²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Varian baru Covid-19, Eris atau EG.5.1 memiliki gejala yang cukup berbeda dengan varian lainnya. Misalnya tidak ada gejala demam pada pasien.

Varian Eris sendiri sudah tersebar di banyak negara saat ini. Termasuk Indonesia yang dilaporkan telah masuk sejak bulan Juni lalu.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Menteri Budi Gunadi Sadikin. Dia juga menambahkan masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap tenang soal varian tersebut.

"Varian baru tersebut memang sudah ada di Indonesia. Sudah dari dua bulan lalu," jelasnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/8/2023). "Iya, enggak perlu khawatir".

Pilihan Redaksi Taktik Baru Google Bujuk Pengguna iPhone Pindah ke HP Android Fintech Pinjol Modalku PHK 38 Orang Pegawai Ramai Media Asing Sorot Jakarta, Sebut Kota Paling 'Ternoda'

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasi Eris sebagai variant under monitoring (VUM) atau varian yang diawasi. Varian itu juga dilaporkan telah mendominasi 20% dari sekuen di Asia, 10% di Eropa dan 7% di Amerika Utara.

Eris juga disebut menjadi penyebab lonjakan kasus di Inggris. Melansir Daily Mail, faktornya akibat liburan musim panas dan peluncuran Barbie serta Oppenheimer pada pertengahan bulan lalu, yang akhirnya menimbulkan kerumunan di ruang publik.

"Kami terus memonitor jumlah kenaikan kasus pada minggu ini. Kami memang melihat ada peningkatan pasien di rumah sakit, terutama di kalangan pasien berusia lanjut," tutur dokter dan kepala imunisasi Inggris UKHSA, Mary Ramsay.

Gejala Covid-19 varian Eris

Berikut sejumlah gejala yang muncul pada pasien yang positif terkena Eris:

• Pilek
• Sakit Kepala
• Kelelahan ringan hingga berat
• Bersin
• Sakit tenggorokan