
Cara Canggih Israel Pantau Gerak-Gerik Setiap Warga Palestina

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Israel dilaporkan menggunakan teknologi mata-mata untuk mengintai seluruh warga Palestina. Teknologi tersebut ditempatkan di wilayah perbatasan secara diam-diam.
Sebagai informasi, kota Hebron telah dibagi menjadi dua berdasarkan perjanjian Israel dan organisasi pembebasan Palestina pada 1997 lalu. H1 dikelola oleh otoritas Palestina, sementara H2 dipegang oleh Israel.
Di H2 terdapat 33 ribu warga Palestina dan 800 pemukim Israel yang tinggal secara ilegal. Namun pergerakan masyarakat Palestina tidak sebebas warga Israel.
Mereka dilarang menggunakan jalan tertentu yang terbuka untuk warga Israel. Selain itu, mereka juga harus melewati jaringan pos pemeriksaan militer dan penghalang lainnya.
Di pos pemeriksaan Hebron juga dilaporkan Israel menggunakan teknologi pengenalan wajah Red Wolf. Amnesty melaporkan teknologi itu terkait dua sistem yang dikelola militer lainnya yakni Wolf Pack dan Blue Wolf.
Wolf Pack merupakan basis data luas berisi semua informasi soal warga Palestina dari OPT. Data ini termasuk tempat tinggal, anggota keluarga dan apakah mereka ingin diinterogasi otoritas Israel.
Data yang disimpan Wolf Pack dapat diakses langsung oleh aplikasi yang diinstal di smartphone maupun tablet. Aplikasi tersebut bernama Blue Wolf.
Jadi saat warga Palestina melintas pos pemeriksaan, sistem Red Wolf akan memindai wajah mereka. Ini dilakukan tanpa diketahui dan disetujui oleh warga tersebut.
Pemindaian tersebut selanjutnya akan membandingkan dengan data yang ada terkati warga Palestina. Red Wolf akan menggunakan informasi tersebut untuk menyatakan seseorang boleh atau tidak melewati pos pemeriksaan.
Jika izin tidak didapatkan, maka orang tersebut tidak bisa masuk. Penolakan juga bisa keluar terkait informasi yang disimpan pada profil warga Palestina, misalnya terkait keinginan seseorang untuk diinterogasi maupun ditangkap.
Data yang dimiliki Red Wolf juga terus bertambah. Berdasarkan laporan Breaking the Silence, komandan Israel di Hebron menjelaskan tentara ditugaskan mengoptimalkan algoritma pemindaian wajah jadi bisa mengenali tanpa campur tanga manusia.
Next Article Israel Palsukan Sejarah Tanah Palestina, Incar Situs Arkeolog