²©²ÊÍøÕ¾

Alasan Profesor Harvard Yakin Temukan UFO di Dasar Samudra

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2023 08:50
FILE - This June 13. 2003 file photo shows a small loading dock in Bounty Bay on Pitcairn Island. Pitcairn Island, a tiny speck in the Pacific thats home to just 48 people, has passed a law allowing same-sex marriage -  but has no gay couples wanting to wed. Pitcairn Deputy Governor Kevin Lynch said Monday, June 22, 2015 the new law came into effect May 15. First settled in 1790, Pitcairn is a British Overseas Territory that has some legal autonomy and is often considered the worlds smallest country by population. Islanders are descended from the mutineers of the British navy vessel Bounty and their Tahitian companions. (AP Photo/File)
Foto: Pulau Pitcairn (AP Photo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tim peneliti Harvard mencari bukti kunjungan alien di Bumi di dekat Papua Nugini. Avi Loeb, pemimpin ekspedisi, yakin bahwa objek yang ada di dasar Samudra Pasifik adalah pecahan pesawat luar angkasa.

Objek yang dicari oleh Loeb dinamakan diberi nama IM1. Ada dua alasan yang membuatnya percaya bahwa benda yang menghantam Bumi pada 2014 tersebut adalah wahana buatan makhluk cerdas dari luar Bumi.

±Ê±ð°ù³Ù²¹³¾²¹,ÌýIM1 bergerak sangat cepat. Menurut perhitungan Loeb, objek tersebut terbang lebih cepat dari 95 persen bintang di dekatnya. Kecepatan ini adalah bukti bahwa meteor ini dalam objek antar-bintang, benda yang berasal dari luar Tata Surya.

°­±ð»å³Ü²¹,Ìýmeteorit itu terpantau tidak hancur lebur saat menembus atmosfer lapisan terluar Bumi. IM1 tetap utuh hingga mencapai atmosfer lapisan bawah. Fakta ini menunjukkan bahwa material penyusunnya lebih kuat dari baja.

Berdasarkan perhitungan Loeb dan timnya dari Harvard, potensi IM1 adalah pengunjungan antar-bintang mencapai 99,999 persen. Artinya, ini adalah objek antar-bintang ketiga yang pernah ditemukan setelah komet Borisov dan Oumuamua.

Berdasarkan artikel tulisan Loeb di Medium, tim yang ia pimpin berhasil menemukan material bulat berukuran 0,3 milimeter yang diduga berasal dari luar angkasa. Material itu adalah bagian dari objek yang diambil mereka dari dasar Samudra Pasifik.

"Kami menemukan komposisi yang kebanyakan berupa besi dengan sebagian magnesium dan titanium, tanpa nikel. Komposisi ini aneh dibandingkan dengan logam buatan manusia, asteroid, dan sumber astrofisik lain yang familier," katanya.

Bulatan kecil muncul dalam partikel magnetik yang diteliti menggunakan mikroskop. Partikel diambil dari area yang diduga dilewati oleh meteorit IM1.Foto: Avi Loeb/Medium
Bulatan kecil muncul dalam partikel magnetik yang diteliti menggunakan mikroskop. Partikel diambil dari area yang diduga dilewati oleh meteorit IM1.

Material tersebut akan dibawa Loeb dan tim ke Observatorium Harvard. Di sana, mereka bisa menggunakan spektometer untuk mengidentifikasi isotop di dalamnya. Lewat analisis atas proporsi dan perbandingan dengan meteorit lain, mereka bisa memastikan IM1 objek antar-bintang atau bukan.

Selain itu, pemeriksaan di Harvard bisa memastikan apakah material tersebut terbentuk secara alami atau buatan makhluk cerdas di luar Bumi, yang biasa disebut alien.

Dalam akhir tulisannya di Medium, Loeb bercerita soal sikap skeptis para koleganya di Harvard. "Salah seorang kolega membisikkan, banyak orang di sini berpendapat kamu hanya membuang waktu."

Ia menilai ekspedisinya bisa digambarkan oleh pernyataan filsuf Arthur Schopenhauer, "Semua kebenaran melalui tiga tahap. Pertama, diperolok. Kedua, dibantah dengan keras. Ketiga, diterima karena terbukti dengan sendirinya."

Menurut Loeb, temuannya di dasar Samudra Pasifik merupakan tahap ketiga. 


(dem/dem) Next Article AS Dituduh Simpan UFO Utuh, Diam-Diam Disembunyikan Militer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular