²©²ÊÍøÕ¾

Ledakan Matahari Paling Dahsyat Terasa di Bumi, NASA Ungkap Dampaknya

Intan Rakhmayanti Dewi, ²©²ÊÍøÕ¾
03 April 2024 08:20
This illustration from NASA shows the Parker Solar Probe spacecraft approaching the sun. Launched in August 2018, the spacecraft will get a gravity assist Wednesday, Oct. 3, 2018, as it passes within 1,500 miles of Venus. The flyby is the first of seven that will draw Parker ever closer to the sun. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)
Foto: Ilustrasi dari NASA menunjukkan pesawat ruang angkasa Parker Solar Probe mendekati matahari. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Satelit mendeteksi jilatan api Matahari besar yang cukup kuat untuk mengionisasi sebagian atmosfer Bumi. Badai Matahari pun terjadi dan dirasakan dampaknya di planet ini.

Para ilmuwan melihat suar yang meletus dari dasar Matahari pada Kamis 28 Maret 2024 menggunakan satelit dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).

Suar tersebut mencapai puncaknya pada pukul 16:56 ET, dan dikategorikan sebagai suar X1.1. Menurut NASA, suar kelas X adalah jenis ledakan paling kuat yang bisa dihasilkan Matahari.

Ledakan tersebut sangat dahsyat hingga mengionisasi bagian atas atmosfer Bumi. Dampaknya bahkan mengakibatkan padamnya radio gelombang pendek di Samudra Pasifik, dikutip dari Live Science, Senin (1/4/2024).

Ledakan Matahari juga disertai dengan semburan plasma yang sangat besar dikenal sebagai coronal mass ejection (CME).

Para ilmuwan NOAA awalnya khawatir CME akan bertabrakan dengan Bumi, sehingga berpotensi mengakibatkan badai geomagnetik yang dapat berdampak pada satelit, komunikasi radio, dan infrastruktur lainnya. Namun, pada Jumat (29 Maret), badan tersebut mengumumkan bahwa ledakan tersebut kemungkinan besar tidak mengenai Bumi.

Suar matahari adalah ledakan besar yang terjadi di permukaan Matahari ketika garis medan magnet yang terpelintir tiba-tiba putus, sehingga memancarkan semburan besar radiasi elektromagnetik.

Peristiwa Matahari ini terjadi setelah suar kelas X "ganda" yang terjadi Senin (25 Maret), memicu badai geomagnetik paling kuat di Bumi dalam enam tahun. Tak hanya itu, peristiwa unik tersebut terdiri dari dua ledakan simultan yang disebut juga dengan jilatan api matahari simpatik.

Banyaknya peristiwa Matahari yang terjadi secara berturut-turut telah membuat para ilmuwan berpikir bahwa Matahari mungkin telah memasuki era ledakan aktivitas puncak, yang dikenal sebagai solar maksimum. Di mana tampaknya fenomena tersebut dimulai setahun lebih awal dari perkiraan perkiraan sebelumnya . Namun, peneliti harus menunggu hingga Matahari "tenang" untuk mengetahui secara pasti.


(dem/dem) Next Article Gerhana Matahari Total Bareng Ledakan Hebat, BMKG Ungkap Dampak di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular