²©²ÊÍøÕ¾

Mobil Listrik Makin Murah Berkat China, Amerika Kalah Telak

Intan Rakhmayanti, ²©²ÊÍøÕ¾
27 April 2024 11:15
Deretan mobil China terus menggempur pasar otomotif RI. Di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, beberapa mobil China rilis, kebanyakan dari segmen mobil listrik. (²©²ÊÍøÕ¾/Ferry Sandi)
Foto: Deretan mobil China terus menggempur pasar otomotif RI. Di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, beberapa mobil China rilis, kebanyakan dari segmen mobil listrik. (²©²ÊÍøÕ¾/Ferry Sandi)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perebutan pasar mobil listrik China makin ketat. Salah satu faktornya karena konsumen mencari sentuhan kemewahan teknologi yang belum pernah dilihat oleh pembeli mobil di pasar lain.

Merek-merek listrik di Negara Tirai Bambu itu berlomba-lomba untuk mengemas teknologi dan fitur-fitur yang tadinya dianggap premium ke dalam mobil listrik dengan harga murah yang ada di kisaran harga US$20.000, setengah dari harga rata-rata mobil baru di Amerika Serikat di kisaran US$48.000.

Hal ini mewakili tantangan yang semakin besar bagi merek asing di China, termasuk dari pabrikan AS seperti Tesla dan Volkswagen. Menurut para analis, keduanya memiliki kendaraan listrik terlaris di pasar terbesar global.

Tahun lalu, BYD mengejutkan industri otomotif dunia dengan merilis Seagull EV, yang kini dijual dengan harga di bahwa US$10,000 saat pameran otomotif Shanghai. Seagull kini menjadi kendaraan listrik terlaris keempat di China.

Namun produsen mobil lokal lainnya, termasuk perusahaan milik negara telah menutup kesenjangan harga pada kendaraan listrik dengan mematok harga di bawah US$10.000 di pameran mobil Beijing yang dimulai pekan ini.

Pasar mobil China juga dipenuhi dengan kendaraan listrik dan plug-in mulai dari US$20.000 yang masih menggunakan fitur dan teknologi interior yang dulunya mahal.

"Konsumen China, terutama generasi muda menganggap kemewahan teknologi sebagai pertimbangan penting, dan produsen mobil Tiongkok memimpin dalam hal fitur-fitur tersebut," kata Raymond Tsang, mitra Bain & Company yang berbasis di Shanghai, dikutip dari Reuters, Jumat (26/4/2024).

Hal ini, kata dia, sangat berbeda dengan banyak pasar Barat lainnya di mana pembeli mobil secara tradisional masih sangat mementingkan kualitas, keandalan, pengendaraan, dan sistem pengendalian.

Efek China di Barat

Secara historis, merek Amerika dan Eropa dianggap lebih mewah dan berkualitas lebih tinggi dibandingkan merek China. Namun menurut para analis alasan itu kuno dan nilai tersut berubah dengan cepat.

"Halo merek asing hampir menghilang," kata analis McKinsey dalam perkiraan pasar otomotif Tiongkok yang dirilis pada Maret.

"Pemilik mobil tradisional kelas atas di luar negeri sedang bertransformasi menjadi pemilik merek energi baru kelas atas di Tiongkok dalam arus yang hampir satu arah," imbuhnya.

Produsen mobil Jerman tidak tinggal diam. Volkswagen, merek asing terkemuka di China, berencana memberikan apa yang diinginkan konsumen yang paham teknologi di sana.

Mercedes-Benz CEO Ola Kaellenius mengatakan, bahwa tim teknologi digital mereka di China berdedikasi untuk memenuhi selera konsumen muda dan lebih berorientasi teknologi di China.

"Di E-Class baru, Anda bisa bernyanyi karaoke. Mungkin Anda tidak memiliki fitur itu di Jerman. Tapi di sini pelanggan menyukainya," ujarnya.

Ia mengatakan mobil mereka memiliki kemampuan untuk menambahkan fitur-fitur baru melalui pembaruan software melalui udara.


(fab/fab) Next Article Mobil Tesla China Laris Manis, Elon Musk Puyeng

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular