²©²ÊÍøÕ¾

Mobil Bensin Bisa Punah, Peneliti Korea Ciptakan Penggantinya

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
02 March 2024 21:40
Kondisi Lalu lintas (lalin) di ruas Jalan Perumpung, Jakarta Timur ke arah ke Tebet yang terpantau padat saat diguyur hujan, Rabu, 31/1. Kemacetan terjadi akibat padatnya volume kendaraan. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Kondisi Lalu lintas (lalin) di ruas Jalan Perumpung, Jakarta Timur ke arah ke Tebet yang terpantau padat saat diguyur hujan, Rabu, 31/1. Kemacetan terjadi akibat padatnya volume kendaraan. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Era mobil berbahan bakar minyak (BBM) atau energi fossil terancam berakhir, setelah sekelompok peneliti asal Korea Selatan menemukan cara membuat mobil listrik bisa melaju hingga 1.000 kilometer hanya dalam sekali pengisian baterai.

Jarak tempuh yang masih minim untuk sekali pengisian baterai memang saat ini menjadi kelemahan dari mobil listrik eksisting diiringi dengan proses pengisian baterainya yang memakan waktu lama. Ini membuat masyarakat masih cenderung menggunakan kendaraan berbasis BBM.

Namun, permasalahan itu kini telah diakomodir oleh penelitian para ahli dari Pohang University of Science and Technology di Korea Selatan. Fokus penelitian mereka, sebagaimana diterbitkan di jurnal Advance Science adalah material silikon dalam pembuatan baterai.

Silikon banyak diteliti untuk digunakan dalam pembuatan baterai karena tersedia melimpah berbagai belahan dunia. Namun, silikon juga punya karakter yang membuatnya bermasalah.

Ukuran elemen silikon bisa bertambah besar hingga tiga kali saat dicas, kemudian menyusut kembali. Karena itu, kebanyakan penelitian mencoba membuat baterai dengan material silikon berbentuk partikel nano yang ukurannya sangat kecil.

Permasalahannya, ongkos untuk memproduksi partikel nano sangat mahal dan prosesnya sangat kompleks.

Peneliti dari Pohang punya pendekatannya yang berbeda. Mereka justru menggunakan partikel silikon berkurang 1.000 kali lebih besar, yaitu dalam skala mikro. Elemen ukuran ini lebih mudah dan murah untuk diproduksi dengan densitas energi yang lebih lega.

Peneliti kemudian mencari solusi dari masalah kembang-kempis partikel silikon. Mereka menggunakan gel polimer elektrolit yang bentuknya berubah ketika elemen silikon berubah bentuk. Gel ini kemudian diikat secara kimia dengan radiasi lewat tembakan elektron. Hasilnya, adalah ikatan yang stabil meskipun partikel silikon kembang-kempis.

Bahkan, kestabilan baterai silikon buatan para peneliti setara dengan baterai lithium-ion standar, dengan densitas energi 40 persen lebih besar.

"Kami menggunakan anoda mikro-silikon, hasilnya tetap baterai yang stabil. Riset ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai lithium-ion densitas-energi-tinggi," kata Park Soojin dari Pohang University.

Para peneliti menyatakan baterai rancangan mereka bisa dengan mudah diaplikasikan.


(fab/fab) Next Article Mobil Listrik Xiaomi Meluncur 28 Maret, Kaum Mendang-Mending Merapat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular