²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Ridwan Kamil Ribut sama Akun Twitter, Ini Kronologisnya

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
Rabu, 04/01/2023 19:28 WIB
Foto: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam forum B20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali, Jumat (11/11/2022). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Hari ini lini masa Twitter dan Instagram diramaikan dengan keributan antara sebuah akun Twitter dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Ini dimulai karena kritikan akun @outstandjing soal dana APBD untuk pembangunan masjid.

Akun itu menyebutkan seharusnya APBD tak digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu, termasuk pembangunan masjid. Dia menjelaskan pembayaran pajak itu tidak menggunakan niat untuk wakaf.

"Tapi kalau masjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad & niat bayar pajak bukan akad & niat wakaf. Kalau di agama Islam, tidak sembarang dana bisa dipakai untuk masjid!" tulis akun itu.


Kritikan itu pun dibalas oleh pria yang akrab disapa Kang Emil dalam akun Instagram. Dia menyertakan beberapa foto kolase terkait pembangunan tempat ibadah dengan APBD dan juga screenshot ucapan akun @Outstandjing itu.

Dia mengatakan penggunaan dana negara berasal dari kesepakatan bersama dan dibahas dengan musyawarah bersama rakyat. Emil juga menjelaskan bukan hanya masjid yang bisa dibiayai APBD. Namun tempat ibadah lain pun bisa, seperti gereja hingga pura. Asalkan disepakati lembaga eksekutif dan legislatif.

"Betul. Kewajiban Anda adalah membayar pajak, namun hukum positif mengatakan, penggunaannya adalah wilayah kewenangan penyelenggara negara," tulisnya.

Tak sampai di sana, akun @outstandjing juga memberikan komentar pada unggahan tersebut. Dia juga menyinggung soal media sosial bisa dimanfaatkan warga Jabar untuk diskusi sehat, bukan dengan emosi dan persekusi.

Dia juga menyampaikan soal anggaran transportasi yang hanya 0,53%, yang pada akhirnya habis untuk belanja operasional bukan modal. Padahal keberadaan angkutan umum di wilayah itu memprihatinkan.

Sementara itu di Twitter, Ridwan mengomentari dialognya tersebut. Dia menegaskan masalah tersebut tak perlu jadi terlalu panjang hingga menimbulkan twitwar, melainkan cukup menyampaikan hak jawab.

"Kenapa netizen pada julid suka ngerujak? Ya itulah masalah kita bersama. Bahkan juara terkasar se-Asia Pasifik. Tipe begitu ada di kelompok mana-mana. Pemilik akun tidak ada daya mengontrol jempol follower. Yang ada adalah konsisten mengedukasi agar selalu sopan penuh adab," jelas Kang Emil.


(tib)