²©²ÊÍøÕ¾

Cerita Bos TikTok Mengaku Bukan Orang China Berulang Kali

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
05 February 2024 09:30
WASHINGTON DC, UNITED STATES - MARCH 23: TikTok CEO Shou Zi Chew listens to questions from U.S. representatives during his testimony at a Congressional hearing on TikTok in Washington, DC on March 23rd, 2023. (Photo by Nathan Posner/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Hubungan erat China dengan Tiktok dan bosnya Chew Shou Zi kembali mencuat dalam sidang parlemen Amerika Serikat (AS) yang digelar minggu lalu. Hal ini berulang kali terjadi saat platform tersebut dihadapkan dengan parlemen AS.

Sidang yang digelar pekan lalu berfokus pada keamanan anak di media sosial. Namun saat itu, para senator menghubungkan Tiktok dan Chew dengan pemerintahan China.

Salah satunya adalah mempertanyakan kewarganegaraan Chew. Pertanyaan serupa juga pernah dilontarkan tahun lalu terkait dugaan kedekatan Tiktok dengan China.

Sama seperti sebelumnya, Chew menegaskan dirinya bukanlah warga negara China. Dia juga membantah memiliki paspor negara lain selain Singapura.

"Senator, saya merupakan warga negara Singapura," kata Chew.

Chew juga ditanya apakah berafiliasi dengan Partai Komunis China. Kembali dia membatahnya dan menjawab bukan merupakan warga negara China.

"Senator, Saya orang Singapura. Itu tidak benar!," kata dia.

Selain itu Senator Ted Cruz dari partai Republik mengatakan Tiktok versi China membantu pendidikan anak di sana. Namun hal yang sama tak berlaku untuk platform di AS.

"Di AS, kalian menampilkan video yang membahayakan diri sendiri (self-harm) dan propaganda anti-Israel ke anak-anak. Kenapa berbeda dengan di China?" kata Cruz.

Setelah Chew membantah pernyataan tersebut, Cruz mencontohkan topik protes di Hong Kong dan Tibet tidak populer di Tiktok dibandingkan dengan Instagram. Namun Chew mengatakan tidak benar dan menegaskan algoritma platformnya tidak melakukan apapun.

"Algoritma TikTok tak membungkam konten apapun," ujar Chew.

Senator Tom Cotton, juga dari Partai Republik, menghubungkan masalah kelompok Uighurs. Dia bertanya apakah Chew mendukung pemerintah AS yang menuding China melakukan genosida pada kelompok minoritas itu di Xinjiang.

Chew hanya mengatakan siapapun bisa membawa topik ini ke Tiktok. Cotton yang tak puas dengan jawaban itu kembali bertanya apakah Chew sepakat dengan Presiden Joe Biden yang menyebut Presiden Xi Jinping sebagai diktator.

Chew tak menjawab pertanyaan itu dengan alasan posisinya tidak bisa mengomentari isu pemimpin negara. Jawaban itu membuat Cotton menyerangnya dengan mengatakan Chew takut kehilangan pekerjaannya jika buka suara soal pemerintah China.

"Apakah Anda takut kehilangan pekerjaan jika mengatakan sesuatu tentang Partai Komunis China? Anda takut ditangkap atau menghilang ketika berkunjung ke China?" begitu bunyi cercaannya.

Para senator mengundang beberapa bos media sosial lainnya. Mulai dari CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO X Linda Yaccarino, CEO Snap Evan Spiegel, serta CEO Discord Jason Citron.


(npb) Next Article Diserang Amerika, Bos TikTok Mengaku Bukan Orang China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular