²©²ÊÍøÕ¾

Investasi ke Startup RI Jeblok, Prospek Menyusut

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
07 November 2023 09:30
PHK Startup Terjadi Lagi, dari Shopee Hingga Unicorn Xendit!
Foto: Infografis/ PHK Startup Terjadi Lagi, dari Shopee Hingga Unicorn Xendit!/ Ilham Restu

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Potensi perekonomian digital dan startup Indonesia tampaknya tidak secara dulu, terutama di sektor ride-hailing yang mencakup ojek dan taksi online serta layanan pesan antar.

Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company yang bertajuk e-Conomy Sea 2023 mencerminkan hantaman keras yang dirasakan oleh pelaku industri teknologi di Indonesia sejak 2022.

Dalam riset tahun ini, pertumbuhan nilai produk kotor (GMV) yang ditransaksikan lewat aktivitas ekonomi digital Indonesia tidak secerah yang digambarkan laporan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut laporan 2023, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2022 hanya US$ 76 miliar (Rp 1.206 triliun) pada 2022. Pada laporan 2022 padahal GMV ekonomi digital RI pada 2022 diperkirakan mencapai US$ 77 miliar (Rp 1.222 triliun).

Dampak perlambatan pada 2022 bakal terasa hingga masa depan. Jika pada laporan 2022, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi menembus US$ 130 miliar (Rp 2.063 triliun) pada 2025. Pada laporan 2023, memperkirakan GMV yang tercapai pada 2025 cuma US$ 109 miliar (Rp 1.730 triliun).

Pada tahun ini, ekonomi digital RI diproyeksi melampaui nilai US$ 82 miliar (Rp 1.301 triliun).

Masa depan yang tak secerah dulu juga tergambarkan dari arus investasi yang masuk ke perusahaan teknologi di tanah air.

Pada 2021, investasi ke startup RI memuncak. Nilai investasi saat itu mencapai US$ 9,1 miliar (Rp 144 triliun) dalam 649 kesepakatan pendanaan. Pada 2022 nilai investasi masih tinggi, yaitu US$ 5,1 miliar (Rp 80,9 triliun).

Sepanjang 6 bulan pertama tahun ini, modal yang masuk ke startup RI jeblok. Nilainya bahkan tak mencapai miliaran dolar, hanya sekitar US$ 400 juta (Rp 6,35 triliun) dalam 100 kesepakatan pendanaan. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, ada 302 kesepakatan dengan nilai total US$ 3,3 miliar (Rp 52,37 triliun).

Proyeksi yang makin pesimistis terjadi di seluruh sektor. Namun, sektor transportasi dan pesan antar yang digawangi para ojek online atau ojol adalah industri yang dinilai masa depan cerahnya berubah paling drastis.

Google, Temasek, Bain & Company pada 2022 memprediksi nilai bisnis transportasi online dan pesan antar di RI mencapai US$ 15 miliar (Rp 238 triliun pada 2025. Pada laporan 2023, proyeksi 2025 dipangkas lebih dari 40 persen menjadi US$ 9 miliar (Rp 142,8 triliun).


(dem/dem) Next Article Sudah Punya Rp 4,7 Triliun, Merah Putih Fund Kok Belum Cair?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular