²©²ÊÍøÕ¾

Pakai Windows 1992, Perusahaan Ini Selamat Kiamat Blue Screen

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
23 July 2024 14:35
United Airlines employees wait by a departures monitor displaying a blue error screen, also known as the “Blue Screen of Death” inside Terminal C in Newark International Airport, after United Airlines and other airlines grounded flights due to a worldwide tech outage caused by an update to CrowdStrike's
Foto: REUTERS/Bing Guan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Salah satu maskapai Amerika Serikat (AS) Southwest Airlines tak terdampak gangguan Microsoft yang terjadi minggu lalu. Kabarnya maskapai tersebut selamat karena menggunakan software jadul.

Beberapa analis industri penerbangan menyebutkan Southwest menggunakan Windows 3.1. Ini merupakan software Windows dari tahun 1992.

"Kami percaya teknologi lama Southwest membuatnya kebal pada masalah yang dialami maskapai lain hari ini," kata analis penerbangan, Helane Becker, dikutip dari SF Gate, Selasa (23/7/2024).

Dari informasi yang disebarkan di media sosial X pada 2022 lalu, Southwest menggunakan platform Windows 95 untuk sebagian besar sistem penjadwalan pilot dan pramugari.

Juru bicara Southwest Airline mengonfirmasi pihaknya memang tidak terdampak selama pemadaman yang disebabkan oleh Crowdstrike. Ini berbeda dari maskapai lain yang harus berhenti beroperasi pada Jumat pekan lalu, seperti Delta Air Lines, American Airlines, dan United Airlines.

Juru bicara Bandara San Fransisco mengatakan puluhan penerbangan ditunda hingga ada yang dibatalkan. Sementara bandara Bay Oakland hanya 10 penerbangan yang batal, yakni tujuh milik Spirit Airlines.

Hingga hari Senin kemarin, para analis mengatakan sejumlah maskapai masih dalam tahap pemulihan. Kemungkinan penundaan dan pembatalan penerbangan masih akan terjadi sepanjang akhir pekan.

Lumpuhnya layanan Microsoft tidak hanya berdampak pada layanan penerbangan. Namun juga pada layanan kesehatan, sistem pembayaran, dan akses layanan Microsoft itu sendiri.

Laporan The Guardian mengatakan masalah itu disebabkan oleh CrowdStrike yang merupakan perusahaan keamanan siber. Terjadi malfungsi pada pembaruan salah satu perangkat luna Falcon Sensor.

"Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah dilakukan. Kami merujuk pelanggan ke portal dukungan untuk pembaruan terbaru dan akan terus memberikan pembaruan yang lengkap dan berkelanjutan di situs web kami," kata CEO CrowdStrike, George Kurtz.


(dem/dem) Next Article Layar Kematian Muncul di Seluruh Dunia, Airport Sampai Bank Lumpuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular