
Penyebab Tesla Ambruk, Nasibnya Sudah di Ujung Tanduk

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tesla dulu merupakan raja mobil listrik dunia. Namun, kejayaannya sepertinya mulai kolaps akibat kencangnya persaingan dengan mobil listrik buatan China dan negara-negara lain.
Pada kuartal kedua (Q2) 2024, pangsa pasar Tesla anjlok menjadi 49,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 59,3%, menurut laporan New York Times, Kamis (11/7/2024).
Penurunan kinerja penjualan Tesla terjadi saat pasar mobil listrik sedang tumbuh pesat. Sepanjang Q2 2024, pertumbuhan mobil listrik secara total naik 11,3% secara tahun-ke-tahun (yoy), menurut firma pemasaran Cox Automotive.
Hal ini bisa diartikan Tesla mulai empot-empotan menghadapi persaingan industri. Jika terus dibiarkan, bukan tak mungkin posisi Tesla sebagai pemimpin pasar mobil listrik akan tergantikan.
Para analis sudah lama memprediksi tren penurunan kinerja Tesla. Apalagi perusahaan juga diterpa masalah internal yang dipicu perilaku CEO Elon Musk yang terpolarisasi.
Menurut laporan baru dari Alliance for Automotive Innovation, warga Amerika Serikat (AS) saat ini memiliki opsi total 113 jenis kendaraan listrik baterai, hibrida plug-in, dan mobil berbahan bakar, sehingga memberi mereka banyak alternatif dibandingkan Tesla.
Di sisi lain, ada empat mobil pickup listrik berbeda yang bersaing dengan Cybertruck milik Tesla, dikutip dari Futurism.
Ramainya pemain di industri mobil listrik juga membuat harga produk tersebut makin terjangkau. Hal ini turut menekan Tesla yang dikenal mematok harga mahal.
Banyak pula laporan soal kecelakaan mobil listrik Tesla. Pelayanan purna jual yang kurang memuaskan, ditambah gimik pemasaran yang dinilai kurang akurat, membuat citra Tesla makin terpuruk.
Kompetisi domestik juga makin kencang. Chevrolet digadang-gadang akan meluncurkan mobil listrik murah dengan harga US$ 35.000 untuk menantang dominasi Tesla.
(fab/fab) Next Article Mobil Listrik Tak Laku, Penjualan Tesla Bikin Kaget
