
Juara di Medsos Otomatis Presiden, Ini Penjelasan Ahli

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kampanye dan obrolan terkait pemilu 2024 sudah makin terdengar di lini masa media sosial. Pengamat media sosial Rustika Herlambang menjelaskan soal keramaian pemilu di dunia maya pada tahun ini dan pemilu 2014 lalu.
Selama 10 tahun terdapat perbedaan mencolok di media sosial. Pada 2014, sentimen masyarakat terlihat dari eksposur di media sosial.
"Yang menarik kalau dulu 2014 hanya lihat eksposur media massa, jadi kalau detikcom rajin posting dan sentimen positif, kita tutup mata, itu pasti menang," kata Rustika, dalam acara '#DemiIndonesia Cerdas Memilih' dikutip dari detik.com, Jumat (8/12/2023).
Namun ini berbeda dengan tahun ini. Masyarakat tak lagi melihat media mainstream, melainkan beralih ke engagement di media sosial.
"2023, saya melihat perubahan orang tidak melihat di media mainstream tapi engagement media sosial. TikTok sangat menguasai," imbuhnya.
Seperti yang dia sebutkan, engagement tertinggi dimiliki oleh Tiktok. Engagement di platform berbagi video itu mencapai 78 juta padahal jumlah postingannya tak sebanyak itu.
Untuk jumlah postingan terbanyak terlihat di X atau yang dulu disebut Twitter serta Youtube. "Tiktok tidak kelihatan secara jumlah postingan tapi engagement paling besar mencapai 78 juta, padahal postingannya cuma 400.000. Berapa kali lipatnya itu," jelas Rustika.
Rustika juga membeberkan data keadaan lini masa media sosial saat ini terkait pemilu. Selama seminggu terdapat 633 ribu unggahan dengan engagement mencapai 4,5 juta.
"Seminggu aja sudah ada 633.000 unggahan dengan engagement 4,5 juta (terkait pilpres). Jumlah akun yang ngetweet soal pilpres mencapai 176.000. Kesannya sepi, tapi di hati tidak tahu," ujarnya.
(npb/npb) Next Article Prabowo-Anies-Ganjar Banjiri Medsos, Menkominfo Ingatkan Ini
