk memberikan jawaban dalam bahasa alami, mungkin akan lebih sulit untuk mengintegrasikan iklan. Tidak hanya itu, pemrosesan yang diperlukan untuk memberikan jawaban yang dapat dipercaya dengan menggunakan kumpulan data yang sangat besar bisa menjadi mahal. Perkiraan soal ChatGPT, OpenAI disebut menghabiskan US$ 3 juta per bulan pada platform yang saat ini masih dalam versi beta.


(dem/dem) Next Article Viral ChatGPT dan OpenAI, Chabot Bisa Gantikan Manusia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular