
Warga Ogah Bayar Langganan Spotify, Ini Penyebabnya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Layanan streaming musik Spotify kini mengantongi 515 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user/MAU). Angka itu naik 5% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 22% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini juga menjadi milestone bagi Spotify yang baru pertama kali mencapai setengah juta MAU sejak didirikan pada 2006 dan dirilis umum pada 2008 lalu.
Kendati begitu, ternyata mayoritas pengguna Spotify adalah pengguna gratisan. Cuma 40% yang mau merogoh kocek untuk bayar biaya langganan (subscribe).
Dilihat dari sepak terjangnya, pengguna berbayar Spotify memang terus merosot dari masa ke masa. Pada Q1 2019, subscriber Spotify sebanyak 46%, lalu turun jadi 45% pada Q1 2020.
Turun lagi jadi 44% pada Q1 2021 dan jadi 43% pada Q1 2022. Pada kuartal sebelumnya, subscriber-nya turun menjadi 42%, hingga terbaru sisa 40%.
Secara angka ril, mengguna Spotify berbayar ada 210 juta orang. Sementara 317 juta pengguna memilih pakai layanan gratis dengan sisipan iklan.
Penurunan jumlah subscriber berbayar dari 42% ke 40% dalam 3 bulan tentu bisa dibilang signifikan. Dikutip dari TechCrunch, Rabu (26/4/2023), salah satu alasannya karena kondisi ekonomi yang sedang tak stabil.
Pengguna tak apa-apa mendengar musik dengan selingan iklan ketimbang harus membayar sejumlah uang ke Spotify.
Dengan banyaknya pengguna gratisan yang kena paparan iklan, pendapatan Spotify dari komersil pun naik 17% secara tahun-ke-tahun. Namun dibandingkan kuartal sebelumnya, pendapatan itu justru turun 27%.
Kendati begitu, Spotify mengatakan pertumbuhan MAU sebanyak 26 juta orang dari prediksi 15 juta menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Meski tak berkorelasi pada pendapatan, namun Spotify berharap angka itu bisa membawa peluang monetisasi yang lebih sehat ke depannya.
(fab/fab) Next Article Spotify Playlist in a Bottle Lagi Viral, Ini Cara Buatnya