²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Google menyebut Amerika Serikat (AS) sebagai 'negara sensitif'. Penyebutan itu dilakukan oleh divisi Google Maps belum lama ini.

²©²ÊÍøÕ¾ Internasional yang melaporkan hal tersebut, melihat perubahan hal tersebut pada hari Senin lalu waktu setempat. Laporan itu menjelaskan sebutan itu untuk negara bagian dengan pemerintahan yang ketat dan sengketa perbatasan, dikutip Kamis (30/1/2025).

AS masuk dalam 'negara sensitif' bersama dengan Meksiko. Selain itu juga ada sejumlah negara lain, termasuk China, Rusia, Israel, Arab Saudi dan Irak.

Laporan ²©²ÊÍøÕ¾ Internasional yang mengutip korespondensi internal mengatakan label digunakan pula bagi negara dengan geometrik unik atau pelabelan unik.

Menurut juru bicara Google, klasifikasi 'sensitif' adalah konfigurasi teknis pada beberapa label dalam negara tertentu berbeda dengan negara lainnya.

Pilihan Redaksi Alarm Bahaya! AI China DeepSeek Bisa Musnahkan Teknologi Canggih AS iPhone dan HP Android Wajib Instal Aplikasi Pemerintah Modi

Dalam laporan yang sama juga disebutkan perubahan AS jadi negara sensitif terjadi saat Presiden Donald Trump meminta pemerintahannya membuat perubahan nama pada peta resmi dan komunikasi federal. Salah satunya mengganti nama Gulf of Mexico menjadi Gulf of America serta Gunung Denali menjadi Gunung McKinley.

Pihak Google juga telah buka suara soal laporan tersebut. Dalam akun X News from Google, perusahaan mengatakan berita itu sebagai misleading.

Sebutan 'sensitif' berbeda dengan apa yang dituliskan ²©²ÊÍøÕ¾. Perusahaan menggunakannya untuk negara-negara yang memiliki nama resmi berbeda dalam layanan petanya.

"Sensitif hanya digunakan dalam sistem internal kami bagi negara dengan nama resmi berbeda di Maps (seperti nama yang berbeda untuk perairan), hanya itu saja. Ini umum dan mencakup lusinan negara. Menambah AS dan Meksiko tidak berarti apa-apa," jelas Google.

(fab/fab) Next Article Google Bagi-bagi Cuan Rp 1,8 Triliun, Bos Besar Ungkap Syaratnya