²©²ÊÍøÕ¾

Dolar Tembus Rp 16.200, Samsung-Oppo-Erajaya Bicara Harga HP

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
19 April 2024 09:40
Samsung Galaxy S24 Ultra. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Samsung Galaxy S24 Ultra. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sejumlah pelaku industri smartphone angkat bicara mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama beberapa hari terakhir. Bahkan pada Rabu, dolar tembus Rp 16.250 pada perdagangan Rabu (17/4/2024).

Fenomena ini akan berdampak pada kenaikan harga di sejumlah komoditas. Kemungkinan juga pada harga ponsel, karena banyak komponennya yang diimpor dari luar negeri dan membuatnya jauh lebih mahal.

Head of Corporate Communications Erajaya Group, Djunadi Satrio menjelaskan pihaknya terus memantau perkembangan dan dinamika ekonomi makro dan mikro. Selain itu mengevaluasi dampak pelemahan rupiah pada bisnis Erajaya Group.

"Saat ini masih terlalu dini untuk berkomentar mengenai perubahan nilai tukar mata uang yang dimaksud," kata dia.

Di sisi lain, perwakilan Oppo Indonesia menjelaskan industri memang memiliki kekhawatiran pada nilai tukar rupiah yang melemah. Perusahaan juga akan memantau dan melihat perkembangan terkait hal ini.

"Tentunya OPPO bersama dengan stakeholder di Industri memahami hal ini dan akan bersama-sama untuk memantau dan melihat perkembangan kedepan. Sampai saat ini, depresiasi rupiah belum memberikan dampak apa-apa terhadap OPPO di Indonesia, kami terus berusaha memberikan harga yang terbaik kepada konsumen kami di Indonesia," kata perwakilan OPPO Indonesia melalui pesan singkat.

Harga HP Samsung juga dipastikan masih sama. Bahkan di tengah fenomena tersebut, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics, Verry Octavianus mengatakan promo terus dihadirkan bagi konsumen Samsung.

"Saat ini pun kami ingin memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghadirkan harga terbaik di setiap lini. Hingga saat ini harga smartphone kami masih akan tetap sama dengan saat kami meluncurkannya. Bahkan, kami hadirkan promo-promo menarik yang menarik bagi konsumen setia kami," kata dia.

Sebelumnya, ekonom senior Mari Elka Pangestu mengungkapkan penguatan dolar karena adanya sentimen negatif pelaku pasar keuangan karena memanasnya situasi di Timur Tengah. Ini terjadi setelah Iran menyerang Israel pada hari Sabtu pekan lalu.

"Kejadian di Timur Tengah baru-baru ini dengan serangan Iran ke Israel yang meningkatkan ketidakpastian investor cari aman dan memindahkan dana dari emerging market, bukan hanya Indonesia, sehingga terjadi capital outflow untuk cari aman. Biasanya cari aman itu dolar, harga emas naik dan obligasi atau saham di negara seperti AS," kata Mari dalam program Squawk Box ²©²ÊÍøÕ¾.


(dem/dem) Next Article Siap-Siap Harga HP Bakal Naik, Sudah Ada Jadwalnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular